Belajarlah dari Percakapan Bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa internasional nan digunakan dunia. Bahasa pemersatu nan dianggap telah mewakili kemampuan sebagian besar penduduk dunia. Banyak orang mengidentikkan soal bahasa arab merupakan perpanjangan tangan dari agama Islam, karena kitab kudus nan dimiliki ummat Islam menggunakan bahasa arab.
Bagi para fobia Islam tak akan pernah tertarik mengkaji dan mempelajari bahasa arab. Padahal sesungguhnya soal bahasa arab sama sekali tidak ada kaitan dengan turunnya agama Islam. Bahwa Al-Qur'an menggunakan bahasa arab hanya lantaran Rasulullah Muhammad SAW kala itu terlahir dari bangsa arab. Sehingga buat memudahkan ummat kala itu, dipakailah bahasa arab. Sesungguhnya hanya persoalan budaya, sama halnya ketika Anda belajar bahasa Inggris, Jepang, Jerman dan sebagainya.
Memahami Bahasa Arab
Bagi seorang muslim tentu memiliki tuntutan nan lebih besar buat bisa mengkaji dan memahami bahasa arab. Bayangkan saja, segala bentuk bacaan amalan nan dipakai ummat Islam diseragamkan dalam bahasa arab. Jika seorang muslim memiliki kemampuan berbahasa arab nan baik, akan mudah memahami dan menjiwai segala nan dibaca dalam beramal dan beribadah. Jika tak memahami, seseorang hanya terkesan menghafal, akibatnya tak merasakan nikmat dari amal ibadah nan dirasakan.
Hal nan menarik soal bahasa arab selanjutnya bagi muslim ialah soal ketika seorang muslim melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Seseorang nan akan berangkat menunaikan ibadah haji diwajibkan memahami dan mempelajari sedikit banyak tentang bahasa arab. Hal ini disebabkan bahasa dan percakapan sehari-hari nan dilakukan di tanah kudus menggunakan bahasa arab. Mulai dari nama-nama tempat, benda, nomor urut nan tertera di dinding, perintah dan instruksi nan ada di papan pengumuman, bahkan saat bertransaksi jual beli. Semuanya menggunakan bahasa Arab.
Apa akibatnya jika jamaah melalaikan anjuran ini? Syahdan kabarnya, salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan nan menimpa jamaah haji Indonesia beberapa tahun lalu di terowongan bawah tanah, dampak ketidak pahaman jamaah haji Indonesia terhadap instruksi pengumuman nan terpajang di terowongan. Dampak tak memahami bahasa akhirnya maut pun menjemput. Inilah hal krusial nan perlu diantisipasi bagi para calon jamaah haji buat bisa memahami dan mempelajari bahasa arab sebagai bahasa internasional.
Cara Belajar Bahasa Arab
Belajar bahasa arab sama halnya dengan mempelajari bahasa-bahasa nan lain. Bahkan dibandingkan bahasa Inggris, bahasa arab dipandang lebih mudah. Jika bahasa Inggris biasa Anda jumpai dengan bentuk tulisan dan pelafazan nan berbeda, tak begitu dengan bahasa arab. Apa nan tertulis itulah nan harus dibaca. Soal bahasa Arab sebetulnya soal mau tidaknya seseorang serius dalam mempelajari. Ada banyak cara nan dapat dilakukan buat mempelajari bahasa arab.
Salah satu cara cepat buat meningkatkan kemampuan bahasa Arab Anda ialah dengan cara sering mengkaji tafsir Al-Qur'an atau hadist. Bahasa Al-Qur'an memang tak sama dengan bahasa Arab pada umumnya. Namun Anda dapat mulai belajar cara berbahasa arab nan halus dan sopan. Cara nan paling jitu belajar dapat Anda lakukan dengan membentuk lingkungan berbahasa nan Anda inginkan. Jika Anda ingin cepat pandai dan mahir berbahasa arab, ciptakan atau bergabunglah dengan lingkungan atau komunitas nan menggunakan bahasa arab secara konsisten.
Belajarlah dari Percakapan Bahasa Arab
Jika ingin pintar percakapan bahasa Arab, sejatinya, tidaklah sulit. Yang Anda butuhkan ialah kemauan dan waktu. Tidak perlu harus kursus bahasa Arab. Asal Anda pandai dan lancar membaca al-Qur’an maka tak sulit buat dapat berbahasa Arab. Cara mudahnya ialah dengan menggunakan buku percakapan bahasa Arab dan kamus Indonesia- Arab. Tapi jika memungkinkan belilah kamus nan dua fungsi: Indonesia-Arab dan Arab-Indonesia.
