Pemenang dan Mendali Olimpiade
Olimpiade merupakan ajang kompetisi olahraga nan diikuti hampir seluruh negara nan ada di global ini. Dalam perhelatan Olimpiade, banyak cabang olahraga nan diselenggarakan, di antaranya sepak bola, basket, atletik, renang, bulu tangkis, dan cabang olahraga lainnya. Dalam sejarah Olimpiade , pesta olahraga terbesar di global ini digelar 4 tahun sekali. Tuan rumah penyelenggara Olimpiade pun berbeda-beda. Pemilihan tuan rumah dipilih sinkron anggaran Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Sebenarnya, Olimpiade terbagi menjadi 2, yaitu Olimpiade Musim Panas dan Olimpiade Musim Dingin. Olimpiade Musim Panas menyelenggarakan cabang olahraga musim panas, seperti sepak bola, atletik, dan lain sebagainya. Sementara itu, Olimpiade Musim Dingin menyelenggarakan cabang olahraga Musim Dingin, di antaranya ski atau seluncur es. Namun, penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin ini hanya diikuti sedikit negara sebab negara nan berada di bagian ekuator tak mengalami musim dingin.
Menurut sejarah, awalnya Olimpiade hanya dilaksanakan di Yunani sebab cikal bakal Olimpiade lahir di negeri 1000 dewa itu. Sampai tahun 393 Masehi, Olimpiade Antik dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Namun, pada 1896, seorang berkebangsaan Perancis bernama Pierre Fredy Baron de Coubertin menghidupkan kembali ajang Olimpiade. Awal Olimpiade Modern dimulai saat 1894 dilakukan kongres di Paris.
Kongres tersebut menghasilkan kesepakatan buat mendirikan Komiter Olimpiade Internasional (IOC). Pada kongres tersebut, Yunani ditunjuk sebagai tuan rumah Olimpiade Modern pertama pada 1896. Mulai dari itu, sampai sekarang Olimpiade diselenggarakan dalam kurun 4 tahun sekali, kecuali pada masa Perang Global II .
Sejarah Olimpiade Modern
Olimpiade Modern nan diselenggarakan di bawah naungan IOC pertama kali dilaksanakan di Athena, Yunani pada 1896. Olimpiade Modern pertama ini diikuti sebanyak 14 negara dengan total atlet 241 orang nan berlaga dalam 43 cabang olahraga. Pada penyelenggaraan Olimpiade Modern pertama di Yunani ini, Pemerintah Yunani dibantu oleh seorang pengusaha dalam hal pendanaan sebab saat itu Yunani sedang mengalami krisis keuangan.
Pengusaha nan membantu itu ialah George Averoff. George Averoff bersedia membiayai renovasi stadion dalam rangka persiapan Olimpiade. Pemerintah Yunani pun menyediakan dana dengan cara penjualan tiket Olimpiade dan perangko nan bertemakan Olimpiade Athena.
Mayoritas atlet nan berpartisipasi dalam Olimpiade Athena 1896 ini berasal dari Yunani, Jerman, Perancis, dan Britania Raya. Pada saat Olimpiade Athena 1896 itu, wanita dilarang buat ikut berpartisipasi. Hal itu dinyatakan oleh pihak penyelenggara sebab wanita dianggap tak praktis, tak menarik, dan tak tepat. Dalam Olimpiade modern pertama itu, diperkirakan sebanyak 80.000 penonton hadir menyaksikan perhelatan Olimpiade Athena, termasuk Raja George I dari Yunani.
Sebelum Olimpiade Athena 1896 digelar, Yunani sedang mengalami masalah keuangan. Selain itu, Yunani pun dinilai kurang berpengalaman dalam menyelenggarakan event internasional. Namun pada akhirnya, Yunani sukses mempersiapkan segala sesuatu nan berhubungan dengan Olimpiade tepat pada waktunya. Pada masanya, Olimpiade Athena 1896 ini merupakan ajang terbesar buat acara olahraga. Dan akhirnya, Olimpiade Athena 1896 ini berhasil dilaksanakan.
Setelah Olimpiade Modern pertama berhasil dilaksanakan, perhelatan Olimpiade selanjutnya pun terus dilakukan meski banyak hal nan harus diperbaiki, mulai dari fasilitas dan keikutsertaan atlet dalam cabang olaharaga. Pada olimpiade pertama di Yunani, jumlah atlet nan berpartisipasi hanya 241 atlet dari 14 negara. Seiring perkembangan Olimpiade, pesta olahraga terbesar di global ini pun semakin pesat. Buktinya, pada Olimpide 2012 nan berlangsung di London, Inggris, jumlah atlet nan ikut lebih dari 10.500 dari 204 negara partisipan.
Selain itu, selama Olimpiade dilaksanakan, para atlet dan ofisial tim ditempatkan di suatu loka spesifik nan dinamakan kampung atau desa Olimpiade. Pembentukan desa Olimpiade ini dimaksudkan buat menjadi sebuah lokasi berdikari buat semua peserta Olimpiade.
