Jenis- Jenis Puisi Baru

Jenis- Jenis Puisi Baru

Penulisan puisi pada angkatan balai pustaka masih dipengaruhi oleh puisi lama seperti pantun dan syair, sedangkan angkatan pujangga baru menciptakan puisi baru . Para pencipta puisi baru berusaha melepaskan tradisi-tradisi lama, yaitu menciptakan puisi nan harus terikat barit sajak dan rima.

Selain itu, masih banyak disparitas fundamental nan ada pada puisi lama dan puisi baru. Bentuk- bentuk puisi lama dan baru juga berbeda. Namun, dalam artikel ini hanya akan dipaparkan segala sesuatu tentang puisi baru dan hanya menyinggung sedikit puisi lama sebagai bahan perbandingan. Mari kita intip bersama gambaran di bawah ini.



Pengertian Puisi Baru

Menurut Wikipedia, puisi ialah seni tertulis di mana bahasa digunakan buat kualitas estetiknya buat tambahan, atau selain arti semantiknya. Segi estetik atau keindahannya meliputi penggunaan majas atau gaya bahasa dan rima. Segi semantik atau makna terwujud dalam larik- larik nan padat makna atau bentuk- bentuk nan aneh. Dua hal inilah nan secara tersurat dan bentuk membedakan antara puisi dan prosa.

Dalam bahasa nan lebih sederhana puisi ialah sebuah aktualisasi diri jiwa nan dilukiskan dalam rangkaian kata- kata indah. Bahasa dalam puisi biasanya Kita dapat mengekspresikan sebuah kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, kecewaan atau kekhawatiran kita terhadap sesuatu hal.

Pada perkembangannya puisi dibedakan menjadi tiga, yaitu puisi lama, puisi baru dan puisi kontemporer. Puisi lama ialah sebuah puisi nan terikat pada anggaran bait dan rima. Salah satu contohnya ialah pantun. Pantun ialah salah satu jenis puisi lama nan terdiri atas dua sampiran dan dua isi.

Puisi pada masa ini merupakan jenis puisi nan lahir dalam kurun waktu terakhir dan tak menggunakan anggaran konvensional penulisan puisi. Bahkan bahasa nan digunakan kerapkali kurang santun. Jenis puisi ini tak lagi mengindahkan estetika diksi, rima, dan perlambangan.

Puisi baru ialah puisi bebas nan tak terikat pada anggaran bait dan rima. Jumlah bait atau bunyi rima dan suku kata bisa sinkron dengan apa nan diingankan oleh penyair. Namun, puisi ini masih menonjolkan estetika diksi dan menggunakan perlambangan dan gaya bahasa eksklusif buat menyampaikan sebuah maksud dalam puisi.



Perbedaan Puisi Baru dan Puisi Lama

Puisi lama dan puisi baru memiliki disparitas nan sangat mendasar. Disparitas ini bisa dilihat dari letak keterikatannya. Puisi lama terikat pada beberapa anggaran baku. Anggaran tersebut meliputi jumlah bait dalam satu puisi, jumlah larik/ baris dalam satu bait, jumlah kata atau suku kata dalam satu larik dan rima atau bunyi akhir nan digunakan.

Ciri lain puisi lama ialah disampaikan secara turun temurun sehingga dapat jadi disampaikan secara lisan. Yang kedua, banyak dari puisi lama nan tak diketahui nama pengarangnya atau hanya anonim.

Beberapa bentuk puisi lama ialah mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, syair dan talibun. Salah satu contohnya ialah sebagai berikut.

Jalan- jalan ke kota Malang

Tidak lupa membeli kopyah

Ayo mitra kita sembayang

Agar hayati jauh lebih indah

Puisi baru ialah puisi nan memungkinkan seseorang bebas berekspresi tanpa terikat oleh anggaran standar seperti halnya pada puisi lama. Puisi ini memiliki beberapa ciri seperti memiliki bentuk nan rapi dan simetris, sebagian besar puisi ialah empat baris seuntai, tiap- tiap baris terdiri atas sebuah gatra atau kesatuan sintaksis, dan tiap gatranya terdiri atas dua kata nan sebagian besar terdiri atas 4 sampai 5 suku kata.



Jenis- Jenis Puisi Baru

Puisi ini bisa dibagi menjadi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan isinya, puisi ini bisa dibedakan menjadi tujuh jenis. Berdasarkan bentuknya, puisi bisa dibedakan menjadi delapan jenis. Gambaran lebih lanjut tentang jenis puisi akan dijelaskan secara gamblang di bawah ini.

Berdasarkan isinya, puisi ini bisa dipilah menjadi tujuh, yaitu balada, himne, epigram, ode, romansa, elegi, dan satire. Balada ialah puisi nan berisi kisah atau cerita. Misalnya, karya Sapardi Djoko Damono nan berjudul Balada Matinya Seorang Pemberontak..

Himne ialah puisi nan berisi pujaan terhadap Tuhan, Tanah Air, atau Pahlawan. Namun saat ini sudah berkembang maknanya sebagai sebuah puisi nan dinyanyikan dan berisi pemujaan kepada tuhan.

Epigram ialah puisi ini berisi nasihat dan panduan nan digunakan sebagai tuntunan atau ajaran dalam hidup. Ode ialah puisi nan berisi sanjungan atau pujian kepada orang nan dianggap berjasa. Nada dan gaya bicaranya bersifat resmi sebab sifatnya menyanjung sesuatu nan bersifat pribadi atau umum.

