Goro-goro
Sebuah karya seni nan menampilkan ciptaan wayang dengan memakai boneka kayu sebagai objeknya ialah karya seni wayang golek. Masyarakat pasundanlah nan menghasilkan ciptaan karya seni berupa wayang golek ini. Jadi jangan heran apabila bahasa sunda ialah bahasa nan dipakai pada saat pagelaran wayang tersebut. Tokoh wayang golek nan ada pada karya seni ini sama saja dengan pagelaran wayang nan lainnya
Yang menjadi dominan di pagelaran rakyat wayang golek ini ialah melengkapi kebutuhan material maupun spiritual nan keduanya adala keperluan nan sangat relevan dalam kehidupan masyarakat disekitar lingkungannya. Contohnya Anda dapat lihat pada acara nan diselenggarakan di sekitar lingkungan kita mulai dari acara pernikahan, acara hajatan atau pesta, acara khitanan apapun acaranya mungkin masih ada nan memakai wayang golek sebagai pengisi atau hiburan dalam acara tersebut
Untuk masalah asal usul mengenai wayang golek baik secara lisan maupun tulisan tak ada fakta nan jelas buat mengetahui sejarah dari wayang golek sendiri. Wayang kulit ialah awal karya seni nan tercipta lalu barulah ada wayang golek. Jadi antara wayang kulit dan wayang golek tak bisa dipisahkan bila dilihat dari perkembangannya.
Ada wayang golek nan terbuat dari kayu terdapat di suci dan wayang tersebut dapat ditampilkan pada waktu siang hari. Bersamaan dengan ituawal abad ke-16 pada tahun 1988 Ismunandar mengatakan bahwa Sunan dari suci telah membangun wayang purwo nan berjumlah 70 buah diiringi dengan musik dari gamelan Salendro dan disertai dengan cerita menak. Wayah ini dipentaskan pada waktu siang hari. Biasanya wayang niscaya membutuhkan kelir namun pada wayang purwo ini tidak. Wayang purwo ini bentuknya hampir mirip dengan kayu nan dibuat boneka
Tokoh Punakawan
Dalam wayang golek terdapat wayang dengan tokoh punakawan ialah nan membedakan dan menjadi cirri khas bila dibandingkan dengan tokoh pewayangan nan lainnya. Dalam hal penyebutan nama wayang golek dalam pagelarannya. Para tokoh wayang golek nan termasuk tokoh punakawan diantaranya, Gareng dan dawala, Cepot alias sastrajingga dan ada juga Semar Badranaya.
Seni pagelaran wayang nan ada sejak zaman kerajaan Padjajaran ialah wayang golek
Sinden ialah penemuan terbaru nan dikembangkan sinkron dengan perkembangannya zaman sekitar tahun 1920 an. Tidak hanya itu gamelan salendro nan berasal dari sunda juga melengkapi pagelaran wayang golek ini
Gamelan Salendro ini terdiri dari seperangkat boning, peking satu buah, kenong seperangkat, boning rincik satu unit, kendang nan seperangkat, rebab, gambang, kulanter, kempul dan goong.
Cerita dalam Wayang Golek
Pada zaman dahulu cerita wayang golek itu mengambil dari cerita Mahabarata dan Ramayana namun bila di lihat pada masa sekarang ceritanya tak terkait dengan kedua cerita tersebut. Perbedaan makna nan di pilih saat ini ialah bertema Indonesia. Isi nan terkandung dalam wayang golek tersebut biasanya beberapa nasihat . kalau pada masa kerajaan Padjajaran pagelaran wayang golek ini berfungsi bukan hanya sebagai hiburan saja melainkan ritual kepercayaan
Kisah nan ada pada Mahabarata juga Ramayana merupakan sumber nan paling primer di dalam pagelaran wayang golek. Tokoh wayang nan ada dalam wayang golek itu sama dengan tokoh wayang nan ada lainnya nan terdapat di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta dan juga terdapat di bali. Yang membedakan dari wayang-wayang tersebut hanya pada saat pemanggilan nama-nama saat pagelarannya saja.
Dunia pewayangan nan menjadi sentral ialah tokoh punakawan. Wayang golek juga mempunyai tokoh punakawan nan kehadirannya selalu dinanti-nanti oleh para penikmat wayang. Wayang golek tokoh punakawan akan keluar pada sat sesi goro-goro nan ada pada sebuah pagelaran. Tokoh punakawan ini ialah pengasuh dan pembantu dari pandawa lima. Punakawan ini memiliki sifat nan sangat setia.
