Menulis Buku - Hmm... Dikirim ke Mana Ya?

Menulis Buku - Hmm... Dikirim ke Mana Ya?

“Tolong ajari saya menulis dong!”

Sering sekali orang berkata begitu pada penulis. Mereka minta diajari menulis, namun mereka juga selalu mengeluh tak dapat menulis dikarenakan sibuk. Sibuk kerja, sibuk mengurus anak, sibuk bisnis dan lain-lain. jadi, berapa banyak orang nan sungguh-sungguh ingin menulis dibandingkan nan hanya berkata “ajari saya menulis dong”.

Menulis bisa dilakukan dalam majemuk jenis tulisan, mulai dari menulis buku, artikel, makalah, skripsi, warta dan jenis menulis lainnya. Sebenarnya kemampuan menulis dimiliki oleh setiap orang. Namun, kemampuan menulis harus diasah dan dilatih secara rutin. Jika kita tak membiasakannya, maka menulis akan menjadi aktivitas sulit dan memberikan tekanan pada diri. Begitupula aktivitas di luar menulis juga akan mengalami hal nan sama. Menulis setiap kesempatan juga bisa membantu memunculkan semangat menulis kita.

Bagi para penulis nan telah menunjukkan kemampuan menulisnya, ternyata memiliki latar belakang dimulai dari kebiasaan. Misalnya penulis buku , mereka menulis buku dengan perbendaharaan pengetahuan, surat keterangan serta kata dengan latar belakang sebagai berikut, penulis tersebut mulai dari kecil terbiasa buat membaca buku dengan jadwal tersendiri. Mereka senantiasa memunculkan semangat dalam diri buat membaca buku ataupun surat keterangan lainnya.

Hal itulah nan menjadikan seorang penulis memiliki kemampuan menulis buku dan menulis lainnya dalam beberapa saat. Namun bagi para pemula nan hendak menulis, kadang mereka membutuhkan waktu lebih lama dari nan sudah terbiasa. Itulah kemampuan menulis. Prinsipnya, jika terus dibiasakan dan membaca dengan rutini referensi, maka kemampuan menulis akan semakin lebih baik.

Menulis buku juga termasuk hal nan tak bisa diremehkan begitu saja. Meski aktivitas menulis kadang mendapat cibiran, tapi hasil dari menulis akan banyak membantu orang lain dan diri penulis dalam menambah pengetahuan dan ilmu. Buku sebagai sumber bacaan nan sangat dekat dengan setiap orang, kini membutuhkan kreativitas nan lebih baik. Alasannya sebab semakin cangggih teknologi, maka sumber bacaan tak harus berasal dari buku saja.

Namun demikian, sumber bacaan bisa diperoleh dari mana saja. Adanya buku akan membantu para pembaca memperoleh informasi lebih nyaman sebab model penyajiannya berurutan dan dikumpulkan jadi satu. Jadi, jasa dari penulis buku dalam menulis buku harus senantiasa dihargai dengan sebenarnya.



Inspirasi Menulis Buku dan Kerja Keras

Untuk menulis memang diperlukan inspirasi, namun dibandingkan itu semua, nan paling dibutuhkan ialah kerja keras. Berapa banyak orang nan memiliki ide-ide brilian buat menulis buku mandeg hanya pada wacana saja. Kerja keras seorang penulis buku menempati posisi nan luar biasa. Mereka mengumpulkan berbagai surat keterangan dan kosakata nan dimilikinya buat sebuah buku. Apabila mereka ingin menuliskan lebih dari satu buku, maka kita bisa menghitungnya sendiri.

Ketika mereka memulai kata pertama, insipirasi mereka terbang entah ke mana, dan kemudian menyerah sebab hambatan kehilangan mood . Akhirnya “ si mood ” nan tak salah apa-apa dijadikan kambing hitam buat kemalasan menulis. Hal tersebut sering terjadi pada beberapa penulis pemula ataupun nan telah banyak pengalaman. Menulis buku ataupun jenis tulisan lainnya membutuhkan konsentrasi nan lebih daripada aktivitas lainnya. Mengatasi mood yang ada pada setiap diri manusia, biasanya membutuhkan kedisiplinan dan refresh sejenak tanpa adanya tekanan dari menulis.

Menulis tak hanya memerlukan inspirasi, namun juga kerja keras. Apa Anda mau bekerja keras dan berkomitmen menulis sepuluh halaman sehari, apapun nan terjadi? Bila Anda sudah berkomitmen seperti itu dan membunuh kemalasan Anda, Anda akan terperangah sendiri. Dalam sepuluh hari, Anda sudah membuat seratus halaman tulisan. Hal tersebut juga bisa membantu Anda mengatasi mood yang menjadi salah satu kendala.



