Kantor Pos Indonesia - Visi, Misi, dan Jargon Pos Indonesia
Kantor Pos Indonesia ialah pusat layanan jasa perposan nan paling tua di Indonesia di bawah pengelolaan Pos Indonesia Persero. Berbagai macam layanan perposan dan pembayaran dapat dilayani di Kantor Pos Indonesia, mulai dari mengirim surat, pembelian materai, kertas segel, pengiriman dan pengambilan uang, pengiriman dan pengambilan paket, pembayaran cicilan beberapa finance dan lain sebagainya.
Sejak dulu, Kantor Pos Indonesia merupakan loka bertransaksi Bank Tabungan Negara. Bahkan seolah-olah Bank BTN ialah bagian dari Pos Indonesia, sekalipun kalau dilihat dari sejarah dari alur nan sama. Untuk memberi pelayanan nan maksimal, Kantor Pos ada sampai ke taraf kelurahan buat daerah perkotaan dan sampai kecamatan buat wilayah nan masih masih sporadis penduduknya.
Seperti perusahaan atau organisasi lain, buat meningkatkan kinerja dan pelayanan di Kantor Pos Indonesia, komisaris dan direksi Pos Indonesia Persero menerapkan sistem Good Corporate Governance . Yang menjadi tujuan dari penerapan Good Corporate Governance di Pos Indonesia Persero, tentu saja ialah bagaimana memaksimalkan nilai perusahaan.
Untuk mencapai tujuan agar perusahaan berdaya saing tinggi, sejak awal bagaimana agar terlaksananya prinsip keterbukaan, bisa dipercaya, akuntabilitas, adil dan bertanggung jawab. Semua ini terjadi dan berlaku di semua lini manajemen dan usaha nan secara langsung akan terlihat penerapannya di setiap Kantor Pos nan merupakan unit paling depan nan berhubungan dengan masyarakat sebagai pengguna jasa perposan ini.
Tujuan kedua nan diharapkan dari diberlakukannya Good Corporate Governance di Pos Indonesia Persero, nan berdampak pula pada kinerja di Kantor Pos Indonesia ialah meningkatkan kontribusi Pos Indonesia dalam menunjang perekonomian Indonesia. Tujuan selanjutnya ialah bagaimana manajemen dan direksi menerapkan sebuah sistem agar kekayaan dan investasi Pos Indonesia Persero ini terus mengalami peningkatan.
Pos Indonesia Persero sebagai satu-satunya perusahaan generik milik negara nan mengelola unit jasa perposan. Bila ditinjau dari struktur organisasinya termasuk lengkap dengan menerapkan struktur organisasi perusahaan modern, yaitu terdiri dari komisaris, komite dibawah komisaris, direksi, sekretaris perusahaan, dan satuan supervisi intern.
Terselenggaranya alur kebijakan sinkron dengan struktur organisasi, akan dapat dilihat sampai di unit terkecil yaitu Kantor Pos, terutama ketika menangani sebuah kasus tertentu. Sehingga sporadis sekali misalnya terjadi kebijakan-kebijakan nan kontroversial terjadi di lingkungan Kantor Pos Indonesia. Hanya saja dalam hal meningkatkan daya saing, terlalu kaku memegang hirarki jabatan sinkron dengan struktur organisasi ini. Hal itu menyebabkan Pos Indonesia kalah bersaing dengan unit usaha homogen nan dikelola oleh perusahaan swasta.
Personil nan duduk sebagai Komisaris Pos Indonesia persero saat ini ialah Daddy Hariadi sebagai Komisaris Primer dan dibandu dengan empat orang Anggota Komisaris antara lain Farid Harianto, Tumpak Hatorangan Panggabean, Harry Z. Soeratin, dan Basuki Yusuf Iskandar. Sementara nan duduk di Komite Audit antara lain Riko Hendrawan, Wilson Tobing, Prihartono, Harry Z. Soeratin, dan Ina Primiana.
Sedangkan nan duduk sebagai direksi, antara lain I Ketut Mardjana sebagai Direktur Utama, kemudian Wakil Direktur Utama, Sukatmo Padmosukarso. Ada lima direktur nan berada di bawah Direktur Primer antara lain Direktur Keuangan dijabat oleh Tapiv Parawansa, Ismanto sebagai Direktur Operasi Surat pos dan Logistik, Entis Sutisna sebagai Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, Budi Setiawan sebagai Direktur Teknologi dan Jasa Keuangan serta Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis nan sekarang ini dijabat Setyo Riyanto.
Kantor Pos Indonesia - Pos Indonesia dari Masa ke Masa
Menelisik sejarah Kantor Pos Indonesia sebagai unit pelayanan terdepan perusahaan jasa perposan ini, sudah ada sejak tanggal 26 Agustus 1746. Kantor Pos pertama didirikan di Batavaia oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda nan saat itu dijabat oleh G. W Baron van Imhoff.
