Selayang Pandang Hewan Langka di Indonesia
Apa nan mungkin ada di benak Anda ketika membaca kalimat hewan langka di Indonesia ? Dapat jadi pikiran Anda sama dengan pikiran pembaca lain termasuk saya. Hewan langka di Indonesia berarti hewan-hewan nan sudah berada di ambang kepunahan dan semakin sulit ditemukan kecuali di daerah-daerah eksklusif nan menjadi habitatnya atau menjadi loka perlindungannya.
Sayangnya, tak semua manusia nan seharusnya menjadi pelindung para hewan langka ini menyadari bahwasanya hewan langka di Indonesia ini benar-benar harus dilindungi. Tentu masih segar dalam ingatan bagaimana perlakuan beberapa perusahaan minyak sawit di Kalimantan terhadap hewan langka orang utan.
Salah satu hewan langka di Indonesia ini menjadi target kemarahan dan dalih terganggunya bisnis minyak sawit sebab kehadirannya nan sering merusak panen dan pohon sawit. Padahal mereka hanya berusaha mempertahankan hidupnya nan semakin terganggu dan terdesak sebab semakin berkurangnya jumlah hutan dampak pembalakan dan pembukaan huma sawit.
Hewan langka di Indonesia ini diburu dan dibantai tanpa belas kasihan. Bagaimana tidak? Di tengah sulitnya ekonomi, berburu orang utan satu ekornya dihargai 500.000 sampai 1 jutaan. Lain orang utan, lain pula cerita trenggiling. Hewan langka di Indonesia ini juga diburu demi sisik-sisiknya nan latif dan dagingnya nan ditengarai menyembuhkan berbagai penyakit.
Ratusan trenggiling disatukan dalam kandang nan sama sekali tak layak, dibungkus terpal dan plastik ala kadarnya buat kemudian diselundupkan. Akibatnya, puluhan hewan langka di Indonesia ini pun banyak nan wafat sebab lemas dan kepanasan.
Selayang Pandang Hewan Langka di Indonesia
1. Hewan Langka di Indonesia - Orang Utan ( Pongo pygmaeus )
Sebaran salah satu hewan langka di Indonesia ini berpusat di Sumatera dan Malaysia. Orang utan memiliki habitat di hutan-hutan tropis, terutama di wilayah Asia Tenggara. Orang utan memiliki ciri-ciri, yaitu tinggi nan berkisar 1 sampai 1,5 meter dan tubuhnya diselimuti rambut-rambut merah kecoklatan nan agak tebal. Kepala orang utan cukup besar dan mulut khas primata.
Uniknya, orang utan ini banyak memiliki karakter nan khas seperti manusia. Ia memiliki indera peraba, penciuman, perasa, penglihatan, pengecap, dan pendengaran, telapak tangan dan kakinya pun memiliki ruas nan sama jumlahnya dengan manusia. Sebenarnya, keberadaan salah satu hewan langka di Indonesia ini sudah dilindungi oleh UU nomor 5 tahun 1990, yaitu tentang Perlindungan Sumber Daya Alam Hidup beserta Ekosistemnya.
Karena keberadaannya nan dianggap sebagai "hama" bagi keberlangsungan bisnis sawit, orang utan pun populasinya semakin merosot tajam. Dari sekitar 200.000 ekor di tahun 1990-an, saat ini tak lebih dari 4.000 ekor saja di habitat aslinya.
2. Hewan Langka di Indonesia - Badak Bercula Satu ( Rhinoceras sundaicus )
Hewan langka di Indonesia nan lain ialah badak bercula satu. Cula badak nan unik ini berfungsi buat memindahkan lumpur ke loka nan disukainya, menarik tumbuhan nan bisa dimakan, serta digunakan buat membuka jalan nan tertutup bebatuan atau semak.
Sebaran badak ini ialah di daerah nan bersuhu panas, yaitu di kawasan dataran rendah dan hutan tropis seperti di Kalimantan. Badak ini memiliki satu cula, bergigi panjang dan tajam, kulitnya ditumbuhi sedikit bulu nan berwarna abu kecokelatan atau abu-abu pudar.
Yang unik ialah kulit di dekat lehernya nan membentuk seperti pelana, kulit seperti pelana ini berfungsi melindungi tubuh badak. Populasinya di alam bebas sudah semakin sedikit bahkan nyaris tak ada. Sementara itu, salah satu hewan langka di Indonesia ini populasinya mencapai 35 ekor saja di Taman Nasional Ujung Kulon.
3. Hewan Langka di Indonesia - Tapir ( Tapirus indicus )
Salah satu hewan langka di Indonesia nan lain ialah tapir. Dengan karakteristik khasnya nan memiliki bulu berwarna hitam dan putih membuat tapir pandai membuat kamuflase diri. Kamuflase ini berguna buat mengelabui hewan lain nan akan memangsanya. Memiliki belalai pendek lentur nan berfungsi sebagai indera penciumannya dan ekor nan pendek dan gemuk membuat tapir terlihat begitu lucu.