Menulis Buku - Pelan-pelan Saja dan Perhatikan Editan Naskah

Menulis sepanjang sepuluh atau dua puluh halaman sih oke saja. Tapi, apa jadinya kalau Anda harus menulis 200 halaman. Mula-mula Anda bersemangat, pikiran Anda bermain-main dengan khayalan ini dan itu. Halaman 50 pun terlewati dengan selamat. Namun, ketika melangkah di halaman 75, Anda mulai gelisah. Menulis memang sebuah perjuangan bagi penulisnya. Segala upaya dilakukan dengan buat menyelesaikan sasaran menulis nan telah di deadline kan.

Kesal sebab tulisan terasa lama selesai, lalu memikirkan jalan buat pangkas kompas, cari penyelesaian agar cepat kelar. Tulisan jadi terburu-buru, cerita tak matang dan akhirnya cerita nan Anda untuk seolah dikejar-kejar gorila. Tulisan nan sudah dibangun latif di awal, mulai keteteran dan asal-asalan. Hal tersebut merupakan pengaruh negatif dari kurangnya manajemen diri seorang penulis. Jika diantara kita termasuk penulis pemula, maka kita harus berlatih manajemen diri sehingga tulisan kita terhindar dari hal tersebut.

Hati-hati, jangan terburu nafsu dalam menulis. Tuturkan dengan pelan-pelan saja. Tetap pertahankan kinerja. Kalau Anda terbiasa disiplin tiap hari menulis, hambatan terburu-buru itu akan hilang. Bahkan, deadline pun dapat Anda hajar sampai mental ke bulan. Seperti halnya aktivitas nan lain dalam menjalani kehidupan Anda sehari-hari. Semuanya membutuhkan kekontinyuan dan berupaya menghindari langkah terburu-buru.

Jika Anda termasuk orang nan memiliki ide lebih baik ketika terhimpit waktu, maka sebaiknya jangan dibiarkan saja. Alangkah baiknya Anda merubah Norma tersebut sebelum menjadi Norma rutin nan tak bisa dirubah. Apalagi nan Anda tulis ialah buku, maka kekontinyuan, konsisten serta komitmen harus terus dijaga hingga buku tersebut selesai sinkron sasaran penyelesaian.

Setelah lelah membuat sebuah naskah, jangan buru-buru dikirimkan pada penerbit. Anda harus pastikan dengan baik karya Anda mendekati sempurna. Endapkan dulu selama seminggu, lalu baca ulang. Anda akan tercengang sebab banyak sekali stigma di sana-sini. Perbaiki naskah tersebut, sebab Anda ialah pembaca pertama sekaligus editor pertama bagi karya Anda sendiri.

Menjadi pembaca sekaligus editor pertama bagi karya Anda sendiri termasuk hal nan menarik dan krusial dilakukan oleh setiap penulis, utamanya nan menulis buku . Seperti uraian di atas, hal tersebut sangat bermanfaat bagi setiap penulis buat mengatasi penolakan dari penerbit juga. Setiap penerbit mengharapkan hal nan paripurna sinkron dengan kebutuhan konsumen dengan karakter beragam. Jadi, wajar jika menulis apapun itu jenis tulisan Anda, maka Anda sebagai pembaca dan editor dalam waktu bersamaan buat karya Anda.



Menulis Buku - Hmm... Dikirim ke Mana Ya?

Akhirnya dengan inspirasi, kerja keras, ketelatenan dan ketelitian dari seorang penulis, sebuah karya tulisan berupa naskah buku ataupun jenis tulisan lain dihasilkan oleh seorang ataupun beberapa orang penulis. Proses menulis naskah selesai, kini giliran buat menjadikannya sebuah buku. Tulisan nan Anda untuk beribu-ribu kata itu tak akan ada artinya bila tak ada nan membaca. Maka diperlukan susunan nan rapih dan proses tersendiri buat menjadikannya sebuah bahan bacaan berupa buku.

Pada termin ini, Anda harus berkonsultasi dengan penerbit. Penerbit akan membantu Anda juga, utamanya dalam hal mengedit tulisan Anda. Biasanya sebuah penerbit akan ada editor baik sedikit ataupun banyak jumlahnya, mereka akan memberikan masukan terhadap karya Anda. Apakah karya nan Anda untuk dengan susah payah itu sukses menjadi buku, atau Anda harus berjuang lagi mencoba pada penerbit lainnya.

Jika Anda mengalami hal diluar planning Anda, maka seharusnya Anda sudah memiliki planning kedua, ketiga dan seterusnya pada saat sebelum menghadap penerbit pertama. Itulah wujud dari seorang penulis buku, selain menjadi seorang penulis, mereka juga menjadi seorang manajer atau peran lainnya. Semua nan Anda lakukan membutuhkan tips agar mendapatkan kesuksesan.

Adapun kunci ketika berhadapan dengan penerbit adalah, buka mata dan pikiran. Editor ialah pembaca kedua. Mereka akan memberi masukan pada karya Anda. Sisanya, Anda tinggal bersabar dan menunggu. Jangan lelah mengulang proses terakhir, sebab nantinya niscaya akan ada penerbit nan berminat pada karya Anda.

