Cara Membaca/Menulis
Pernah jalan-jalan ke kota Pekanbaru atau kota-kota lain di Riau? Jika pernah Anda tentu tak asing lagi dengan tulisan Arab Melayu. Ya hampir semua papan penunjuk arah, nama jalan, papan nama gedung pemerintahan menggunakan dua jenis tulisan, yaitu tulisan latin dan tulisan Arab Melayu.
Riau merupakan salah satu daerah nan komitmen dengan budaya melayu. Bahkan salah satu visi 2020 Provinsi ini ialah menjadi pusat budaya melayu di Asia Tenggara.
Muatan Lokal
Untuk mewujudkan visi tersebut, banyak kebijakan nan sudah dibuat oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Salah satu diantaranya ialah dengan memasyarakatkan kembali tulisan arab melayu. Harapannya, seluruh generasi muda di Provinsi ini dapat membaca dan menulis tulisan arab melayu.
Oleh karenanya Dinas Pendidikan di Provinsi Riau memasukkan mata pelajaran Arab melayu sebagai mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah. Sehingga tak ada lagi alasan bagi generasi muda Riau buat Tidak dapat membaca tulisan arab melayu.
Tulisan Arab nan Berbahasa Melayu
Kenapa disebut tulisan arab melayu? Tulisan ini terangkai oleh gabungan huruf-huruf arab gundul. Huruf nan digunakan dalam penulisan pada dasarnya ialah huruf-huruf hijaiyah nan dapat digunakan dalam tulisan arab, kecuali satu huruf lain nan tak terdapat dalam daftar huruf hijaiyah. Yaitu huruf 'g' dan gabungan huruf konsonan 'ng'.
Dalam tulisan arab melayu huruf 'g' dilambangkan dengan huruf ' kaf ' dengan titik satu di depannya. Sementara gabungan huruf 'ng' dilambangkan dengan huruf 'ain dengan titik tiga di kepalanya. Sehingga jumlah huruf dalam tulisan arab melayu ialah sama dengan jumlah huruf hijaiyah ditambah dua huruf nan melambangkan 'g' dan 'ng' di atas.
Cara Membaca/Menulis
Cara membaca dan atau menulis tulisan arab melayu hampir sama dengan tulisan arab biasa. Hanya saja penggunaan baris buat menentukan bunyi vokal tak ada. Untuk membedakan vokal a, i, u, e, dan o biasanya ditambahkan huruf alif, ya dan wau di depan huruf konsonan nan membentuk kata.
Huruf alif buat membentuk bunyi vokal 'a'. Namun, kadangkala tanpa penambahan huruf alif bunyi huruf dalam tulisan arab melayu sudah bervokal 'a'. Misalnya huruf kaf , jika dirangkai dalam tulisan sudah terbaca sebagai ka, demikian juga dengan huruf nan lain.
Huruf ' ya ' digunakan buat membentuk vokal 'i' dan 'e'. Jika sebuah huruf dalam rangkaian kata digabungkan dengan huruf 'ya' maka akan timbul bunyi vokal 'i' atau 'e'. Contohnya huruf ta digandengkan dengan huruf ' ya ', maka gabungan dua huruf itu akan berbunyi 'ti' atau 'te'. Bagaimana membedakannya? Dapat diperkirakan dari konsep kata nan akan terbentuk atau dibentuk.
Huruf ' wau ' diguakan buat membentuk vokal 'u' dan 'o'. Jika sebuah huruf dalam rangkaian kata digandengkan dengan huruf ' wau ', maka akan timbul bunyi vokal 'u' atau 'o' di depan huruf nan dimaksud. Contohnya huruf 'ta' digandengkan dengan huruf 'wau', maka gabungan dua huruf ini akan berbunyi 'tu' atau 'to'. Bagaimana membedakannya, kembali dilihat dari konteks kata atau kalimat nan akan terbentuk.
Profil Negara-negara Arab nan Kaya
Jazirah Arab merupakan penyuplay minyak terbesar sedunia. Geografi alam walaupun gersang dengan gurun pasirnya akan tetapi memiliki cadangan minyak bumi paling banyak. Eforia minyak dimulai sejak ekplorasi besar-besaran dari 1950-an sampai awal abad 21. Bonanza minyak bumi pun dinikmati para sheik minyak dari Arab.
Minyak pun menjadi penyangga primer perekonomian negara Arab. Dewasa ini laju pembangunan di negara-negara Arab begitu bombastis, dapat dilihat dari pembangunan gedung-gedung bertingkat, naiknya pendapat perekonomian penduduk Arab. Diskripsinya, mereka sejahtera berkat kucuran minyak bumi. Apapun dapat dibeli dengan dollar nan didapat dari minyak bumi, sehingga negara-negara Arab penghasil minyak disebut negara petrodollar.
