Bencana Pemain Bintang
Prediksi bola menang dapat dilihat dari skuad nan berkumpul di sebuah tim. Klub nan berisi pemain-pemain bintang akan lebih mudah memenangkan pertandingan, meskipun bukan agunan utama. Pada kenyataannya, kualitas individu pemain dapat membuat prediksi bola menang semakin besar. Setidaknya, demikianlah nan terjadi pada Real Madrid pada awal era 2000-an.
Kala itu, Presiden Florentino Perez menganalogikan upayanya meraih kesuksesan dengan "menempelkan" sekian bintang di langit klubnya. Pemain bergaji mahal didatangkan dari tahun ke tahun buat memenuhi ambisi meraup gelar nan begitu banyak. Prediksi bola menang pun selalu mengarah pada Real Madrid. Namun, apakah prediksi bola menang ini sinkron dengan kenyataan?
Kebijakan Transfer Konyol Real Madrid
Los Galacticos . Demikian julukan Real Madrid kala itu. Los Blancos atau Si Putih, julukan mereka, ibarat galaksi nan menangkap sekian pemain bintang. Era Los Galacticos dimulai pada Juli 2000. Kala itu, Florentino Perez terpilih sebagai presiden klub. Secara mengejutkan, Perez membeli Luis Figo, gelandang kanan Barcelona, klub nan selama ini menjadi musuh bebuyutan Real Madrid.
Pembelian Figo ini sebenarnya merupakan hal nan nyaris tidak mungkin. Dalam sejarah, sporadis sekali ada pemain nan dibeli dari Barcelona ke Real Madrid dan sebaliknya. Maklum, para pemain tersebut akan menghadapi dua hal.
Pertama , jika permainan mereka buruk, mereka akan dianggap sebagai "mata-mata rival" nan akan menghancurkan klub. Kedua , jika permainan mereka cemerlang, fans dari kubu nan ditinggalkan akan menganggap mereka sebagai pengkhianat. Inilah nan terjadi dengan Luis Figo. Bahkan, Figo menerima lemparan kepala babi nan dibakar ketika Real Madrid bertandang ke Camp Nou. Figo juga menerima ancaman pembunuhan dari Cules, pendukung Barcelona.
Dengan penambahan Figo saja, lini tengah Real Madrid sudah menggila dan prediksi bola menang akan mudah didapatkan. Namun, seorang Luis Figo ternyata belum cukup. Zinedine Zidane didatangkan pada 2001. Kalau Figo dihargai dengan 38,7 juta Poundsterling, Zidane memecahkan rekor global dengan harga 46 juta Poundsterling.
Tahun berikutnya, Galacticos Real Madrid bertambah satu lagi. Kali ini, Ronaldo, si tonggos nan diboyong dari Internazionale Milan dengan harga 30 juta pondsterling. Uniknya, Ronaldo pernah memperkuat Barcelona pada musim 1996/1997 sebelum berseragam Internazionale Milan.
Galactico terakhir nan dibawa Florentino Perez ialah David Beckham pada awal musim 2003/2004. Beckham dihargai dengan 25 juta poundsterling. Pembelian Beckham sendiri cukup kontroversial. Banyak nan berpendapat, Beckham didatangkan bukan hanya buat membuat prediksi bola menang semakin tinggi.
Melainkan juga demi merebut pasar dari Manchester United. Beckham nan tampan dan memiliki segudang iklan, plus suami seorang model kenamaan, Victoria Beckham eks anggota Spice Girls, memang menjadi magnet tersendiri bagi global sepakbola kala itu.
Dengan dihadirkannya Beckham, penjualan kaus bernomor punggung 23 miliknya melesat drastis dan Real Madrid meraup pundi-pundi uang dari pasar Asia. Jika dilihat dari deretan pemain bintang nan diboyong selama periode Los Galacticos , memang bukan hanya kemampuan mereka nan menjamin prediksi bola menang nan tinggi, laba finansial nan didapatkan pun semestinya ikut melesat.
Siapa nan tak akan mau membayar demi melihat Zidane, Beckham, Ronaldo, Figo, dan sederetan pemain nan sudah lebih dahulu datang ke Santiago Bernabeu, seperti Raul Gonzalez (produk tim junior), Iker Casillas (produk tim junior), dan Roberto Carlos (dibeli jauh sebelum era Florentino Perez), bermain dalam satu tim? Nah, apakah dengan kehadiran pemain-pemain ternama dunia, Real Madrid menjadi tim tertangguh dan prediksi bola menang mereka terbukti?
