Program-program Petrokimia Gresik
Petrokimia Gresik merupakan salah satu produsen terbesar pupuk dan bahan kimia di Indonesia. Terletak di Kabupaten Gresik, perusahaan ini turut berandil besar bagi pertumbuhan sosial budaya masyarakat sekitar.
Riwayat Petrokimia Gresik
Pendirian PT PetrokimIa Gresik mulai dirintis pada 1962, ketika Indonesia mulai mengerjakan proyek Petrokimia Surabaya. Proyek ini merupakan bagian dari usaha Pemerintah buat mendirikan beberapa pabrik pupuk di Indonesia, setelah sebelumnya Pupuk Sriwidjaja mulai beroperasi di tahun 1959.
Pada 1972, proyek Petrokimia Surabaya selesai dikerjakan, hanya saja lokasi nan terpilih sebagai penempatan pabrik ialah daerah Gresik. Tanggal 10 Juli 1072, pabrik pupuk nan berdiri di Gresik itu diresmikan penggunaanya oleh Suharto, Presiden Indonesia saat itu. Bentuk perusahaan saat berdiri ialah perusahaan umum, dan baru berubah menjadi perseroan terbatas pada 1974.
Pada 1997, Pemerintah menggabungkan beberapa perusahaan pupuk menjadi satu unit, dengan PT Pupuk Sriwidjaja sebagai perusaaan induk. Perusahaan nan bergabung ialah PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Rekayasa Industri, dan PT Mega Eltra.
Dengan penggabungan ini, maka pendistribusian pupuk bersubsidi di seluruh Indonesia dibagi berdasar beberapa wilayah.PT Petrokimia Gresik mendapatkan area pendistribusian di sebagian Provinsi Jawa Timur.
Produk-produk Petrokimia Gresik
Produk-produk nan dihasilkan oleh PT Petrokimia Gresik dibagi dalam dua golongan, yaitu pupuk dan nonpupuk. Produk pupuk nan dihasilkan berupa urea, ZA ( zwavelzure ammoniak atau amonium sulfat), SP-36 ( super phosphat ), ZK, phonska, NPK ( nitrogen phosphor kalium ), pupuk organik, petro biofertil, KCL, dan fosfat ( phosphate ).
Sedangkan produk nonpupuk ialah cement retader (bahan standar pembuatan semen), bahan-bahan kimia (amoniak, asam sulfat, asam fosfat, aluminium fluorida, karbon dioksida cair, karbon dioksida kering/ dry ice , asam klorida, oksigen, nitrogen, hidrogen, dan gipsum), petroseed dan petro hibrid (benih padi dari varietas Ciherang, Mira I, dan Bestari).
Lalu, ada petrofish dan petrochick , kaptan (kapur petanian, digunakan juga pada kolam ikan dan tambak), serta dekomposer (senyawa kimia buat mempercerpat proses pembusukan terutama pada pembuatan kompos).
Kapasitas total produksi pabrik ialah 6.077.600 ton, terdiri dari 4.430.000 ton buat produksi pupuk dan 1.647.600 ton buat produksi nonpupuk.
Untuk mendukung proses produksi, perusahaan membangun berbagai infrastruktur dan fasilitas. Terdapat sebuah dermaga sepanjang 625 meter dan lebar 36 meter nan bisa disandari 3 buah kapal berbobot 40.000 ton dan sebuah kapat berbobot 10.000 ton.
Kapasitas bongkar muat nan bisa dilakukan di dermaga ini ialah 16.500 ton per hari. Untuk memasok tenaga listrik, digunakan dua buah pembangkit listrik, berupa PLTG dan PLTU. Total keduanya memiliki kapasitas 53 Mega Watt.
Ada pula 2 unit penjernihan air, memanfaatkan genre Sungai Brantas dan Bengawan Solo. Dari kedua unit penjernih air tersebut, Kota Gresik secara holistik mendapat suplai air higienis hingga 3.200 m3/jam. Masih ada pula unit pengolahan limbah, laboratorium, hingga kebun percobaan.
Program-program Petrokimia Gresik
Sebagai bentuk Corporate Social Resposibility (CSR), Petrokimia Gresik menyusun dua program, yaitu program Bina Lingkungan dan Kemitraan. Program Bina Lingkungan merupakan progam pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi pabrik.
Sumber dana program Bina Lingkungan ialah sebagian keuntungan perusahaan. Program ini meliputi donasi bala alam, donasi pendidikan masyarakat, donasi kesehatan masyarakat, donasi wahana dan prasarana umum, donasi pendirian dan pemugaran loka ibadah, dan program pelestarian lingkungan alam.
Respon masyarakat terhadap program Bina Lingkungan ternyata cukup baik. Kekurangan nan menjadi kendala ialah kordinasi dan validitas data penerima donasi Bina Lingkungan.
