Kelebihan Sepeda Motor
Mengendarai sepeda motor ialah wajib hukumnya bagi masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak? Medan alam nan naik turun, pedesaan nan jalannya berbatu, jalan raya nan sempit dan penuh sesak dengan kendaraan pribadi, fasilitas angkutan generik nan tak memadai, dan gerak penduduk nan variatif menjadikan sepeda motor sebagai pilihan terbaik masyarakat.
Dengan sepeda motor, sekali jalan buat satu orang ditambah seorang pembonceng dapat menjadi sangat irit dibandingkan mengendarai jenis angkutan nan lain. Dengan sepeda motor pula, sepulang kerja kita dapat mampir sejenak membeli kebutuhan sehari-hari di toko nan kita lewati, bersilaturahim ke rumah teman atau saudara, dsb.
Sepeda Motor dan Mobil
Menggunakan mobil buat berangkat kerja setiap hari memang nyaman. Tapi harga BBM nan terus melangit memerlukan biaya ekstra besar buat membayar beban transportasi dengan mobil pribadi. Kondisi alam Indonesia dengan iklim tropis nan lembab, panas ketika musim kemarau dan dingin ketika musim hujan, menjadikan pengendara mobil baru merasa nyaman apabila nan digunakan ialah mobil nan benar-benar sehat.
Untuk dapat menikmati mobil sehat ini, otomatis juga kita harus menggunakan mobil nan nisbi masih baru dengan harga tinggi dan tentu saja, pajak nan mahal pula.
Konsumsi bensin mobil paling irit di Indonesia saat ini ialah berkisar pada angka 1 liter : 14 km pada penggunaan stop and go di perkotaan. Mobil seirit ini hanya dimiliki oleh kendaraan keluaran terbaru dengan kapasitas mesin di bawah 1500 cc nan notabene ialah kendaraan dengan kelas city car dan kendaraan mini niaga atau mini van.
Memang ada produser mobil nan mengklaim bahwa salah satu produknya memiliki kemampuan menghemat bahan bakar hingga 1 liter : 20 km. Tapi sekali lagi, itu ialah sebuah testimoni nan dibuktikan pada penggunaan stabil di jalan tol pada tengah malam nan bebas macet. Pada kenyataanya, banyak pengguna mobil baru nan menyebutkan, secara rata-rata penggunaan sehari-hari mobil itu maksimal memerlukan 1 liter buat 14 km.
Sepeda Motor dan Kendaraan Umum
Naik kendaraan generik seperti angkot, bus kota, kereta listrik atau kereta diesel, memang murah dibandingkan menaiki sepeda motor. Hanya saja, hampir semua angkutan generik murah meriah di Indonesia selalu memiliki fasilitas di bawah baku keamanan dan kenyamanan.
Coba saja lihat bus kota di Jakarta atau Surabaya nan berusia puluhan tahun, tak ber AC, penumpangnya berjubelan, rawan copet, kotor, dan bau. Apakah para pekerja kantoran rela, badan dan bajunya nan sudah higienis dari rumah menjadi kotor dan bau setelah maniki bis kota ini?
Kalaupun ada bus kota nan keluaran baru (bukan terbaru loh ya ) dan dilengkapi dengan AC, tarifnya selalu dua kali lipat lebih mahal daripada bus kota ekonomi. Jumlah bus kota VIP ini juga tergolong sangat sedikit. Ditambah lagi, menaiki kendaraan generik seolah harus terpaku pada suatu tujuan eksklusif pada jam eksklusif pula.
Sebagai contoh ialah menaiki kereta barah listrik. Kita harus dapat menjangkau stasiun kereta barah tepat pada waktunya. Terlambat 1 menit saja, berarti harus menunggu jadwal berikutnya nan dapat jadi harus menunggu 1 jam lagi.