Tapir memiliki kesulitan penglihatan, namun jangan salah. Indera penciuman dan pendengarannya cukup tajam walau dalam jeda nan cukup jauh. Di kaki depan tapir, kukunya ada empat, sedangkan di belakang ada tiga kuku. Populasi tapir saat ini sudah berkurang sebanyak 50% dalam beberapa tahun terakhir, yaitu sekitar 250 ekor saja di alam bebas.
4. Hewan Langka di Indonesia - Harimau Sumatera ( Panthera tigris sumatrae )
Kucing besar pemakan daging ini termasuk salah satu hewan langka di Indonesia nan sangat dilindungi. Karena banyak pemburu mengincar kulitnya nan latif buat dijadikan berbagai hiasan pakaian maupun karpet. Mirisnya lagi, harimau Sumatera merupakan satu-satunya spesies hewan langka di Indonesia dari kelompok harimau nan masih ada.
Hewan langka dengan ciri-ciri kulit belangnya nan lebih tipis dari spesies harimau lain dan memiliki panjang 92 inci dari kepala sampai ke ekor buat spesies jantan serta 78 inci dari kepala ke ekor buat harimau betina ini ialah hewan soliter nan seringnya berburu mangsa di malam hari, sedangkan siang hari dihabiskan buat beristirahat.
Selain itu, salah satu hewan langka di Indonesia ini memiliki rona nan tergelap dibandingkan spesies harimau lainnya. Pola belangnya pun berukuran lebih lebar dan jaraknya cukup rapat. Harimau Sumatera juga sangat pandai berenang sehingga jika hewan mangsanya menceburkan diri ke air, dengan mudah bisa ia kejar. Saat ini populasinya di alam liar hanya sekitar 400 ekor saja.
5. Hewan Langka di Indonesia - Anoa ( Bubalus depressicornis )
Jika dilihat sekilas, hewan langka di Indonesia ini mirip dengan kerbau, hanya saja kulitnya cokelat kehitaman dan ukurannya lebih kecil. Anoa ini sering diburu buat diambil daging, kulit dan tanduknya, akibatnya populasinya terus menurun drastis. Daerah sebaran salah satu hewan langka di Indonesia ini ialah di pulau Sulawesi, bahkan anoa merupakan hewan endemik (khas) dari Sulawesi.
Sebenarnya anoa ada 2 jenis, yaitu anoa dataran rendah dan anoa pegunungan, walaupun berbeda suhu namun kedua jenis anoa ini sama-sama pemalu. Mereka suka bersembunyi dengan tinggal di pedalaman atau hutan nan lebat.
Anoa juga hewan nomaden, mereka suka sekali berpindah-pindah loka tinggal. Uniknya, jika berjumpa pemngsa atau musuhnya ia suka menceburkan diri ke rawa-rawa atau jika tak ada rawa di sekitarnya, anoa akan menggunakan tanduknya nan pendek buat melawan. Sejak tahun 1960-an, populasi anoa terus merosot. Saat ini hanya ada sekitar 4.000 ekor anoa saja nan masih bertahan hidup.
6. Hewan Langka di Indonesia - Elang Jawa ( Spizaetus bartelsi )
Elang jawa ialah salah satu dari hewan langka di Indonesia nan terancam punah. Dengan penampakan fisik nan gagah dan indah, spesies ini banyak diburu buat diperdagangkan secara ilegal. Elang Jawa tinggal di hutan pegunungan terutama daerah peralihan dari dataran rendah ke dataran tinggi nan bersuhu lebih sejuk.
Karakter fisik salah satu hewan langka di Indonesia ini ialah memiliki bulu kecokelatan gelap pada bagian sayap dan punggungnya dan bercorak lebih gelap lagi pada bagian dada serta memiliki garis tebal dengan rona senada pada punggung di bagian perutnya. Sementara itu, ekornya tebal berwarna cokelat bergaris hitam.
Dengan sorot mata nan sangat tajam, paruh nan kuat, dan kepakan sayap membentang kokoh serta kekuatan daya jelajahnya nan tinggi, elang jawa benar-benar menawan. Sayangnya, sebab kegagahannya inilah nan membuatnya disukai para kolektor sehingga perburuannya pun makin marak.
Saat ini diperkirakan populasinya hanya sekitar 500 ekor saja di Pulau Jawa. Oleh sebab itu, melalui KepPres nomor 4 tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, elang Jawa dijadikan perwakilan hewan langka di Indonesia.
Bagaimana cara kita turut andil dalam melestarikan hewan langka di Indonesia? Salah satu cara kita berpartisipasi dalam pelestarian hewan langka di Indonesia ialah dengan menjadi donatur salah satu organisasi pelestarian hewan langka di Indonesia.
Bisa juga dengan terus mengedukasi para pembaca melalui tulisan tentang kampanye pelestarian hewan langka di Indonesia. Hal ini krusial sebagai warisan buat anak cucu kita kelak agar mereka tak hanya tahu hewan langka di Indonesia melalui gambar-gambar saja.