Bakteri Pembusuk pada Makanan Kaleng
Makanan merupakan kebutuhan pokok nan harus kita penuhi. Namun, tak semua bahan makanan nan kita makan terjamin kualitasnya. Bahan makanan nan kita makan kemungkinan mengandung bakteri di dalamnya, khususnya bakteri pembusuk makanan. Artikel ini akan membahas lebih jauh seputar bakteri pembusuk.
Bakteri pembusuk nan membahayakan kesehatan bisa menimbulkan berbagai penyakit nan cukup berbahaya. Penyakit nan paling sering dialami dampak perkembangan bakteri pembusuk di antaranya ialah infeksi makanan dan keracunan makanan.
Infeksi makanan bisa terjadi sebab kita mengkonsumsi makanan nan mengandung organisme hayati nan mampu bersporulasi dalam usus kita, seperti bakteri pembusuk Clostridium perfringens, Vibrio parahaemo lyticus, Salmonella . Sedangkan keracunan makanan disebabkan sebab masuknya bakteri toksin atau racun nan disekresi dalam makanan, seperti Staphylococcus aureus, Clostridium botulinium, Bacillus cereus .
Kiat Membunuh Bakteri Pembusuk
Lalu, bagaimana jika kita bisa terhindar dari bahaya bakteri pembusuk di dalam makanan kita? Ada tiga cara nan bisa kita tempuh buat mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk.
- Pemblasiran. Pemblasiran ialah cara perlakuan panas terhadap bahan makanan dengan cara mencelupkan ke dalam air panas atau memberikan uap panas pada suhu sekitar 82 sampai 93 derajat Celsius. Waktu mencelup antara 1 sampai 11 menit, tergantung dari bahan manakan nan akan dicelup.
- Penyimpanan bahan makanan di dalam lemari pendingin. Jangan menyimpan bahan makanan di lemari pendingin dalam waktu lama. Sebaiknya bahan makanan secepatnya diolah.
- Pematangan bahan makanan pada waktu memasaknya. Sebaiknya makanan nan baru dimasak segera dimakan, jangan menyimpan makanan dalam waktu nan lama, atau memanaskannya sampai berulang. Misalnya, minimal suhu 71 derajat Celsius buat mematangkan telur.
Bakteri Pembusuk pada Makanan
Berikut beberapa bakteri pembusuk nan terdapat dalam bahan makanan kita:
- Salmonella . Bakteri pembusuk jenis Salmonella ada di dalam daging mentah, daging unggas, telur, susu, ikan ,udang, ragi, saus salad, campuran kue, krim, gelatin kering, mentega, kacang dan cokelat.
- Aeromonas sp (A.hydrophila, A.caviae, A.sobria) . Bakteri pembusuk ini terdapat dalam ikan, kerang, daging merah (sapi, babi, kambing), daging unggas.
- Bacillus cereus . Bakteri ini ada dalam bahan makanan daging, susu, sayuran, ikan, saus, puding, sup, pastry , casserole , salad.
- Enterobacteria . Bakteri pembusuk ini banyak di dalam produk susu, kerang mentah, dan sayur-sayuran mentah.
- Listeria monocytogenes . Bakteri ini ada dalam makanan susu mentah, keju, es krim, sayuran mentah, sosis, daging unggas, ikan mentah dan ikan asap.
- Streptococcus spp . Bateri pembusuk ini ada di dalam makanan seperti lobster tim, susu, es krim, telur, daging babi, salad kentang, custard , salad telur, pudding nasi, dan salad udang.
Bakteri Pembusuk pada Makanan Kaleng
Jangan menganggap remeh makanan kaleng. Makanan kaleng juga tidak lepas dari pertumbuhan bakteri pembusuk di dalamnya. Makanan kaleng bisa terkontaminasi oleh bakteri pembusuk sebab aktivitas spora bakteri tahan panas nan tak hancur selama proses sterilisasi.
Bakteri pembusuk nan ada dalam makanan kalengan ialah Clostiridium botulinum, C.pasteurianum, C.thermosaccharolyticum (banyak memproduksi gas hidrogen dan CO2), Bacillus stearothermophillius (mempengaruhi ph makanan kaleng), B.coagulans , dan Byssochlamys fulva . Untuk mengetahui apakah makanan kaleng telah terkontaminasi dengan bakteri, bisa dilihat dari kondisi kerusakan pada kaleng, yaitu:
- Flipper . Kerusakan nan ditandai dengan permukaan kaleng terlihat datar, tetapi jika salah satu ujung kaleng ditekan, ujung lainnya menjadi cembung.
- Springer . Kerusakan kaleng bisa dilihat pada salah satu ujung kaleng sudah konveks permanen. Jika ditekan, konveks akan bergerak ke arah berlawanan.
- Soft swell . Kerusakan bisa dilihat pada kedua ujung kaleng sudah cembung, tetapi belum terlalu keras sehingga masih dapat sedikit ditekan ke dalam.