Parahnya lagi, kalau dihitung-hitung, ongkos naik kereta barah ini juga sama mahalnya dengan naik angkutan nan lain. Ongkos naik angkot menuju stasiun harus dihitung, parkir sepeda motor di stasiun juga ada, tiket kereta barah sekarang sudah tak murah lagi, plus biaya naik angkot dari stasiun kereta barah tujuan menuju ke loka kerja.
Kelebihan Sepeda Motor
Tidak dapat dipungkiri lagi, sepeda motor saat ini ialah solusi terbaik buat menjelajahi kota, mengantarkan kita buat sekolah dan bekerja dibandingkan dengan angkutan generik lainnya dan mobil pribadi. Secara kenyamanan, naik sepeda motor jelas kalah dengan mobil pribadi. Namun bagi kemampuan mobilitas, menghadapi stagnasi dan perhitungan ekonomis, mengendarai sepeda motor dapat memberikan banyak kelebihan.
Konsumsi bensin pada sepeda motor di Indonesia rata-rata ialah antara 1 liter : 30 km - 60 km. Pada sepeda motor bebek dengan transmisi otomatis 110 - 125 cc, konsumsi bahan bakarnya ialah 1 liter : 30 km - 45 km. Sepeda motor dengan tipe sport touring di bawah 160 cc, juga memiliki konsumsi BBM rata-rata 1 liter : 30 km - 45 km.
Konsumsi BBM teririt pada sepeda motor selalu dapat dicapai dengan sepeda motor dengan tipe bebek manual, kelas 100 cc - 125 cc, yaitu dengan perbandingan 1 liter : 50 km - 60 km. Semua pemakaian tersebut berdasarkan testimoni banyak kalangan baik dari remaja sekolah, mahasiswa, pekerja maupun ibu rumah tangga.
Penggunaan sepeda motor buat kebutuhan gerak harian sangatlah efektif dibandingkan penggunaan kendaraan lainnya. Dengan sepeda motor , pengendara dapat lebih fleksibel menentukan tujuannya, seperti berikut ini.
- Bekerja sambil mengantar anak sekolah dan mengantar istri berbelanja ke pasar.
- Bekerja sambil berbelanja kebutuhan kantor di toko nan akan dilewatinya.
- Jam istirahat kantor dapat menjemput anak pulang sekolah (jika jam pulangnya tepat dengan jam istirahat kantor).
- Pulang kerja mengunjungi kerabat atau teman nan sakit.
- Pulang kerja menjemput anak pulang sekolah (jika jam pulang sekolah sama dengan jam pulang kantor).
Sepeda motor juga terbukti bisa keluar dari stagnasi dengan mudah sebab ukurannya nan kecil. Dengan dikendarai maksimal 2 orang saja, sepeda motor cukup kuat membawa pemiliknya ke mana saja. Melalui jalan raya nan macet, memasuki gang kecil bahkan sampai ke pedesaan. Konsumsi bahan bakar nan sangat irit dan kemampuan melibas segala medan ialah kelebihan primer menggunakan sepeda motor.
Sepeda Motor Baru dan Bekas
Salah satu penyebab sepeda motor menjadi pilihan primer masyarakat Indonesia ialah harganya nan terjangkau. Untuk sepeda motor bekas nan berumur 2 tahun ke atas, pada kelas bebek 100 cc - 115 cc nan merupakan sepeda motor paling baku dan irit bahan bakar, dapat ditebus dengan harga Rp 7 juta - Rp 8 juta saja. Itu pun ada beberapa dealer sepeda motor bekas nan memberikan fasilitas kredit kepada pembelinya.
Sementara sepeda motor bebek manual terbaru, dapat ditebus dengan harga sekitar RP 11 juta - Rp 13 juta saja. Juga dapat dibeli dengan mudah. Dengan fasilitas kredit dari bank terkemuka dan berpengalaman, sepeda motor baru itu dapat dibawa pulang dengan uang muka Rp 1 juta saja, cicilannya berikisar antara Rp 400 ribu - Rp 600 ribu per bulan selama 3 tahun, bergantung jenis merek dan kecanggihan sepeda motor.
