Catatan Modern Atlantis

Catatan Modern Atlantis

Keberadaan Kota Atlantis nan sering disebut-sebut tampaknya masih akan menjadi rahasia bagi sebagian besar masyarakat dunia. Nama Atlantis mencuat ketika Plato menyebutnya dalam buku Timaeus dan Critias puluhan abad nan lalu.



Atlantis Menurut Plato

Dalam buku tersebut, Plato menyebutkan bahwa letak Atlantis berada dekat dengan pilar-pilar Herkules. Pilar-pilar Herkules ialah loka nan biasa digunakan sebagai pintu masuk menuju Selat Gibraltar.

Disebutkan kembali dalam buku Plato, bahwa daerah Atlantis tenggelam di Samudera Atlantis dalam waktu sehari semalam saja pada 9500 tahun sebelum Masehi. Pada saat itu dituliskan bahwa Kota Atlantis tenggelam setelah gagal menyerang Yunani.

Ternyata judul buku nan ditulis Plato, Critias dan Timeaus adalah nama tokoh-tokoh bersejarah. Dalam buku tersebut Plato menuliskan empat tokoh, dua tokoh merupakan politikus, yaitu Critias dan Hermocrates dan dua lainnya ialah filsuf, yaitu Socrates dan Timeaus. Dari keempat tokoh nan dituliskan, hanya Critias nan berbicara mengenai atlantis.

Dalam bukunya, Timeaus, Plato berkisah bahwa di Selat Mainstay Haigelesi ada sebuah pulau nan sangat besar. Seluruh daratannya dikelilingi samudera, nama pulau itu ialah Atlantis. Kerajaan Atlantis nan besar berencana buat menyerang Athena, namun tiba-tiba gempa dan banjir mengguncang Atlantis, akibatnya Pulau Atlantis nan besar dan mempunyai peradaban nan tinggi itu tenggelam ke dasar samudera hanya dalam semalam.

Dan dalam bukunya, Critias , Plato menyebutkan sejarah nan akan memberikan contoh paripurna ialah sejarah mengenai Kota Atlantis. Plato kembali menyebutkan dalam bukunya, bahwa penyerangan nan dilakukan oleh Atlantis terhadap Athena disebabkan sebab sifat tamak nan dimiliki oleh warga Atlantis nan tak ingin tersaingi oleh warga Athena. Masih menurut buku karya Plato, dijelaskan bahwa wilayah Atlantis dikuasai oleh Poseidon.

Dijelaskan juga dalam buku Plato, bahwa kehidupan warga Atlantis sangatlah sejahtera. Mereka memiliki kekayaan bahan tambang, seperti emas dan berbagai batuan mulia lainnya. Kota tersebut juga memiliki peradaban nan lebih maju dibandingkan wilayah nan lain.



Catatan Modern Atlantis

Kisah mengenai Kota Atlantis nan sulit ditemukan kebenarannya, oleh sebagian orang dianggap sebagai ilustrasi teori politik Plato. Cerita nan dituliskan Plato dalam bukunya mengenai Kota Atlantis ternyata banyak memberikan inspirasi bagi penulis-penulis zaman Renaissance, seperti Francis Bacon nan terkenal dengan judul bukunya, The New Atlantis .

Di dalam bukunya ini, yaitu menjadi sebuah novel, menyebutkan bahwa komunitas Utopia nan disebut sebagai Bensalem terletak di pantai barat Amerika. Di dalam novel ini menceritakan tentang sejarah Atlantis nan menggambarkan karakter nan mirip dengan catatan Plato. Di sini, Bacon tak terlalu jelas menyebutkan daerahnya, apakah Amerika Utara atau Amerika Selatan.

Selain itu, novel the Chronology of The Ancient Kingdoms Amended ( Kronologi Kerajaan Antik Berkembang) karya Isaac Newton tahun 1782, menceritakan tentang berbagai macam interaksi mitologi dengan Atlantis.

Sekitar pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, nan dimuali oleh Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, kemudian ada Edward Herbert Thompson dan Augustus Le Plongeon, berpendapat bahwa Atlantis itu berhubungan dengan peradaban Maya dan Aztek.

Ignatius L. Donnelly, pada tahun 1882, mempulikasikan karyanya nan berjudul Atlantis: The Antediluvian World . Karyanya ini menarik banyak orang buat mengetahui Atlantis. Dengan serius, dia mengambil catatannya Plato mengenai Atlantis dan mneyatakan bahwa semua peradaban antik bisa diketahui sebab peradaban itu berasal dari kebudayaan Neolitik.

Kemudian, pada akhir abad ke-19, cerita-cerita mengenai Atlantis digabungkan dari budaya Mu dan Lemuria. Di dalam buku Helena Blavatsky, Nenek Konvoi era Baru, nan berjudul The Secret Doctrine , menyebutkan bahwa bangsa Atlantis ialah pahlawan budaya dan Akar Ras ke-4, nan kemudian diteruskan oleh Ras Arya. Hal tersebut bertolak belakang dengan Plato nan menyebutkan bahwa Atlantis ialah masalah militer.

Rudolf Steiner kemudian menulis sebuah evolusi budaya Mu dan Atlantis. Tahun 1923, Edgar Cayce pertama kali menyebutkan Atlantis dan kemudian menjelaskan bahwa lokasi Atlantis terletak di Karibia.

Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa Atlantis ialah peradaban antik nan jaya sebab memiliki kapal dan pesawat tempur nan menggunakan energi dalam bentuk kristal energi misterius, serta telah tenggelam. Edgar juga memprediksikan bahwa sebagian dari wilayah Atlantis akan naik ke permukaan pada tahun 1968 atau tahun 1969.

Dr. J Manson Valentine menemukan Jalan Bimini nan merupakan formasi batu tenggelam nan terlihat seperti jalan di sebelah utara Kepulauan Bimini Utara. Jalan ini ditemukan pada tahun 1968 dan diklaim sebagai bukti dari peradaban nan hilang dan masih diteliti ini.

Tahun 250 SM, sebelum era Eratosthenes, penulis Yunani menyatakan bahwa lokasi pilar-pilar Herkules itu berada di Selat Sisilia, tapi belum ada bukti nan kuat buat membuktikan hal tersebut.

Pada tahun 430 SM, Herodotus menyatakan bahwa ekspedisi Finisi telah berlayar mengitari Afrika atas perintah Firaun Necho. Kemudian berlayar ke selatan Bahari Merah dan Samudra Hindia, serta bagian utara Atlantik. Setelah itu, masuk kembali ke Bahari Tengah melalui Pilar Herkules.

Dari pernyataan tersebut dideskripsikan bahwa Afrika barat bahari sebagai Pilar Herkules dan ia melokasikan Pilar Herkules tersebut dengan tepat sampai saat ini. Menurut Eratosthenes, kepercayaan mengenai Pilar Herkules nan diletakkan di Selat Sisilia telah dikutip di dalam beberapa teori Atlantis.

Dalam karya-karya sastra modern pun, cerita mengenai daerah Atlantis masih sering dijadikan bahan pembuatan karya-karya fiksi ilmiah. Beberapa pakar juga beramai-ramai mengumpulkan hipotesa mengenai letak Kota Atlantis sesungguhnya. Mereka memulainya dengan mencocokkan ciri-ciri nan disebutkan Plato dengan ciri-ciri beberapa negara di dunia. Seperti Pulau Sisilia, Siprus, Malta, dan Indonesia.

Ciri-ciri Negara Indonesia memang sedikit banyak sama persis dengan ciri-ciri nan disebutkan Plato dalam bukunya. Disebutkan bahwa Kerajaan Atlantis dikelilingi oleh samudera dan lautan.Pengakuan nan paling fenomenal mengenai hal ini datang dari seorang ilmuwan Brazil nan mengatakan bahwa daratan Atlantis nan sangat terkenal itu ialah Indonesia di masa kini.

Ciri-ciri nan dimiliki Negara Indonesia lebih identik dengan Kota Atlantis dibandingkan dengan beberapa negara nan diperkirakan sebelumnya. Keidentikan Negara Indonesia dengan Atlantis menurut beberapa pakar bisa dilihat dari sistem irigasi, adanya mammoth atau gajah, terdapatnya buah-buahan tropis seperti kelapa dan nanas, serta kekayaan bahan tambang nan dimiliki Negara Indonesia.

Pernyataan para pakar nan menyatakan bahwa Kota Atlantis ialah Indonesia sampai kini masih dipertanyakan kebenarannya. Apakah sahih Kota Atlantis ialah Indonesia Sekarang?

Penelitian tentang Atlantis masih terus dilakukan oleh sejumlah peneliti. Satu tim peneliti Amerika meneliti tentang lenyapnya Atlantis. Mereka sukses menemukan metropolis antik legendaris tersebut di lapisan lumpur wilayah Spanyol selatan. Mereka menyebutkan bahwa kota nan hilang tersebut lenyap sebab tersapu oleh tsunami pada ribuan tahun lalu.

Profesor di Universitaa of Hartford, Connecticut, Richard Freund, ialah pemimpin penelitian tersebut dan menegaskan bahwa kekuatan nan menyelapkan kota tersebut ialah tsunami nan sangat besar.

Tim tersebut buat memecahkan rahasia kota nan hilang tersebut menggunakan sebuah foto satelit nan ditempatkan di daerah nan diprediksikan sebagai lokasi Atlantis, yaitu di utara Cadiz, Spanyol.

Para peneliti tersebut konfiden bahwa kota nan terendam di lapisan lumpur rawa-raw Dona Ana Park itu ialah Atlantis sebab didasarkan atas ciri-cirinya nan memiliki bentuk nan berdominan multi cincin.

Pada tahun 2009 dan 2010, sebelumnya tim arkeolog dan pakar geologi menggunakan kombinasi radar kedalaman tanah, pemetaan digital, dan teknologi bawah air buat melakukan survei pada loka tersebut.

Hasil dari inovasi tim Freund di wilayah tengan Spanyol tersebut ialah berupa serangkaian kota peringatan nan dibangun berdasarkan ciri-ciri Atlantis oleh kaum pengungsi nan sebelumnya hancur sebab hantaman tsunami. Kemudian warga Atlantis nan selamat tersebut melarikan diri ke daerah pedalaman dan membangun kota nan baru di loka evakuasi mereka.

Sampai sekarang penelitian mengenai Atlantis masih dilakukan. Akan tetapi, kebenaran tentang letak kota nan hilang tersebut masih menjadi teka-teki manusia. Apakah di negara Indonesia ini, juga kita tak bisa memastikannya.

Demikian informasi nan bisa diberikan mengenai Kota Atlantis sebagai kota nan hilang. Semoga informasi nan diberikan tersebut bisa bermanfaat dan menambah wawasan Anda mengenai Atlantis.