Eforia Petrodollar di Arab
Tingkat konsumsi minyak kian meningkat seiring bertambahnya produksi kendaraan bermesin, menjadikan harga minyak global melonjak. Satu barrel saja sempat mendekat 100 US. Kenyataan melonjaknya harga minyak global dimaknai rezeki nomplok bagi negara penghasil minyak di Arab.
Bayangkan setiap tahunnya mereka mendapatkan 2 trilyun dollar Amerika dari hasil ekspor minyaknya, atau 4 milyar perbulan dari pendapatan minyaknya. Pengusaha Arab kebanjiran untung besar lantas berlomba-lomba membeli simbol-simbol kemewahan seperti membeli pesawat terbang berbadan lebar seperti airbus dan boeing guna dipakai sendiri atau pesawat pribadi.
Contohnya saja Sheik Al Waleed Bin Talaal, konglomerat minyak dari Saudi Arabia memesan pesawat Air Bus A380 langsung dari pabriknya di Eropa, pesawat ini dipakai buat keperluan pribadi. Pesawat ini melengkapi koleksi pesawat pribadinya nan bertengger hanggar, seperti Boeing 747, Airbus 321. Dia ialah salah satu orang Arab dengan kekayaan luar biasa.
Kekayaan Sheik Al Waleed Bin Talaal diperoleh dari kerajaan bisnisnya nan tergabung dalam Kindom Holding Company dan News Corp. Dua pilar bisnis Al Waleed meliputi property, eksplorasi minyak, industri media, dan industri hotel.
Beralih ke Dubai, ibukota Uni Emirat Arab nan termasuk dalam jajaran negara petro dollar nan terkenal makmur. Bukti dari kemasyurannya, pemangku negara UEA ini giat membangun perekonomiannya agar dapat sejajar dengan negara maju.
Bukti kemajuan negara Arab pesisir ini ialah gedung Burj Al Arabia gedung pencakar langit setinggi 380 meter, gedung ini merupakan hotel bintang lima. Burj Al Arabia hasil karya dari arsitek barat, Tom Wright. Pembangun gedung pencakar langit ini dimulai dari 1994 dan selesai pada tahun 1999.
Eforia raja minyak dari Arab pun mulai merambah global sepak bola, terutama jagat Sepak Bola Inggris. Raja minyak dari Abu Dhabi Arab, Sheik Manshoor bin Zayed al-Nahyan membeli klub Mancester City dari Taksin Sinawatra, mantan perdana Menteri Thailand.
Orang Arab ini melalui perusahannya ADUG atau Abu Dhabi United Group Investment and Development Limited , membenahi squad Manchester City dengan memborong pemain-pemain top dunia, seperti Carlos Teves, Balotelli dan menggaet instruktur Italian Roberto Mancini. Kucuran dana diambil dari kerajaan bisnis nan sebagian antara lain bergerak di bidang eksplorasi minyak, property, dan investasi lainnya.
Konon aset Sheik Mansoor bi Zayed al Nahyan ini mencapai 560 milyard poundsterling. Pengusaha minyak asal Arab pun mensponsori klub Sepak Bola besar di Inggris, Italia dan Spanyol.
Negara Barat dan Berbagai Cara buat Menaklukkan Arab
Kekayaan minyak bumi nan dimiliki Arab, dan membuat para pengusaha minyak di Arab menjadi kaya raya, membuat orang Barat ingin ikut menguasainya. Barat menginginkan minyak lebih di jazirah Arab. Cadangan minyak di dataran Arab nan begitu banyak, menjadi incaran capitalist Barat buat dikuasai menjadi milik pribadi.
Berlomba-lomba investor me-loby para sheik Arab agar melepaskan sebagian ladangnya buat dikelola perusahaan minyak barat. Pendekatan-pendekatan dapat melalui loby partikelir maupun menggunakan jalur politik.
Misalnya kolaborasi bilateral antar dua negara. Namun, bila kolaborasi tidak kunjung mendatangkan kata sepakat, cara kedua menggunakan ancaman melalui badan PBB nan diyakini sebagai alat efektif menghakimi negara-negara Arab nan membangkang terhadap kemauan Barat nan dipimpin Amerika.
Lihat saja malapetaka nan terjadi pada Irak sewaktu masih dalam kekusaan Sadam Husein. Negara-negara Arab digoyang perebutan kekuasaan nan didalangi oleh CIA dengan berbagai cara. Pada 2003 lalu, atas perintah Goerge Bush Jr. terjadi invansi nan dimotori Amerika terhadap pemerintahan Irak. Perang teluk seri ke dua pun pecah dan Sadam Husein sukses digulingkan oleh Tentara Amerika.
Struktur pemerintahan Irak pun dikendalikan oleh Amerika, demikian juga dengan sendi perekonomian nan berbasis eksplorasi minyak diambil alih oleh perusahaan minyak Amerika, Hallilburton. Perlu Anda ketahui bahwa Hallilburton merupakan perusahaan milik Dick Cheney, wakil presiden nan sedang menjabat di masa itu. Karena minyak negara Arab saling berseteru.
