Mpok Nori nan Seharusnya Dihargai

Mpok Nori nan Seharusnya Dihargai

Masyarakat Indonesia mana nan tak mengenal sosok salah satu wanita perkasa ini, Mpok Nori?! Kalaupun ada, rasanya jumlahnya tak terlalu banyak. Atau reaksi seperti “Masa gak tau Mpok Nori ? Hayati di mana emang?” niscaya akan melucur dari bibir ketika mendapati ada seseorang nan asing dengan sosok ini.

Pertanyaan tersebut tentu bersifat retoris, dalam artian tak mengharapkan jawaban. Dengan kata lain, seolah mengatakan bahwa “Mpok Nori itu terkenal di Indonesia, sangat keterlalun kalau kamu tak mengetahui bahkan tak pernah mendengar namanya.” Benarkah Mpok Nori seterkenal itu? Sehingga suatu “kenistaan” jika mendengar namanya saja tak pernah.

Faktanya, Mpok Nori memang ialah legenda global hiburan tanah air. Namanya merupakan agunan hiburan, kekonyolan nan natural dan benar-benar mampu membuat urat-urat tegang menjadi kendur. Mampu membuat muka nan ditekuk kembali rapi. Indonesia butuh lebih banyak orang-orang seperti Mpok Nori.

Benar saja bahwa ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia sudah sangat jauh memikirkan segalanya. Pernah terlintas di benak Anda, mengapa orang-orang seperti Mpok Nori diciptakan? Mengapa di global ini sine qua non orang nan seolah selalu terlihat bahagia? Bahkan dapat menularkan kebahagiaannya kepada orang lain? Mungkin pernah, dan mungkin Anda juga sudah menemukan jawabannya.

Saling melengkapi ialah jawaban dari semua pertanyaan di atas. Bahwa Mpok Nori melengkapi hayati mereka nan kurang tertawa dalam hidupnya. Bahwa Mpok Nori merupakan salah satu manusia nan diciptakan Tuhan buat membantu mereka nan tengah kalut dengan hidupnya. Secara tak langsung, Mpok Nori sesungguhnya diamanati tugas sebagai “penebar suasana santai.”

Berlebihan? Rasanya tidak. Karena faktanya, Mpok Nori memang demikian. Dengan segala sifat, watak lucu nan secara natural dimilikinya, Mpok Nori cukup banyak menularkan aura kenyamanan di tengah segala rutinitas nan ampuh membuat stres. Banyolan khas mpok-mpok ialah senjatanya. Tidak ada nan dapat melarikan diri dari senjatanya tersebut.

Lebih jauh dilihat, bahwa Mpok Nori dan mereka nan hayati buat menebarkan tawa pada semua orang ialah seolah sebagai citra bahwa hayati itu ya seperti itu. Ada sedih, diwakilkan mereka nan tengah sedih, dan ada senang, diwakilkan oleh mereka nan sepanjang waktu terlihat tanpa beban seperti Mpok Nori ini.

Bahwa akan ada sesuatu nan akan membuat masalah apapun terasa ringan ketika kita menghadapinya dengan senyuman. Coba saja, ketika Anda tengah pusing dengan segala masalah, kemudian menyaksikan lawakan dari Mpok Nori dkk, sedikit banyak hal tersebut niscaya membantu. Kalau Anda tak dapat tersenyum lebar, sebab masalah terlalu berat, setidaknya senyum simpul akan tersungging di bibir Anda.

Di luar konteks masalah nan niscaya juga dimiliki oleh orang-orang seperti Mpok Nori ini, mereka akan tetap hadir dengan segudang candaan. Segudang tingkah konyol dan celetukan-celetukan hebat nan ampuh membuat terbahak. Mereka ialah orang-orang hebat. Tertawa, saat mungkin hatinya tengah lara.



Mpok Nori dan Upaya Mempertahankan Budaya Betawi

Rasanya banyak orang setuju, Anda juga niscaya salah satunya, bahwa hal nan mengingatkan kita terhadap Mpok Nori ialah logat Betawinya nan kental dan teriakannya nan memekakan telinga. Sebenarnya bukan teriak, tapi nada bicaranya nan memang lebih tinggi dibanding lainnya. Terlebih jika orang nan menjadi versus bicara memang sengaja memancing emosi Mpok Nori.

Ketika dalam posisi seperti itu, keunggulan Mpok Nori terlihat. Kekhasannya jelas tampak. Menjadi sesuatu nan membedakan wanita hebat ini dengan pelawak lainnya. Bahwa wanita nan identik dengan lemah lembut, berubah total ketika melihat konduite Mpok Nori ketika “bekerja”.