Jika dana nan dimiliki masih pas-pasan dan tak mau ribet dengan urusan cicilan di bank, maka membeli sepeda motor bekas dapat menjadi pilihan. Dengan uang Rp 5 juta, sepeda motor bebek 4 tidak 100 cc - 110 cc tahun pembuatan 2005 sudah dapat didapat. Ketelian dalam membeli memang absolut diperlukan. Jika perlu, ketika hendak membeli sepeda motor bekas sebaiknya mengajak seorang tukang mekanik nan terpercaya buat memeriksa kondisi sepeda motor.
Pada umunya, sepeda motor berusia di atas 5 tahun memang memerlukan perawatan ekstra. Misalnya, ban depan belakang nan sudah halus, mesin nan sudah memerlukan over haul, rantai nan sudah kendor, rem nan menipis, tromol rem nan juga sudah aus, accu nan harus diganti, dan komponen kelistrikan nan harus mendapatkan perawatan dengan teliti.
Semua itu harus diperhitungkan sehingga peran seorang tukang mekanik akan sangat diperlukan. Lebih baik mengeluarkan fee Rp 50 ribu buat mekanik, namun dapat mendapatkan sepeda motor bekas nan berkualitas.
Bagaimana jika uang kurang dari Rp 5 juta? Sepeda motor bekas dengan usia di atas 10 tahun ialah salah satu pilihan nan dapat diambil. Sepeda motor bebek 4 tidak produksi tahun 1990-an memang terkenal bandel dan irit. Namun seiring usia pemakaian nan terlalu lama, maka perawatan nan akan dibutuhkan juga benar-benar harus ekstra.
Memilih sepeda motor homogen ini dapat dilakukan dengan donasi seorang mekanik nan berpengalaman dan bisa dipercaya. Sebisa mungkin sepeda motor itu ialah benar-benar milik penjualnya sendiri, terawat dengan baik, utuh, bermesin halus, tak mengeluarkan asap pada knalpot, mesin tak meneteskan oli, lampu-lampu dan kelistrikan berfungsi dengan baik, dan tentu saja surat-surat lengkap dengan pajak tahun terakhir telah lunas terbayar.
Dengan uang nan terbatas ini, sebaiknya dihindari membeli sepeda motor 4 tidak sport cruiser (motor laki). Sepeda motor jenis laki ini biasanya memiliki jam terbang nan terlalu tinggi dan terlalu berat sehingga body dan mesinnya benar-benar banyak nan telah aus.
Tanda-tanda keausan itu dapat dilihat dari suara mesin nan sangat kasar, rem nan tak pakem, body nan retak sana-sini, lampu nan tak berfungsi sebagaimana mestinya, dan fungsi-fungsi lain nan tak dapat dijalankan dengan benar.
Kalaupun terpaksa uang nan dimiliki hanya berkisar Rp 2 juta, maka pilihan terakhir dapat dengan membeli sepeda motor 2 tak. Tetaplah memilih sepeda motor bebek tahun 1990-an dengan kapasitas mesin maksimal 100 cc. Sepeda motor 2 tidak nan syahdan terkenal boros, dapat dibuat irit dengan mengganti kampas kopling dengan nan baru dan mengganti cylinder dengan nan standar.
Tidak lupa juga mengganti busi dengan nan busi nan baru dan membersihkan karburator agar pembakaran dapat berjalan dengan sempurna. Biaya nan dibutuhkan tak akan mahal sebab sepeda motor tipe ini memang memiliki kelebihan harga spare part nan sangat murah.
Nah, kalau sepeda motor dengan harga Rp 2 jutaan saja dapat mangakomodasikan kebutuhan gerak masyarakat kota sehari-hari dengan biaya ringan, kenapa harus naik angkutan generik nan gerah, kotor, bau, dan tetap mahal tarifnya? Ini ialah sebuah pekerjaan rumah bagi pemerintah buat segera memperbaiki fasilitas angkutan umumnya agar masyarakat dapat beralih kembali mengendarai angkutan generik dan meninggalkan sepeda motor di rumah saja.