Tujuan pendirian Kantor Pos Indonesia pertama waktu itu ialah buat menjamin bahwa surat-surat masyarakat baik nan berada di Jawa maupun nan berdagang dengan kerabatnya di luar Jawa, benar-benar akan sampai dengan baik. Termasuk juga bila masyarakat pribumi mau berkirim surat kepada keluarga dan kerabatnya nan saat itu ada di negeri Belanda. Sebuah tujuan nan mulia dan tentu saja sangat strategis. Dan kedua hal itu dapat dirasakan sampai sekarang ini.
Empat tahun kemudian, setelah didirikan Kantor Pos Indonesia di Batavia waktu itu, kemudian dibangun juga Kantor Pos Indonesia di Semarang. Adapun rute nan dilalui oleh kendaraan pos waktu ialah Batavia-Karawang-Cirebon-Pekalongan-Semarang dan sebaliknya.
Seiring perkembangan waktu, Pos Indonesia dengan unit usaha Kantor Pos Indonesia nan tersebar di seantero daerah ini, berubah status menjadi Jawatan PTT nan merupakan kependekan dari Pos, Telegraph dan Telephone . Pada saat itu Jawatan PTT ini memang membidangi tak saja pelayanan perposan tapi juga urusan telegraph dan telepon di Indonesia. Pada saat masih berbentuk Jawatan PTT nan dikepalai seorang Kepala Jawatan ini, dalam menjalankan usahanya tak seratus prosen komersial melainkan lebih berat pada usaha pelayanan publik semata.
Dari Jawatan PTT kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Pos Dan Telekomunikasi nan kemudian disingkat menjadi PN Postel. Perubahan status ini juga mulai diiringi dengan sedikit perubahan dari sisi komersialnya sampai dengan tahun 1965 dimana bidang pos dan telekomunikasi mulai menunjukkan perkembangan nan luar biasa.
Maka sejak tahun 1965 ini pula ada pemisahan unit usaha antara telekomunikasi dan pos. Perusahaan nan menangani jasa Telegraph dan Telepon berada di bawah Perusahaan Telegraph dan Telepon nan kemudian disingkat PTT dan layanan perposan menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro atau disingkat dengan nama PN Pos dan Giro dan masyarakat Indonesia lebih sering mengatakannya sebagai Pos dan Giro sampai sekarang.
Kemudian selang tiga belas tahun kemudian, perusahaan negara ini pun berubah lagi menjadi Perusahaan Generik Pos dan Giri atau disingkat Perum Pos dan Giro. Dengan nama ini semakin terlihat tentang pemisahan unit usaha perusahaan nan terkonsentrasi pada urusan perposan baik interaksi di dalam negeri maupun luar negeri. Akhirnya setelah 17 tahun menjadi Perum Pos dan Giro, perusahaan ini sejak Juni 1995 menjadi Perseroan Terbatas Pos Indonesia (Persero).
Sampai dengan 2012 ini Pos Indonesia dalam memberikan layanannya telah menjangkau seluruh kawasan di Indonesia dan didukung dengan 24 ribu titik layanan, terdiri dari 100 prosen seluruh kota dan kabupaten di Indonesia. Hampir mendekati 100 prosen dari seluruh kecamatan nan ada di tanah air. Terdapat 940 lokasi transmigrasi dan sekitar 42 prosen terdapat pusat layanan Pos Indonesia di kelurahan dan desa. Selain itu, Pos Indonesia juga didukung oleh 3700 Pos Online . Tentu saja semua ini dibangun buat semakin memberi layanan cepat dan sempurna.
Kantor Pos Indonesia - Visi, Misi, dan Jargon Pos Indonesia
Pos Indonesia mempunyai sebuah visi. Adapun nan menjadi visi dari Pos Indonesia Persero ini ialah menjadi pemimpin pasar di Indonesia, dengan menyediakan layanan surat pos, paket dan logistik nan handal serta jasa keuangan nan terpercaya.
Sementara itu nan menjadi misi dari Pos Indonesia Persero ini antara lain berkomitmen kepada pelanggan buat menyediakan layanan nan selalu tepat waktu dan nilai terbaik, berkomitmen kepada karyawan buat memberikan iklim kerja nan aman, nyaman dan menghargai kontribusi, berkomitmen kepada pemegang saham buat memberikan hasil usaha nan menguntungkan dan terus berkembang, berkomitmen buat berkontribusi positif kepada masyarakat, dan berkomitmen buat berperilaku transparan dan terpecaya kepada seluruh pemangku kepentingan.
Kantor pos Indonesia, yaitu PT. Pos Indonesia Persero sebagai perusahaan jasa nan memberi layanan perposan ini, buat senantiasa meningkatkan kinerja ke arah nan lebih baik, maka dibudayakan motto kerja Pos Indonesia, yaitu "Tepat Waktu Setiap Waktu".