Fenomena Alam nan Lain
Kenyataan halo matahari kerap diikuti dengan majemuk tafsir. Ada nan menilai halo matahari sebagai pertanda akan datangnya bala gempa nan diikuti dengan tsunami. Sebagian orang mengira halo matahari sebagai UFO (unidentified flying object). Namun tidak sedikit nan menikmati kenyataan halo matahari sebagai kejadian alam nan latif dan menakjubkan.
Bagi nan menganggap pertanda bencana, halo matahari membuat waswas dan panik. Sementara bagi nan menilai kehadiran UFO menyisakan kepenasaran, dan bagi nan menilai kejadian alam, mereka takjim menikmati dengan penuh ketakjuban.
Apa Itu Halo Matahari
Sebenarnya, halo matahari merupakan salah satu kenyataan optik. Wujudnya berbentuk cincin nan melingkari sekitar sumber cahaya matahari. Bentuk lingkarannya seperti pelangi. Halo matahari akan tampak jelas saat matahari terik pada waktu siang hari. Kenyataan ini terjadi hasil dari refleksi serta refraksi dari cahaya matahari oleh kristal-kristal es di awan cirrus.
Awan ini berada pada strata atmosfer nan disebut troposfer, sekitar 5-10 km dari permukaan bumi. Biasanya, halo melibatkan putaran radius 22° halo dan sundogs (parhelia).
Selain berbentuk lingkaran penuh dengan bagian pinggir berbingkai rona pelangi, halo matahari juga terjadi dalam lingkaran separuh dengan pusat pada cahaya matahari.
Halo juga kadang-kadang muncul di dekat permukaan bumi. Pada kondisi seperti ini, ada kristal es nan disebut debu berlian. Sebab, saat cuaca sangat dingin, kristal es terbentuk di dekat permukaan dan memantulkan cahaya. Biasanya terjadi selama 30 menit, tergantung kecepatan angin. Ketika cepat, kenyataan itu cepat selesai. Kalau embusan angin stabil, bisa berlangsung lama.
Halo Matahari merupakan kenyataan astronomis dan meteorologis nan biasa. Banyak orang terpesona dengan kenyataan ini sehinga mengamati halo matahari dengan mata telanjang. Padahal mengamati matahari langsung dapat menyebabkan retina terbakar.
Untuk melihat halo, kedua mata harus dilindungi dari pancaran sinar matahari. Jangan terlalu lama. Kalau perlu memakai kacamata hitam atau tiga dimensi, hindari kilauan pada kaca atau cermin.
Fenomena Biasa
Halo matahari ialah suatu kenyataan biasa. Bulatan halo di langit nan terbentuk oleh adanya reaksi optik saat sinar dari matahari dibiaskan menjadi kristal air pada lapisan awan tipis nan disebut cirrus. Jadi kenyataan alam itu hal lumrah, seperti pelangi mengelilingi bulan atau matahari.
Jangan dihubung-hubungkan dengan cuaca, apalagi dengan bala gempa bumi.
Sebab, halo matahari tak terbentuk oleh aktivitas seismik (lempeng bumi). Sementara, tanda-tanda gempa bumi berasal dari dampak aktivitas seismik. Misalnya mobilitas lempeng atau anomali pada ionosfer. Kerana itu, halo tak ada hubungannya dengan gempa bumi.
Fenomena itu sebenarnya tidak jauh beda dengan pelangi di pagi atau sore hari setelah hujan. Lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah cakrawala. Karena partikel uap air nan membelokkan cahaya berkumpul di bawah atmosfer. Di sisi lain, pada pagi atau sore hari matahari pun masih berada pada sudut nan rendah.
Pada posisi nan miring ini, kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih besar. Karenanya, warna-warna nan muncul juga lebih lengkap.
Pada siang hari, saat matahari tegak lurus terhadap Bumi, kemampuan pembelokan cahaya menjadi rendah. Karena itulah rona nan terlihat sangat terbatas. Warnanya tampak gelap sebab pandangan ke arah matahari juga terhalang debu. Kalau pada pagi hari, tampak rona kemerahan.
Tidak mengherankan bila kenyataan halo hanya terlihat pada siang hari, sekitar pukul 12.00-1300. Selain itu, sama seperti pelangi, kenyataan halo hanya dapat disaksikan pada musim hujan.