Nada bicaranya nan tinggi semakin paripurna dengan aksen Betawi nan kental. Masyarakat Betawi memang memiliki logat bicara nan lucu, terkesan apa adanya, ceplas-ceplos dan keras. Jika tak percaya, coba saja perhatikan pelawak lain dari Betawi selain Mpok Nori, seperti Omas bahkan Malih Tong-Tong. Mereka identik dengan nada bicara nan tinggi, bukan?

Logat Betawi nan menjadi identitasnya selama bekerja sebagai entertainment bukan hanya sebatas tuntutan pasar, tuntutan produser, tetapi memang hal tersebut telah menjadi bukti diri orisinil dari Mpok Nori. Bahwa jiwanya ialah Betawi. Apa nan dilakukan di global hiburan dan apa nan disajikan buat membuat orang-orang tertawa, Mpok Nori tak perlu menjadi orang lain. Jiwa Betawi memang inheren erat pada sosok wanita nan satu ini.

Mpok Nori sangat mengupayakan eksistensi budaya Betawi di Indonesia. Upayanya tersebut ditunjukkan pada berdirinya sebuah sanggar tari khas Betawi. Sebuah sanggar tari nan diberi nama Sinorai atau Sinorey.

Di tengah kesibukannya di global hiburan tanah air nan tak mengenal kompromi waktu, Mpok Nori tetap menyempatkan waktu buat mengajar di sanggar nan didirikannya. Selain tari, sanggar milik Mpok Nori juga mengajarkan akting. Sebanyak dua kali dalam seminggu, Mpok Nori menyempatkan hadir buat menengok sanggar miliknya.

Sebagai seorang Betawi, Mpok Nori memiliki rasa tanggung jawab nan besar terhadap keberlangsungan budaya nenek moyangnya. Lawakan nan pertama kali membawanya berkecimpung di global hiburan tanah air juga berasal dari budaya Betawi, yaitu lenong dan tari.

Ya. Berbicara tentang Mpok Nori , mengingatkan kita pada tayangan lenong (lawakan khas Betawi) nan “penampakkannya” sudah mulai jarang. Pada acara hiburan tersebut, logat, pakaian, konflik hingga nama pemain, semuanya serba Betawi. Kelucuan hadir di tengah-tengah pertunjukan tersebut. Kekeh menggelegar dari awal hingga akhir.

Bukan hanya tari khas Betawi dan akting nan didalami Mpok Nori. Percaya atau tidak, di usianya nan sudah terhitung senja, Mpok Nori masih aktif berpencak silat. Wanita ini sering melatih dirinya buat melakukan gerakan-gerakan cukup berbahaya bagi wanita tersebut.

Dedikasinya dalam melestarikan budaya Betawi tak semata buat mendapatkan pujian dari orang-orang sekitar. Mpok Nori melakukan itu atas dasar kecintaanya terhadap budaya aslinya tersebut. Totalitas Mpok Nori dalam melestarikan budaya Betawi tersebut mendatangkan sebuah penghargaan.

Bersama Sutiyoso, Mpok Nori mendapatkan award dari Yayasan Kombet pada 2010 lalu.Yayasan Kombet atau Lawak Betawi mengapresiasi upaya-upaya Mpok Nori buat melestarikan kebudayaan Betawi. Bahwa melestarikan budaya Betawi sejatinya tugas bersama, antara pemerintah dan masyarakatnya sendiri. Penghargaan ini seolah menggambarkan sinergi nan memang sudah harusnya dilakukan oleh masyarakat Betawi dan pemerintahanya.



Mpok Nori nan Seharusnya Dihargai

Upaya nan dilakukan Mpok Nori buat terus melestarikan salah satu budaya milik Indonesia tak dapat dipandang sebelah mata. Bagaimanapun kiprah Mpok Nori di global hiburan, nan kebetulan sebagai pelawak, Mpok Nori tetaplah seorang wanita tua nan harus lebih dihargai dan dihormati. Kelucuan nan dimilikinya tak lantas membolehkan siapapun buat melecehkan wanita hebat ini.

Bahwa semua hal nan berkaitan dengan Mpok Nori, bahkan nan tergolong pelecehan, dianggap sebagai sesuatu nan lucu. Ketika kasus video porno Ariel merebak, beberapa oknum justru membuat itu sebagai lelucon nan dikait-kaitkan dengan Mpok Nori. Paras pelaku wanita nan tak lain Luna Maya diganti dengan paras Mpok Nori. Sungguh sebuah lelucon nan tak cerdas.

Hal nan sederhana sebenarnya, tetapi ini menyangkut tata karma nan syahdan dijunjung tinggi oleh bangsa ini. Di mana tata karma jika hal-hal, tergolong pelecehan (bahkan terhadap orang tua), justru dianggap lucu? Mpok Nori mungkin tak pernah keberatan dengan hal ini, tapi yakin, bahwa selucu apapun Mpok Nori, sebanyak apapun aura kebahagiaan nan dibawa Mpok Nori, wanita ini tetap memiliki hati dan merasakan sedih.