Simbol, Motto, dan Maskot Olimpiade
Olimpiade indentik denga obor atau barah Olimpiade. Barah Olimpiade ini diambil langsung dari Olympia, Yunani. Pengambilan barah Olimpiade ini dilakukan dengan cara upacara ritual nan mencerminkan budaya Yunani Kuno. Barah Olimpiade sudah menjadi bagian dari pesta olahraga terbesar di global ini sejak 1928. Dalam upacara pengambilan barah Olimpiade, seorang rahib wanita nan bertindak sebagai imam membakar obor dengan cara menepatkan obor di dalam cermin parabola nan memiliki fokus terhadap matahari.
Selanjutnya, rahib wanita itu menyalakan obor dan menyerahkan obor Olimpiade kepada pelari estafet pertama. Pembawaan obor Olimpiade secara estafet mengelilingi global dan berakhir di stadion tuan rumah penyelenggara Olimpiade ini dimulai saat Olimpiade Berlin pada 1936.
Simbol Olimpiade lainnya, yaitu sebuah bendera nan bergambar lima cincin berwarna. Lima cincin pada bendera Olimpiade ini menggambarkan 5 benua nan ada di global ini, yaitu Amerika, Eropa, Asia, Afrika, dan Australia. Negara nan berada di 5 benua itu merupakan peserta Olimpiade. Cincin nan saling berkaitan ini berwarna hitam, biru, kuning, hijau, dan merah dengan latar belakang bendera berwarna putih.
Bendera Olimpiade ini diluncurkan pada 1914, tapi baru dikibarkan pertama kali pada Olimpiade Antwerpen di Belgia pada 1920. Selanjutnya, bendera Olimpiade selalu berkibar dalam perhelatan Olimpide. Selain simbol, Olimpiade pun memiliki motto. Motto Olimpiade ialah “Citius, Altius, Fortius”. Motto itu berasal dari bahasa Latin. “Citius, Altius, Fortius” dalam bahasa Inggrisnya berarti “ Faster, Higher, Stronger” atau dalam bahasa Indonesia berarti “Lebih Cepat, Lebih Tinggi, Lebih Kuat”.
Selain simbol dan motto, Olimpiade pun memiliki maskot. Maskot Olimpiade biasanya berupa binatang atau sosok manusia nan mewakili warisan kebudayaan tuan rumah penyelenggara Olimpiade. Maskot Olimpiade pertama kali diperkenalkan pada 1968. Pemilihan maskot menjadi nilai lebih bagi tuan rumah sebab bisa mempromosikan bukti diri negara penyelenggara Olimpiade.
Pemenang dan Mendali Olimpiade
Atlet nan sukses menjadi pemenang akan mendapatkan mendali. Kampiun 1 mendapatkan mendali emas, kampiun 2 mendapatkan mendali perak, dan kampiun 3 mendapatkan mendali perunggu. Awalnya, mendali emas terbuat dari emas asli. Emas orisinil diberikan hingga Olimpiade Stockholm pada 1912. Setelah itu, mendali emas terbuat perak nan dilapisai emas hingga sekarang.
Pada Olimpiade pertama di Athena, hanya 2 mendali nan diberikan, yaitu mendali perak dan mendali perunggu. Sementara itu, pemberian 3 mendali (emas, perak, dan perunggu) dilakukan pada Olimpiade St. Louis 1904. Selanjutnya, sejak Olimpiade 1948, peringkat keempat, kelima, an keenam memperoleh sertifikat. Pada Olimpiade 2004 di Athena, penerima mendali emas, perak, dan perunggu pun mendapatkan rangkaian kembang zaitun nan dikalungkan.
Dari sekian banyak atlet nan mengikuti perhelatan Olimpiade, ada beberapa atlet nan sukses mengukir prestasi dengan mencatatkan mendali paling banyak diraih selama keikutsertaannya dalam ajang Olimpiade. Sekarang ini, atlet nan mendapatkan predikat sebagai atlet paling banyak meraih mendali ialah Michael Phelps dari Amerika Serikat.
Michael Phelps sukses meraih mendali emas sebanyak 18 mendali, 2 perak, dan 2 perunggu. Torehan itu dilakukan atlet renag asal Amerika Perkumpulan ini dalam periode 2004 hingga 2012 atau dalam 3 perhelatan Olimpiade, yaitu Olimpiade Athena (2004), Olimpiade Beijing (2004), dan Olimpiade London (2012).Sementara itu, dalam kategori negara nan sukses meraih mendalai paling banyak dalam ajang Olimpiade ialah Amerika Serikat. Negara adidaya ini sukses mengumpulkan emas sebanyak 1061 mendali, 852 perak, dan 739 perunggu. Hasil itu diperoleh Amerika Perkumpulan dalam 47 Olimpiade nan diikuti oleh Amerika Serikat.
Itulah klarifikasi mengenai sejarah Olimpiade. Semoga klarifikasi nan telah disampaikan bisa bermanfaat bagi pembaca.