Demikian beberapa hal nan menarik buat bagi kita ketika mendapat dorongan menulis buku. Jika menulis sebuah buku terasa masih berat, maka sebagai latihannya kita bisa menulis secara rutin kegiatan hayati sehari-hari di sebuah buku diary pribadi atau mulai membiasakan diri membaca majemuk referensi. Semoga tulisan ini pun juga bisa mendorong Anda buat bisa menulis buku dengan penuh semangat.

Jadi, Ayo, menulis buku!!



Kaya dari Menulis Buku

Siapa nan tak mau kaya di global ini? Tentu semua orang ingin menjadi kaya dan sukses. Banyak jalan nan dapat ditempuh buat menjadi kaya. Tetapi hayati akan lebih berarti bila kekayaan kita peroleh secara halal.

Apalagi kekayaan nan kita peroleh juga dapat memberikan kekayaan kepada orang lain. Salah satu cara menjadi kaya dan membuat orang lain kaya ialah menulis buku. Pembaca buku kita akan menjadi kaya ilmu dan pengetahuan dari apa nan kita tulis.



Menulis Buku Tidaklah Sulit

Menulis buku tidaklah sulit, Semua orang pun niscaya dapat menulis. Anda dapat menulis apa saja sinkron dengan bidang dan latar belakang Anda. Anda dapat menulis pengalaman, cerita, berbagi ilmu bahkan guyonan pun dapat Anda tulis. Yang penting, jangan mudah putus harapan dan tetap semangat. Nikmatilah proses dalam menulis, dan pastinya tak ada nan sia-sia dari setiap usaha nan Anda lakukan.

Untuk mulai menulis, tentu Anda perlu modal. Anda dapat menulis dengan mesin ketik, atau dengan komputer. Namun jangan kecil hati jika Anda tak memiliki kedua alat tersebut. Dengan kapital secarik kertas dan pensil, Anda juga dapat menghasilkan tulisan-tulisan nan bagus. Yang krusial di sini ialah bagaimana Anda memulai langkah awal menjadi seorang penulis.



Langkah Menulis Buku

Beberapa langkah awal nan dapat Anda lakukan tersebut adalah:

  1. Mulailah sekarang atau tak sama sekali. Untuk menjadi seorang penulis, perlu komitmen nan kuat. Impian menjadi penulis tak akan terwujud jika hanya sebatas impian. Mulailah menulis sekarang juga, menulis apa saja. Cara termudah buat memulai ialah menulislah sinkron dengan apa nan Anda ketahui. Anda dapat juga menceritakan sesuatu nan Anda alami atau Anda lihat dalam tulisan.

  2. Menulislah setiap hari. Aturlah jadwal buat menulis setiap hari, baik itu pagi hari, siang, maupun malam sebelum Anda tidur. Dengan membiasakan menulis setiap hari, kemampuan Anda akan terus terasah secara maksimal.

  3. Mendulang informasi dengan membaca. Menulis tak akan pernah terlepas dari kegiatan membaca. Dengan membaca tulisan orang lain akan membuka wawasan Anda dan juga kosa kata Anda. Pada akhirnya perbendaharaan kata dan teknik menulis Anda akan semakin sempurna. Sejalan dengan itu, Anda akan semakin dekat dengan tangga kesuksesan.

  4. Pasang target, capai sasaran tersebut. Langkah berikut nan harus Anda lakukan ialah memiliki sasaran nan jelas. Setelah Anda lancar menulis, cobalah tilik majalah dan buku-buku nan sedang beredar sekarang ini. Ambil salah satu penerbit nan cocok dengan gaya dan isi tulisan Anda. Lalu buatlah sasaran buat mengirimkan naskah ke penerbit tersebut.

  5. Jangan putus harapan dalam penolakan. Kalau tulisan Anda ditolak penerbit, jangan langsung putus asa. Ingatlah bahwa bukan Anda saja nan menerima penolakan seperti ini. Semua penulis di global ini niscaya pernah mengalami hal nan sama. Bahkan ada nan sampai menerima ratusan penolakan sebelum akhirnya menjadi penulis terkenal.

  6. Biasanya penerbit akan mengirimkan kembali naskah nan ditolak beserta catatan-catatan penting. Pelajarilah naskah nan ditolak dan catatan penerbit itu. Setelah itu, perbaikilah naskah Anda dan kirim kembali. Kalau Anda tak yakin, Anda dapat kirimkan ke penerbit lain.

Jika langkah-langkah di atas sudah Anda lakukan, pasti menulis buku tidaklah sulit. Yang terpenting harus Anda ketahui ialah apa tujuan Anda menulis buku. Menjadi kaya dari menulis buku dimulai dari satu langkah mudah. Ambil pulpen dan kertas, mulailah menulis.