Awal Yang Sukses buat Los Galacticos
Ternyata tidak. Uang tak dapat membeli prestasi meski prediksi bola menang terus melekati El Real . Bahkan, pembelian para pemain besar pada akhirnya hanya sia-sia. Awalnya, semua berjalan dengan baik pada masa-masa pertama era Los Galacticos . Musim 2000/2001, Real Madrid menjuarai La Liga . Musim berikutnya, gelar berganti. Kali ini, Real Madid menjuarai Perserikatan Champions setelah menekuk Bayern Muenchen 2-1 di final lewat gol cantik Zinedine Zidane.
Musim 2002/2003, musim pertama Ronaldo diboyong ke Santiago Bernabeu, gelar kampiun La Liga kembali terengkuh. Gelar ini sekaligus verifikasi dari Ronaldo bahwa ia bukanlah pembawa sial. Sebelumnya, klub-klub nan dibela Ronaldo tak pernah menjuarai perserikatan domestik meskipun si tonggos menjadi top skorer.
Namun, pada musim pertama berlaga buat Real Madrid, Ronaldo berhasil memboyong gelar La Liga plus pencetak gol terbanyak buat klub dengan 23 gol. Namun, itu menjadi gelar terakhir Los Galactico periode pertama.
Musim 2003/2004, seiring dengan kehadiran David Beckham, dengan sengaja Florentino Perez mencopot instruktur Vicente del Bosque nan sudah menangani Real Madrid sejak 1999. Alasannya cukup konyol. Perez ingin mengakomodasi kepentingan Beckham.
Perez rela mencomot asisten instruktur Sir Alex Ferguson di Manchester United, Carlos Queiroz nan miskin pengalaman internasional buat menangani Real Madrid. Tentu Perez mengira, dengan menempatkan Queiroz, Beckham semakin mantap di lapangan. Namun, penunjukan Carlos Queiroz menjadi blunder terfatal.
Queiroz memang memiliki skuad luar biasa nan membuat prediksi bola menang senantiasa ada di tangan Real Madrid. Namun, di mana pun, terlalu berisiko memaksa seorang instruktur biasa-biasa saja buat menangani tim bintang. Hal inilah nan terjadi pada musim pertama sekaligus terakhir Carlos Queiroz di Real Madrid, sekaligus menandai hancurnya prediksi bola menang Real Madrid era Los Galacticos .
Bencana Pemain Bintang
Musim 2003/2004, ketika prediksi bola menang senantiasa mengarah pada Real Madrid, para Madridistas, julukan fans Real Madrid bingung tentang siapa nan akan dipasang di sayap kanan. Apakah Luis Figo ataukah David Beckham?
Keduanya begitu mumpuni sebagai pengiris sisi kiri pertahanan lawan. Yang lebih buruk, apakah Figo akan dipaksa mengalah buat menjadi gelandang bertahan ataukah Beckham nan harus menempati posisi ini. Banyak nan kemudian menilai Florentino Perez membeli pemain bukan sebab kebutuhan tim, tapi sebab ambisi sesatnya demi pasar.
Masalah kemudian sukses diatasi. Real Madrid sempat tampil digdaya. Mereka bahkan sempat unggul 8 poin dari peringkat kedua, Valencia. Namun, ketika musim sudah mendekati akhir dan prediksi bola menang mengunggulkan Los Blancos meraih gelar La Liga dua musim berturut-turut, kecelakaan besar menghadang.
Real Madrid kalah 7 kali dalam 10 pertandingan terakhir. Bahkan, dalam lima pertandingan residu La Liga , mereka selalu kalah. Padahal, 3 dari lima laga tersebut dilakoni di kandang. Alhasil, kampiun La Liga didapatkan oleh Valencia. Yang lebih tragis, Los Blancos cuma duduk di peringkat empat klasemen akhir.
Kehancuran Real Madrid ini berakhir dengan pemecatan Carlos Queiroz. Namun, hal ini tak cukup mencegah kegagalan demi kegagalan dalam dua musim berikutnya. Los Galacticos tak mendapatkan satu gelar pun dalam periode tersebut.
Ada beberapa hal nan dituding menjadi biang kegagalan Real Madrid memenuhi prediksi bola menang mereka. Yang pertama , Florentino Perez ibarat Roman Abramovich di Chelsea pada akhir 2000-an. Ia cuma asal membeli pemain dan tak memedulikan mana nan cocok dengan taktik pelatih.
Prediksi bola menang nan ada di naluri Perez hanyalah tumpuk pemain terkenal dan kemenangan akan datang dengan sendirinya. Yang krusial pemain bintang harus bermain. Tengok saja, dalam pembelian Florentino Perez, nyaris tak ada bintang besar nan didatangkan buat mengisi posisi bek.
Selain itu, keberanian Perez mencopot Vicente del Bosque nan sudah memberikan 2 gelar Perserikatan Champions buat Real Madrid dianggap sebagai puncak ketidaktahuan Perez tentang global sepakbola. Berakhirlah sudah mimpi Los Blancos dengan skuad multibintang buat memenuhi prediksi bola menang ala mereka.