Goro-goro
Semar Badranaya ialah tokoh dari wayah golek nan tampilnya pada sesi goro-goro. Anda tahu goro-goro itu apa? Goro-goro adalahsesi dimana ceritanya itu penuh dengan banyolan juga lelucon tapi juga ada nasihatnya. Jadi tokoh nan paling cocok dalam mengidsi pertunjukan pada sesi goro-goro yaitu semar. Dalam ceritanya Semar Badranaya juga merupakan salah satu anggota dari dewa barata Ismaya.
Semar Badranaya telah menikah dengan wanita nan bernama Sutiragen. Suratigen merupakan anak dari Raja Sekarnumbe. Pasangan suami istri Semar Badranaya dengan Sutiragen telah dikaruniai tiga orang anak. Semar dan Suratigen memberi nama buat anaknya yaitu semar, cepot, gareng dan dawala. Semar ialah penjelmaan dari Dewa Bantara, maka semar mempunyai keluarga juga di khayangan / syurga / sawarga maniloka.
Semar telah mempunyai anak di Sawarga Maniloka nan bernama Batara Surya atau dewa matahari. tokoh wayang golek nan paling sakti ialah Semar Badranaya bila dibandingkan dari semua tokoh wayang golek. karakteristik khas berkulit hitam Semar Badranaya.
Warna kulit buah manggis atau buah manggu nan telah hitamadalah pelukisan dari rona kulit semar, nan dimaknai rona hitam ini berarti telah matang. Dengan begitu maksudnya kedewasaan telah tercapai dengan baik dalam mental maupun dalam pemikiran.
Cerminan hati nan putih, kudus dan higienis digambarkan pada muka atau paras semar nan berwarna putih. Cerminan dari hati semar adalah dari wajahnya. Hati nan dimiliki semar sangatlah baik. Tidak ada sifat-sifat jelek nan ada pada hati semar.
Cepot ialah contoh lainnya dari tokoh wayang, anak Semar nan pertama nan selalu cenderung lebih sering membanyol dan terkesan sangat humoris. Cepot dipakai oleh dalang sebagai media dalam penyampaian segala nasihat nan baik nan disampaikan kepada para masyarakat
Dawala merupakan tokoh dari wayang golek nan selanjutnya, Cepot selalu ditemani oleh dawala setiap dia pergi. Daw2ala sangat dekat dengan cepot. Ada lagi nan namanya gareng dia ialah adik ketiga dari semar.
Cepot
Salah satu Wayang golek nan ada dalam karakter pagelaran wayang Sunda itu ialah cepot. Dalam pagelaran wayang cepot juga bertindak sebagai tokoh punakawan. Anak semar salh satunya itu ialah cepot. Karakter cepot itu lucu, humoris, easy going sangat dkat dengan keluarganya baik dengan orang tuanya maupun dengan saudara-saudaranya.
Hal lucu dalam pagelaran pewayangan ada dalam tokoh wayang golek cepot nan satu ini dan dalam tindakannya Cepot ialah tokoh wayang penuh canda slapstick, banyak dilakukan bersama dengan berlawanan nya wayang golek karakter. Tokoh wayang cepot ini memiliki paras nan tampan: Astrajingga, cepot bukan hanya wajahnya nan rupawan tapi hatinya nan sangat baik dan rendah hati. Asep sunandar ialah dalang nan paling lekat dalam pagelaran wayang dengan tokoh cepot dalam kesenian masyarakat sunda.
Jenis-jenis Wayang Golek
Wayang golek itu ada 3 macam, yaitu: wayang golek cepak, wayang golek purwa, dan wayang golek modern. Yang terkenal di Cirebon ialah Wayang golek papak (cepak) dengan ceritera babad dan legenda serta menggunakan bahasa Cirebon.
Wayang golek spesifik membawakan cerita Mahabharata dan Ramayana dengan pengantar bahasa Sunda ialah wayang golek purwa. Wayang golek modern nan disertai dengan trik-trikseperti wayang purwa (ceritanya tentang Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam pementasannya menggunakan listrik . Kehidupan nan modern menjadi dampak dari pembuatan trik-trik tersebut buat menyesuaikan pertunjukan wayang golek. R.U. Partasuanda ialah nan merintis wayang golekdan dikembangkan oleh Asep Sunandar tahun 1970--1980.
Nilai Budaya
Suatu kesenian nan bukan hanya menonjolkan nolai estetikanya, tetapi meliputi juga semua nilai-nilai nan berkembang dalam lingkup masyarakat sekitar. Para artis menjaga nilai-nilai tersebut dengan cara selalu mempergunakan etika dalang pada saat pagelaran wayang tersebut
Nah sekarang kita lebih mengenal tentang tokoh wayang golek kan. Dan Wayang golek ceritanya seru