Setelah ladang minyak Irak dikuasai oleh investor Amerika, giliran negara-negara Arab lainya dibidik, salah satunya Libya. Negara nan bertetangga dengan semenanjung Arab. Libya pun mengalami nasib persis seperti Irak. Dengan isu penggulingan, tiran Moumar Kadafi, Barat menyokong penuh aksi pembangkangan terhadap rezim Kadafi.
Berkat dukungan maksimal dari NATO aksi penggulingan rezim pun berjalan sukses, Kadafi sukses diusir dari istananya dan bahkan ditembak wafat oleh kawanan pemberontak. Jika mau dilihat lebih sensitif, ini ialah upaya bangsa Barat, khususnya Amerika buat mengacaubalaukan Arab beserta sistem perekonomiannya.
Fase paska penggulingan rezim Kadafi, investor minyak Barat pun mulai mengambil alih ladang minyak milik rezim Kadafi. Perusahan minyak Barat seperti BP, Hallilburton dan Shell berbagi area eksplorasi, minyak-minyak itu diambil guna memenuhi konsumsi BBM negara-negara Eropa dan Amerika. Secara tidak langsung tangan-tangan Barat ikut memperkeruh konflik internal Arab.
Melalui Israel, negeri bonekanya Amerika, terus saja menciptakan suasana disharmonis di kalangan negara-negara Arab, misalnya Iran diancam oleh Barat soal pengembangan teknologi nuklir. PBB mengancam memberikan larangan jika Iran terus mengembangkan nuklir. Sebetulnya di belakang ancaman ini ada misi nan jelas yakni ingin menguasai ladang-ladang minyak Iran, nan syahdan terdapat cadangan minyak sangat banyak.
Profil Negara Arab nan Maju Berkat Minyak
1. Negara Arab nan Maju - Saudi Arabia
Saudi Arabia menempati urutan pertama negara penghasil minyak bumi terbesar dunia. Memiliki cadangan minyak paling banyak yakni 20% dari cadangan minyak dunia. Bahkan negara ini mendapat julukan negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia.
Pasar ekspornya antara lain Jepang, Korea, Singapura dan negera-negara Eropa. Berkat minyak, Saudi Arabia menjadi negara paling makmur di jazirah Arab. Pendapatan penduduknya US $ 22.902, membuktikan betapa makmurnya penduduk Arab Saudi.
Kalau melihat pendapatan penduduknya nan besar, rasanya sulit menemukan orang fakir miskin di Saudi Arabia, sebab penduduk nan tidak mampu mendapatkan santunan dari Kerajaan Arab, biaya kesehatan dan pendidikan digratiskan buat penduduknya. Harga BBM pun lebih murah dari pada segelas soft drink.
2. Negara Arab nan Maju - Kuwait
Kuwait merupakan negara Arab nan memiliki cadangan minyak tidak kalah banyak dengan Saudi Arabia. Ladang minyak Kuwait, hampir 40% dikuasai perusahaan asing. Letak Kuwait berdekatan dengan Saudi Arabia dan Irak. Pada 1989, Kuwait pernah diinvansi oleh Irak dengan anggapan bahwa Kuwait merupakan provinsi nan membangkang.
Di bawah perintah Saddam Husein, tentara Irak menyerbu pangkalan-pangkalan militer Kuwait dalam hitungan hari. Aksi penjajahan Irak atas Kuwait dikecam keras oleh PBB, Amerika pun berang melihat ulah Saddam Husein, secara tidak langsung dampak pendudukan Irak, mengganggu sirkulasi pasokan minyak ke Amerika dan negara-negara barat. Salah satu Negara Arab ini mengalami krisis nan besar.
Tak lama kemudian pasukan gabungan Nato dan Amerika Perkumpulan menggelar operasi pembebasan Kuwait terhadap tentara Irak. Operasi ini dinamai Dessert Strom atau operasi badai gurun. Di bawah komando Jendral Norman Schwarzkopf, pasukan sekutu sukses memukul mundur. Tapi sayangnya perang badai gurun membawa bala ekologi nan luar biasa besar, lantaran tentara Irak membakar sumur-sumur minyak sebelum melarikan diri. Sebuah drama disajikan oleh salah satu negara bagian dari Arab ini.
Terjadilah kebakaran dahsyat di atas bumi Kuwait. Pemerintah Kuwait butuh dua tahun buat memadamkan kebakaran di area pertambangan minyak. Bumi Arab benar-benar porak-poranda.
Demikianlah klarifikasi tentang kenyataan negara Arab penghasil petro dollar. Emas hitam memang masih menjadi primadona penghasil devisa, juga demikian dengan Indonesia.Cepat atau lambat kejayaan emas hitam ini niscaya akan surut. Tugas berat kita mencari pengganti minyak bumi nan ramah terhadap lingkungan. Semoga kenyataan bonanza emas hitam di Arab tidak menjadikan manusia terlena akan rezeki Allah.