- Hard swell . Kerusakan sebab kedua ujung permukaan kaleng konveks dan sangat keras sehingga ibu jari tak dapat menekan ke dalam.
- Flat sour . Kerusakan bisa dilihat pada permukaan kaleng nan tetap datar, tetapi produk sudah berbau asam nan menusuk.
Bakteri Pembusuk Penyebab Penyakit
- Salmonella . Bakteri pembusuk ini bisa menyebabkan penyakit diare, kram perut, demam 8 sampai 72 jam setelah makan telur, radang sendi, rematik sistemik.
- Aeromonas sp (A.hydrophila, A.caviae, A.sobria ). Bakteri pembusuk ini bisa menyebabkan penyakit pada saluran pencernaan, infeksi bakteri di dalam genre darah, tumor ganas, infeksi menyeluruh pada seluruh tubuh, mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
- Bacillus cereus . Bakteri pembusuk jenis ini bisa menyebabkan penyakit diare berair, kram perut, dan rasa sakit mulai terjadi 6 sampai 15 jam setelah konsumsi makanan nan terkontaminasi bakteri.
- Enterobacteria . Bakteri pembusuk ini bisa menyebabkan penyakit gastroenteritis akut (mual, muntah, demam, sakit perut), diare berair kronis, disentri.
- Listeria monocytogenes . Bisa menyebabkan penyakit infeksi pada genre darah, radang selaput otak, radang otak, infeksi kandungan pada leher rahim.
- Streptococcus spp . Bisa menyebabkan penyakit infeksi tenggorokan, demam, infeksi dalam genre darah, infeksi pada tonsil.
Bakteri Pembusuk pada Produk Hasil Perikanan
Adanya bakteri pembusuk dalam produk-produk hasil perikanan ternyata banyak menyebabkan kerugian. Salah satu karena busuknya hasil perikanan ialah adanya aktivitas bakteri pembusuk. Bakteri pembusuk ini sudah ada saat ikan masih hidup, tetapi aktivitas bakteri pembusuk ini baru terdeteksi ketika ikan dipanen atau ditangkap. Bakteri pembusuk penyebab busuknya hasil perikanan antara lain Pseudomonas, Achromobacter, Flavobacterium, Coryneform dan Micrococcus .
Kurang lebih 20 persen produk perikanan tak dapat dimanfaatkan sebab sudah busuk. Berbagai macam cara sudah dilakukan buat menghambat aktivitas bakteri pembusuk nan ada dalam produk perikanan. Aktivitas bakteri pembusuk dapat dicegah dengan mengendalikan kondisi lingkungan loka bakteri pembusuk. Selain itu, penurunan suhu dan kelembaban, penurunan Aw, dan pengaturan komposisi udara juga mampu menghambat aktivitas bekteri pembusuk.
Pemakaian suhu rendah sukses mengatasi gangguan bakteri pembusuk, sama halnya juga dengan teknik radiasi. Tapi, kedua teknik ini sulit dilakukan di masyarakat sebab memerlukan teknologi serta biaya besar. sementara itu, panambahan suhu, penambahan senyawa kimia tertentu, dan penurunan pH atau dehidrasi, mampu membunuh bakteri pembusuk.
Pemakaian bahan kimia nan diberikan selama ini buat menghambat aktivitas bakteri pembusuk, ternyata sudah menimbulkan imbas negatif sehingga pemakaiannya mulai berkurang. Cara lain buat mangatasi bakteri pembusuk yaitu memakai bakteri antagonis. Bakteri ini mempunyai sifat nan berlwanan dengan bakteri pembusuk. Bakteri berlawanan sering dianggap sebagai bakteri menguntungkan sebab mampu menghambat bahkan menghentikan aktivitas bakteri pembusuk nan sangat merugikan.
Bakteri Pembusuk pada Makanan Berprotein
Bakteri pembusuk nan terdapat pada makanan berprotein di antaranya ialah genus pseudomonas, proteus, mikrococcus, dan stapylococcus .
1. Bakteri Pembusuk - Pseudomonas
Bakteri nan termasuk genus pseudomonas ini ialah bakteri gram negatif berupa batang kecil, mampu bergerak, mempunyai flagella polar tunggal, dan memiliki tipe metabolisme dengan sifat oksidatif. Bakteri pembusuk ini ialah penyebab berbagai macam kerusakan bahan makanan. Bakteri ini mampu memproduksi enzim nan bisa memecah komponen lemak ataupun komponen protein dari bahan pangan sehingga mengeluarkan bau busuk serta mengeluarkan lendir.
2. Bakteri Pembusuk - Proteus
Bakteri nan termasuk dalam genus proteus ialah bakteri gram negatif, tak berspora, memiliki bentuk seperti batang kecil, dan bersifat anaerob fakultatif. Dalam kondisi aerobik, bakteri pembusuk ini mengoksidasi asam amino atau bersifat proteolotik. Bakteri pembusuk ini mengakibatkan kerusakan pada bahan makanan nan mengandung protein.