Apakah Berbeda Dengan Fisika Teoritis
Anda pernah belajar fisika, bukan? Tentu saja pernah, saat masih belajar di bangku sekolah. Ternyata, fisika itu termasuk salah satu ilmu nan krusial dipelajari oleh manusia. Karena kehidupan manusia tidak pernah lepas dari kenyataan alam, bahkan isi alam semesta ini. Katakan saja air. Tak seorang pun di global nan tak berhubungan dengan air. Di dalam fisika, air juga dikaji. Bahkan disimpulkan, kajian air tergolong di dalam dua hukum fisika : yaitu hukum pascal dan hukum archimedes.
Tak salah, bila dikatakan bahwa fisika ialah ilmu nan bersifat eksprimental. Karena ia mengamati fenomena-fenomena alam, lalu ditemukan pola dan prinsip nan berkaitan dengan fenoma-fenomena alam tersebut. Sungguh, dengan ilmu fisika eksistensi ilmu-ilmu nan lain menjadi semakin kokoh.
Katakan saja ilmu kimia. Molekul-molekul nan dipelajari dalam ilmu kimia membutuhkan donasi dari ide-ide ilmu fisika. Demikian halnya disiplin ilmu palentologi. Untuk dapat menganalisis bagaimana dinosaurus dapat berjalan, para ahli palentologi juga membutuhkan donasi ide dari ilmu fisika.
Hukum Fisika Dasar
Sejatinya, hukum fisika dasar terbagi kepada tiga:
- Hukum kekekalan Massa. Adalah Antoine Laurent Lavoiser nan menemukan hukum ini. Dalam analisisnya, massa zat-zat sebelum adanya reaksi dengan sesudahnya ialah sama. Makanya, rumus nan digunakan E=m².
Jika demikian, interaksi kekekalan massa dengan hukum kekekalan energi memang sangat berkaitan. Oleh karena itu, selalu dikatakan pertambahan massa nan dialami setiap benda nan berkecepatan tinggi akan bisa diterangkan sebagai pertambahan energi kinetik nan juga memiliki massa; - Hukum Newton. Anda pernah mendengar nama Isaac Newton, bukan? Ya, beliau penemunya. Ia menganalisis tentang gerak. Dalam analisisnya, seperti nan biasa ditemukan dalam buku-buku fisika, hukum newton terbagi kepada dua.
- Hukum Newton I. Hukum ini berbunyi: setiap benda sifatnya ialah tetap diam atau tetap bergerak selama tak ada resultan gaya nan bekerja. Hukum ini selalu dinamai dengan hukum Inersia.
- Hukum Newton II: Hukum ini selalu bernada: resultan gaya nan bekerja pada benda nan bermassa tetap maka ia seukuran/setara dengan hasil kali massa benda dengan percepatannya. Rumusnya selalu dilambangkan dengan ∑F=ma.
- Hukum Termodinamika. Hukum ini pertama kali ditemukan oleh R.H Fowler. Hukum ini membincang masalah transformasi energi ke dalam usaha. Hukum termodinamika terbagi kepada empat hukum: termodinamika nol (dasar), termodinamika satu, termodinimika dua, termodinamika tiga dan termodinamika empat.
Hukum Fisika dengan Global Terapan
Fisika terapan ialah istilah buat penelitian fisika nan menggabungkan "murni" fisika dengan rekayasa. Murni fisika ialah studi tentang sifat dasar fisik materi, dan semua nan berasal dari itu, seperti energi dan gerak. Fisika terapan menggunakan ini baris nan sama penyelidikan buat memecahkan masalah teknologi.
Mungkin mudah buat mengidentifikasi penelitian sebagai "terapan" atau "murni" dalam kasus di mana sebuah pelaksanaan praktis langsung sedang dicari. Misalnya hukum spesifik relativitas Einstein ialah fisika murni, dan merancang teknologi serat optik diterapkan. Disparitas antara keduanya mungkin lebih kabur, namun.
Tentu saja, ada sebuah kontinum dari topik penelitian sepanjang spektrum antara terapan dan murni. Tetapi buat menjadi dianggap diterapkan, penelitian setidaknya harus risi dengan potensi pelaksanaan teknologi atau praktis penelitian mereka, jika tak secara langsung terlibat dalam memecahkan masalah teknik.
Penelitian fisika terapan mungkin bersangkutan dengan mengembangkan instrumentasi buat penelitian ilmiah. Memang, banyak dari instrumentasi nan digunakan oleh para peneliti fisika begitu maju bahwa itu ialah Norma dibangun oleh peneliti sendiri.