Romansa ialah puisi nan berhubungan dengan luapan perasaan cinta kasih berupa rasa rindu dan kasih sayang. Elegi ialah puisi nan berisi luapan rasa sedih dan ratapan nasib. Bisa berupa kesedihan sebab kematian atau nasib nan sedang tak baik.

Satire ialah puisi nan berisi insinuasi atau kritik nan tajam terhadap suatu kenyataan atau bisa juga terhadap pemimpin nan dianggap tak baik dalam melaksanakan tugasnya.

Berdasarkan isinya, puisi ini terbagi menjadi delapan, yaitu distikon, terzina, kuatrin, kuin, sektet, stanza, oktava, dan soneta. Selanjutnya, dipaparkan berikut ini.

1. Distikton adalah puisi dengan sajak dua baris seuntai. Contohnya ialah sebagai berikut.

    Berkali kita gagal

    Ulangi lagi dan cari akal

    Berkali-kali kita jatuh

    Kembali berdiri jangan mengeluh

    (Or. Mandank)

    2. Terzina ialah puisi dengan sajak tiga baris seuntai. Contohnya ialah sebagai berikut.

      Dalam ribaan senang datang

      Tersenyum bagai kencana

      Mengharum bagai cendana

      Dalam bah’gia cinta tiba melayang

      Bersinar bagai matahari

      Mewarna bagaikan sari

      (Sanusi Pane)

      3. Kuartin adalah puisi dengan sajak empat baris seuntai. Contohnya ialah sebagai berikut

        Mendatang-datang jua

        Kenangan masa lampau

        Menghilang muncul jua

        Yang dulu sinau silau

        Membayang rupa jua

        Adi kanda lama lalu

        Membuat hati jua

        Layu lipu rindu-sendu

        ( A.M. Daeng Myala )

        4. Kuin adalah puisi dengan sajak lima baris seuntai

        5. Sektet adalah puisi dengan sajak enam baris seuntai
        6. Stanza atau Septina ialah puisi dengan sajak tujuh baris seuntai
        7. Oktava adalah puisi dengan sajak delapan baris seuntai
        8. Soneta adalah puisi dengan ialah puisi dengan sajak empat belas baris

          Soneta ialah sajak paling terkenal nan diadaptasi dari puisi-puisi Itali. Bentuk puisi ini dikenalkan oleh Mohammad Yamin dan Roestam Efendi sehingga kedua tokoh ini dikenal sebagai Bapak Soneta.

          Selanjutnya, Soneta terdiri atas 14 baris, nan terbagi atas 3 kuartin nan ditambah 1 distikton atau 2 kuartin dan 2 terzina.



          Contoh puisi baru

          Ngarai Sianok

          Berat himpitan gunung Singgalang
          Atas daratan di bawahnya
          Hinggah rengkah tidak alang-alang
          Ngrai lebar dengan dalangnya

          Bumi runtuh-runtuh juga
          Seperti berabad-abad nan lepas
          Debunya hirap dalam angkasa
          Derumnya lenyap di sawah luas

          Dua penduduk dalam ngarai
          Mencangkul di ladang satu-satu
          Menyabit di sawah bersorak-sorak
          Ramai kerja sejak dahulu

          Bumu runtuh-runtuh jua
          Mereka hayati bergiat terus
          Seperti si Anok dengan rumahnya
          Diam-diam mengalit terus

          Karya Rifai Ali

          ***

          Bukan Beta Bijak Berperi

          Bukan beta bijak berperi
          Pandai menggubah madahan syair,
          Bukan beta budak negeri
          Mesti menurut undangan mair

          Saraf-saraf aku mungkiri
          Untai rangkaian seloka lama
          Beta buang beta singkiri
          Sebab laguku menurut sukma

          Susah sungguh aku sampaikan
          Degup-degupan di dalam kalbu
          Lemah daun lagu dengungan
          Matnya digamat rasain waktu

          Sering aku susah sesaat
          Sebab mudahan tak nak datang
          Sering aku sulit menekat
          Sebab terkurung lukisan mamang

          Bukan beta bijak berperi
          Dapat melemah bingkaian pantun
          Bukan beta berbuat baru
          Hanya mendengar bisikan alun.

          Karya Rustam Efendi

          ***

          Menyesal

          Pagiku hilang sudah melayang
          Hari mudaku sudah pergi
          Kini petang datang membayang
          Batang usiaku sudah tinggi

          Aku lalai di hari pagi
          Beta lengah di masa muda
          Kini hayati meracun hati
          Miskin ilmu, miskin harta

          Ah, apa guna kuselalkan
          Menyesal tua tia berguna
          Hanya menambah luka sukma

          Kepada nan muda kuharapkan
          Atur barisan di pagi hari
          Menuju arah padang bakti

          Karya Ali Hasjmi.

          Berdasarkan uraian di atas bisa disimpulkan bahwa puisi ialah luapan emosi penulis terhadap apa nan dirasakannya. Puisi bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu puisi lama, puisi baru dan kontemporer.

          Selain itu, puisi baru juga dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan jenis dan isinya. Berdasarkan jenisnya bisa dibagi menjadi tujuh dan berdasarkan bentuknya bisa dibagi menjadi delapan. Semoga bermanfaat.