Cukup banyak buku percakapan bahasa Arab dijual di pasaran, maka belilah salah satu. Terserah Anda, apakah mau buku percakapan bahasa Arab nan tebal atau nan tipis? Yang paling krusial ialah memahami cara penggunaan dan pengembangannya. Ingin tahu caranya?
Setelah Anda membeli percakapan bahasa Arab, cobalah buat membuka contoh perkacapan nan pertama. Misalnya tertulis, A Hadza qalamun? La, hadzihi miqlamatun (apakah ini pulpen? Tidak, ini spidol). Maka cara cepat belajar bahasa Arab ialah dengan mengubah qalamun (pulpen) dan miqlamatun (spidol).
Caranya, carilah kata-kata nan berhubungan dekat dengan alat-alat tulis. Misalnya, A hadza mua-sysyirun ( Apakah ini kayu petunjuk)? La, hadzihi mistharatun (Tidak, ini penggaris)? A hadza malaffun (apakah ini map)? La, hadzhihi mudzakkiratun (Tidak, ini catatan)?
Dengan cara-cara mengganti seperi ini, maka soal bahasa Arab itu sulit bisa dibantah dengan mudah. Bahkan, Anda pun tidak mesti harus ikut kursus bahasa Arab bila Anda dapat memanfaatkan model perkacakapan nan sudah ada. Hanya saja, tinggal kemauan dan kesiapan Anda buat meluangkan waktu dalam mempelajari percakapan bahasa Arab.
Gunakan Metode Ismi Mufradati
Selain menggunakan perkacapan bahasa Arab, Anda juga dapat memanfaatkan metode ismi mufradati. Yaitu, metode namaku ialah mufradatku. Jika menggunakan percakapan bahasa Arab Anda tinggal mengganti kata dengan nan satu lingkup, misalnya alat tulis seluruhnya, maka metode ismi mufradati tidak. Anda nan mengaturnya sendiri. Namun tetap nan krusial di samping Anda ialah kamus. Teristimewa, kamus Indonesia-Arab.
Misalnya saja, nama Anda Aripin. Jika menggunakan metode ismi mufradati, maka nan dilakukan adalah:
A = Ayam jantan (diikun)
R = Rusa (Ghazzalun)
I = ikan (samakun)
P = paus (‘anbarun)
I = itik (biththiun)
N = nyamuk (ba’udhatun)
Penggunaan nama sebagai mufradat (kosa kata) tak harus homogen nan disebutkan seperti hewan. Dapat juga dengan menggunakan nan lain. Semua tergantung pada keinginan kita menghapal kosa kata bahasa Arab. Jika ditanya bagaimana membuat kalimat maka cukup mudah sekali.
Misalkan saja:
A= Ayam jantan itu besar (Ad-diku Kabirun)
R = Rusa itu tinggi (al-ghazzalu ‘aliyyun)
I = Ikan itu digoreng (as-samaku maqliyyun)
P = Ikan paus itu panjang (al-‘anbaru ‘aliyyun)
I = Itik itu putih (al-Biththi’ abyadu)
N = Nyamuk itu terbang (al-ba’udhatun tathiru)
Penggunaan metode ismi mufradati jauh lebih baik ketimbang penggunaan metode perubahan nan dilakukan dengan menggunakan percakapan bahasa Arab. Karena metode ismi mufradati dapat digunakan juga buat pembelajaran tata bahasa Arab. Sehingga metode ini sangat baik diterapkan oleh siapa saja.
Sama seperti metode penggunaan percakapan bahasa Arab, metode ismi mufradati ini juga dapat dipelajari secara autodidak. Anda tak mesti harus berguru kepada orang lain secara privat atau ikut kursus bahasa Arab. Soal bahasa Arab seperti sangat mudah sekali dilakukan. Yang paling krusial hanya pengaturan waktu dan kemauan buat belajar.
Banyak sekali orang nan merasa bahwa belajar bahasa Arab itu sulit. Sejatinya, belajar bahasa semuanya sama. Hanya tergantung kemamuan dan kesiapan kita menggunakan metode nan tepat. Belajar dapat menjadi mahal bila kita tak dapat mengenal media nan tepat. Namun belajar itu dapat murah jika kita mengetahui metode apa nan digunakan.
Karena itu, apa nan penulis utarakan dalam soal bahasa Arab ini sungguh realita. Anda tidak perlu susah belajar bahasa Arab dengan masuk pesantren atau ikut kursus. Lakukanlah dengan sendiri. Yakinlah, Anda pun bakal pintar dan mahir berbahasa Arab. Masihkah bilang belajar bahasa Arab itu sulit? Semoga tak lagi mengatakan demikian.