Fisikawan energi tinggi misalnya bekerja pada akselerator partikel seperti Organisasi Eropa buat Riset Nuklir (CERN) ialah contoh nan baik dari fisikawan nan membangun instrumentasi mereka sendiri.
Fisika terapan, sebagai disiplin akademis, ialah nisbi inovasi baru dengan sejumlah agak kecil universitas nan memiliki departemen di lapangan. Seringkali, departemen fisika terapan akan menarik fakultas dari departemen fisika dan departemen teknik sebuah universitas.
Adalah generik bagi fakultas buat mengadakan janji bersama di lebih dari satu departemen. Ada tren nan berkembang terhadap penelitian interdisipliner di segala bidang ilmiah, dan tumpang tindih formal teknik dan penelitian fisika dalam bentuk terapan departemen fisika di universitas merupakan gejala dari kesamaan ini.
Ada berbagai macam topik penelitian nan mungkin dianggap fisika terapan. Salah satu contoh ialah pengembangan superkonduktor. Superkonduktor ialah bahan nan akan menghantarkan listrik tanpa perlawanan bawah suhu tertentu. Magnet superkonduktor sangat krusial buat fungsi magnetic resonance imaging (MRI) mesin, akselerator partikel, dan magnetic resonance (NMR) spektrometer nuklir.
Penelitian terhadap sifat fisik dan teori di balik magnet superkonduktor akan sahih dianggap fisika murni. Upaya buat membangun pemugaran superkonduktor, dan buat menemukan pelaksanaan baru buat mereka niscaya dianggap fisika terapan. Lain contoh terkenal dari jenis penelitian meliputi pholtovoltaics dan nanoteknologi.
Apakah Berbeda Dengan Fisika Teoritis
Fisika teoritis ialah cabang dari bidang fisika nan didedikasikan buat memberikan klarifikasi matematika buat banyak peristiwa alam. Sementara hukum ialah teori nan telah dibuktikan. Banyak disiplin ilmu dalam fisika jatuh di bawah payung teori fisika sebab melibatkan desain formula nan mungkin tak bisa diuji secara empiris.
Para peneliti di bidang ini nan merenungkan beberapa masalah nan sangat kompleks dan pertanyaan, seperti bagaimana alam semesta berkembang.
Fisika merupakan cabang menarik dari ilmu sebab sering melibatkan pengembangan teori-teori nan tak bisa diuji dengan model eksperimental, melanggar salah satu prinsip-prinsip dasar dari ilmu pengetahuan empiris.
Peneliti ilmiah biasanya ingin mengembangkan teori, merancang percobaan nan akan menguji teori itu, melakukan percobaan, dan mempublikasikan hasilnya. Dalam fisika teori, peneliti mengembangkan teori, tetapi mereka tak bisa menguji mereka.
Ini memisahkan teori fisika dari fisika eksperimental, di mana para peneliti merancang dan melakukan eksperimen buat mengeksplorasi teori mereka.
Karena teori fisika tak bisa didukung dengan penggunaan percobaan, peneliti mengandalkan alat-alat lain buat menentukan apakah atau tak teori mereka akurat. Teori ini harus bisa secara seksama memprediksi atau menjelaskan kenyataan fisik, misalnya, dan harus didukung oleh pengamatan diketahui. Idealnya, teori juga harus higienis dan rapi, dengan mengacu pada beberapa fisikawan teori nan percaya bahwa klarifikasi nan paling sederhana ialah nan terbaik. Teori juga harus menahan diskusi dan perdebatan nan kuat, dengan fisikawan teoretis terus bertukar ide dan kritik buat meningkatkan bidang mereka dari ilmu.
Beberapa teori di bidang ini telah diterima secara luas dan mereka secara rutin diajarkan di kelas, digunakan dalam penelitian fisika, dan diterapkan dalam industri di seluruh dunia. Penelitian nan dilakukan terhadap teori-teori ini terus sebagai ilmuwan ingin sepenuhnya mengeksplorasi semua aspek fisika teori.
Teori lain telah diusulkan, dan tampak masuk akal, tetapi belum sepenuhnya didukung, atau memerlukan penelitian lebih lanjut, dan teori-teori terbaru dianggap "teori pinggiran" nan membutuhkan lebih banyak eksplorasi, diskusi, dan observasi.
Itulah beberapa dasar hukum fisika nan kerap dipaparkan oleh para fisikawan di dalam buku-buku mereka. Dan, ketiga hukum fisika di atas merupakan hukum-hukum dasar fisika nan harus dikuasai jika Anda ingin menjadi fisikawan.