Berikut ini beberapa loka nan langitnya dihiasi halo matahari
- Bandung dan Jakarta, 27 September 2007
- Sumatera Barat, 30 September 2009 dan 21 Oktober 2010
- Kota Pontianak, Kalimantan Barat, 11 Juni 2010
- Kota Bandung dan Bogor 12 Oktober 2010
- Kota Yogya Selasa, 4 Januari 2011
Begitu banyak kenyataan alam di langit nan dihasilkan oleh sinar matahari. Semua itu memberi kesan nan cukup menakjubkan.
Fenomena Alam nan Lain
Berikut ini beberapa kenyataan matahari selain halo matahari.
• Pelangi
Pelangi ialah spektrum nan disebabkan oleh pembiasan cahaya matahari. Bentuknya melengkung besar. Cahaya matahari nan melewati tetesan air akan membias. Jadi di dalam tetesan air, terdapat rona berbeda. Warna-warna tersebut, memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Kemudian dipantulkan dari sisi nan jauh pada tetesan air. Lalu, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.
Susunan warna-warna pada pelangi ini, merah di paling atas dan ungu di paling bawah. Pelangi hanya bisa dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar.
• Aurora
Fenomena aurora merupakan pancaran cahaya nan menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet. Cahaya tersebut muncul dampak dari adanya hubungan antara medan magnetik planet dan partikel bermuatan nan dipancarkan oleh matahari (angin matahari).
Di bumi, aurora terjadi di sekitar kutub utara dan selatan magnetiknya. Yang terjadi di sebelah utara dinamakan aurora borealis. Karena di Eropa, aurora sering tampak kemerah-merahan. Seolah-olah matahari akan terbit dari arah sana. Kenyataan aurora di sebelah selatan dikenal dengan aurora australis. Sifat-sifatnya sama dengan aurora borealis.
• Gerhana
Saat posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari terjadilah gerhana matahari. Posisi bulan menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari.
Bayangan bulan akan melindungi cahaya matahari sepenuhnya, walaupun ukurannya lebih kecil. Sebab, bulan berjarak rata-rata jeda 384.400 kilometer dari bumi. Jadi lebih dekat dibandingkan matahari dengan jeda rata-rata 149.680.000 kilometer.
Lamanya gerhana matahari tak melebihi 7 menit 40 detik. Ketika itu, orang dilarang melihat ke arah matahari. Lantaran dapat merusak mata secara permanen bahkan mengakibatkan kebutaan.
Ada tiga jenis gerhana matahari. Yaitu gerhana total, gerhana sebagian, dan gerhana cincin. Gerhana total terjadi saat piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Ukuran piringan matahari dan piringan bulan ini berubah-ubah. Tergantung jeda bumi-bulan dan bumi-matahari.
Gerhana sebagian terjadi apabila piringan bulan hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Sedangkan gerhana cincin terjadi apabila piringan bulan hanya menutup sebagian dari piringan Matahari.
• Rona air laut
Warna air bahari tergantung pada bagaimana molekul air menyerap dan memantulkan cahaya matahari.
Cahaya matahari sendiri aslinya berwarna putih. Hanya saja, mengandung banyak warna, yaitu rona pelangi. Ketika warna-warna pelangi ini menerpa lautan, molekul air menyerap sebagian besar rona itu. Kecuali, rona biru nan justru dipantulkan kembali. Karenanya, air bahari tampak biru.
Namun, ada beberapa bagian bahari berwarna cenderung hijau. Terutama di perairan dekat pantai. Rona hijau berasal dari tumbuh-tumbuhan kecil nan disebut fitoplankton.
• Fatamorgana
Fatamorgana merupakan sebuah kenyataan optik nan terjadi di tanah lapang nan luas, seperti padang pasir atau padang es. Fatamorgana biasanya menyerupai danau atau air atau kota. Wujud tersebut, sebenarnya pantulan dari langit melalui udara panas nan berfungsi sebagai cermin.
Demikian artikel mengenai kenyataan halo matahari. Apapun nan terjadi di alam ini menunjukkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Semoga hal itu semakin menatapkan rasa keimanan kita.