Program Kemitraan nan dilakukan berupa pembinaan kepada pengusaha nan termasuk dalam usaha kecil manengah (UKM). Bentuk pembinaan antara lain pembinanaan langsung, pembentukan kolaborasi dan korporasi dengan BUMN lain dalam usaha pembinaan UKM, pembinaan bersama dengan pemerintah daerah setempat, dan pembinaan bekerjasama dengan perbankan.
Pembinaan langsung antara lain dengan menyalurkan pinjaman kapital buat investasi pada UKM. Bekersama dengan perbankan, Petrokimia Gresik memberikan agunan pada kredit nan diambil oleh UKM nan termasuk binaan.
Di tahun 2011, dana pinjaman nan disalurkan ke UKM mencapai 164 miliar, dan hanya 15 persen saja nan macet. Kurang lebih ada sekitar 12.000 UKM nan menjadi binaan.
Salah satu program unik CSR nan dilakukan oleh perusahaan ini ialah program Tempat Latihan Keterampilan (LOLAPIL). LOLAPIL berupa pelatihan selama enam bulan di bidang industri kimia.
Peserta LOLAPIL ialah lulusan SMA jurusan IPA atau SMK Kimia. Selama enam bulan, peserta program akan dilatih mempelajari dan mengoperasikan fasilitas pabrik secara optimal. Peserta tak dipungut biaya selama mengikuti program, bahkan diberikan akomodasi dan uang saku secara cuma-cuma.
Kementrian BUMN pada 2012 mengembangkan Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K). Program ini terbagi dalam dua jenis macam, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi lahan. Rencananya, akan dicetak 100.000 hektar huma baru pertanian hingga tahun 2014.
Pencetakan huma baru ini juga termasuk mengembalikan kondisi huma pertanian nan terlantar maupun kritis. Dengan program GP3K, Indonesia diharapkan akan mengalami surplus 1,8 ton beras dan produk tanaman pangan lainnya pada tahun 2014.BUMN nan masuk dalam program ini antara lain Perum Perhutani, PTSang Hyang, PT Pertani, serta PT Pusri dan anak anak perusahaanya (termasuk PT Petrokimia Gresik).
Kontribusi BUMN tersebut ialah membantu pembukaan huma baru dalam sasaran 100.000 hektar pada 2014. PT Sang Hyang membantu pembukaan 40.000 hektar huma baru. PT Pertani membantu pembukaan 30.000 hektar huma baru, dan PT Pusri membantu pembukaan 30.000 huma baru.
Dalam program GP3K, Perum Perhutani menyediakan huma di sekitar hutan nan dipersiapkan sebagai huma pertanian nan akan diolah oleh masyarakat sekitar. Di Provinsi Barat, Perum Perhutani menyediakan 3.313,04 hektar huma di sekiatar hutan, tersebar di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Jagung dan padi merupakan tanaman nan menjadi prioritas.
Di samping pembukaan huma baru, ada 570.000 hektar huma nan siap buat menjalani program intensifikasi GP3K. Huma tersebut tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Bali. Di tahun 2012, PT Petrokimia Gresik melalui program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) telah merealisasikan intensifikasi 54.678 hektar huma tanam padi nan tersebar di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sebagai produsen pupuk, mereka menyusun pola pemumpukan berimbang organik dan anorganik. Dalam satu hektar, komposisi pupuk nan digunakan ialah 500 kg petroganik, 300 kg phonska, dan 200 kg urea. Hasil nan didapat, huma nan mengikuti GP3K mengalami kenaikan produksi 1,1 ton gabah kering menjadi 8,7 ton per hektar.
Klub Sepakbola Petrokimia Putra Gresik
Nama Petrokimia Gresik tak hanya identik dengan pabrik pupuk. Nama Petrokimia Gresik juga pernah dikenal sebagai salah satu klub sepakbola papan atas di Perserikatan Indonesia. Petrokimia (Putra) Gresik pernah menjadi Kampiun Perserikatan Indonesia tahun 2002.
Salah satu bintang nan menonjol dari Petrokimia ialah Widodo Cahyono Putro. Di Petrokimia, karir Widodo cukup bersinar (1994-1998) hingga ia menjadi salah satu pilihan primer Tim Nasional Indonesia di pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an.
Walau kampiun di tahun 2002, Petrokimia Putra Gresik harus menerima fenomena bahwa di musim berikutnya berada di peringkat dasar klasemen dan harus terdegradasi ke divisi satu. Beberapa musim selanjutnya, tepatnya di tahun 2005, Petrokimi Putra Gresik melebur bersama Liga Sepakbola Gresik (Persegres).
Nama nan kemudian dipakai ialah Persegres, walau lebih sering disebut sebagai Gresik United. Pada 2012 bermain di Perserikatan Super Indonesia (LSI).
Andil PT Petrokimia Gresik terhadap persepakbolaan Kota Gresik cukup besar. Mereka mendirikan stadion nan dinamakan Stadion Tri Dharma, namun lebih dikenal sebagai Stadion Petrokimia.Stadion Tri Dharma berkapasitas 25.000 penonton.