Evolusi Ilmu Pengetahuan

Evolusi Ilmu Pengetahuan



Ayat Dalam Al Quran

Penemuan orbit bumi ini merupakan sebuah hal baru. Setelah selama berabad-abad manusia terjebak dalam berbagai pemikiran tentang teori-teori orbit planet. Global sempat mempercayai teori geosentris dan heliosentris. Salah satunya ditunjukkan dalam surat Al Anbiya 33 nan berbunyi : “Dan Dia-lah nan telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan . Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”.

Demikian pula dalam kisah tentang misteri air. "Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu nan hidup.” (Q.S. Al Anbiya:30). Dari salah satu ayat dalam Al Qur’an ini, seorang ilmuwan Jepang tertantang buat membuktikan bahwa air pun memiliki kemampuan layaknya makhluk hayati lain. Ilmuwan tersebut ialah Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama, Jepang.

Melalui berbagai penelitiannya, Masaru mampu membuktikan bahwa molekul air dapat berubah ketika mendengar suara-suara. Ketika dibacakan kalimat nan bernada baik, maka molekul air akan berbentuk indah. Namun, ketika diperdengarkan suara-suara nan tak baik, maka molekul air pun turut berubah menjadi wujud nan mengerikan.



Sungai Bawah Laut

Dan inovasi besar lain terbaru ialah tentang kisah sungai di bawah laut. Allah berfirman dalam surat Al Furqan ayat 53 : “Dan Dialah nan membiarkan dua bahari mengalir (berdampingan); nan ini tawar lagi segar dan nan lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas nan menghalangi”.

Ketika ayat ini diturunkan, begitu banyak cemoohan. Bagaimana mungkin air bahari dan air sungai dapat bersandingan sedangkan kedua memiliki disparitas karakter. Namun, manakala Mr Jacques Yves Costeau, pakar Oceanografi dan pakar selam terkemuka dari Prancis menemukan fenomena tersebut.

Dari bukti-bukti nan ada, jelas menunjukkan bahwa Al Qur’an ialah sebuah bagian krusial dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Di dalamnya tersimpan berbagai rahasia nan masih menunggu buat dipecahkan oleh akal manusia. Dan ini juga merupakan sebuah bukti bahwa Al Qur’an ialah ayat-ayat Tuhan, bukan sekadar karangan manusia buta huruf bernama Muhammad.



Evolusi Ilmu Pengetahuan

Jika menelaah sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, akan banyak hal nan perlu dipikirkan, dibahas, dipertimbangkan, dan diamati. Hal tersebut disebabkan oleh cakupan ilmu pengetahuan nan mesti dibahas sangatlah banyak dan memiliki sejarah nan panjang.

Dengan demikian, sejarah nan merupakan rekam jejak mengenai segala peristiwa perkembangan ilmu pengetahuan akan mengungkapkan segala sesuatunya sinkron dengan fakta, namun tetap mengalami distorsi dengan berbagai rekayasa nan disesuaikan pula dengan perkembangan zamannya.

Hal tersebut menjadi sebuah problematika nan tentu akan berpolemik pada majemuk ilmu pengetahuan sebab adanya perubahan informasi dari satu masa ke masa nan lainnya akan mengubah perjalanan sebuah sejarah, termasuk sejarah ilmu pengetahuan nan senantiasa berkembang dari zaman ke zaman.

Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung secara evolutif sehingga buat memahaminya, diperlukan pembagian masa perkembangan secara periodik dengan adanya periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan nan masing-masing memuat karakter tersendiri.

Hal tersebut juga didukung pula oleh beberapa faktor, seperti mitologi dan kesusastraan Yunani, serta pengaruh ilmu pengetahuan nan kemudian sampai kepada Timur Kuno. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam tiap periode disebabkan oleh pola pikir masyarakat nan hayati di zaman periode tersebut berlangsung.

Semakin modern hayati sebuah kelompok masyarakat, maka ilmu pengetahuan pun akan semakin berkembang mengikuti pola modern nan dilakukan oleh masyarakat tersebut.



Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan dan ilmu pengetahuan memiliki makna nan berbeda sehingga kita tak dapat mengeneralisasi keduanya. Ilmu pengetahuan merupakan kata nan dalam bahasa Inggris berarti mempelajari dan mengetahui. Namun, ilmu kemudian mengalami ekspansi makna sehingga merujuk pada sesuatu nan bersifat sistematik.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan pun tak lagi sesuatu nan bersifat mengetahui dan mempelajari, tapi merupakan sesuatu nan tergolong, tersistem, dan terukur sehingga dapat dibuktikan secara empiris. Sementara itu, pengetahuan merupakan seluruh [pengetahuan nan belum tergolong, tersusun, dan bersifat menyeluruh baik metafisik maupun nonfisik.

Ilmu merupakan informasi nan dapat didapatkan oleh siapa pun, sedangkan ilmu merupakan bagian nan lebih tinggi dari hal tersebut sehingga bersifat lebih spesifik dan memiliki persyaratan ilmiah eksklusif nan dapat membuktikan kebenarannya.

Dengan kata lain, ilmu pengetahuan di sini bukanlah pengetahuan. Misalnya saja, ilmu pengetahuan sosial, yakni ilmu nan mempelajari berbagai informasi seputar global sosial. Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu nan mempelajari segala sesuatu nan berhubungan dengan alam.



Periodisasi Ilmu Pengetahuan Zaman Pra Yunani Kuno

Pada zaman ini, ilmu pengetahuan mengalami perekambangan dalam tiga fase, yakni sebagai berikut:

1. Zaman Batu Tua
Zaman nan sering disebut zaman prasejarah ini berlangsung sekitar empat juta tahun sebelum masehi dengan karakteristik kehidupan menggunakan alat-alat sederhana nan dibuat dari batu dan tulang, hayati dari bercocok tanam dan beternak, dan didasari dengan pengamatan purba buat dapat mengetahui segala hal tentang kehidupan.

2. Zaman Batu Muda
Zaman ini berlangsung tahun 10 ribu sebelum masehi sampai 2000 sebelum masehi. Kemampuan nan dihasilkan dari perkembangan ilmu pengetahuan kontemporer ialah munculnya tulisan kuno, kemampuan membaca, dan menghitung.

3. Zaman Logam
Zaman nan berlangsung dari abad 20 sebelum masehi sampai abad 6 sebelum masehi ini dikenali dengan pemakaian logam dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya peralatan masak, perhiasan, dan peralatan perang berbahan dasar logam. Kerajaan nan mendominasi periode ini ialah Mesir.



Periodisasi Ilmu Pengetahuan Zaman Pra Yunani Kuno

Peradaban Yunani nan terjadi secara mendadak merupakan hal nan dianggap mengagetkan dan memukau sebab banyak unsur peradaban nan telah ada sebelumnya di Mesir dan Mesopotamia. Akan tetapi, kedua unsur tersebut belum utuh sampai akhirnya Bangsa Yunani menyempurnakannya sebagai sebuah simbol peradaban.

Pada zaman ini, orang-orang bersikap kritis dan memiliki keinginan nan besar buat meneliti serta menelaah sesuatu nan belum bisa dipastikan. Berbagai ilmuwan nan hingga sekarang masih berpengaruh di global pengetahuan pun bermunculan, di antaranya ialah sebagai berikut :

1. Thales
Thales merupakan sosok nan menggebrak ilmu pengetahuan dengan pemikiran mitolgis masyarakat Yunaninya mengenai segala sesuatu. Ia sering melakukan muhibah dan melakukan perjalanan tandang ke Mesir. Ia merupakan filsuf pertama sebelum masa Socrates tiba.

2. Pythagoras
Ia merupakan filsuf nan lahir di daerah Samos dan menjadi salah seorang matematikawan Yunani paling terkenal melalui teorema. Orang nan dikenal sebagai Bapak Sapta ini mengenalkan teoremanya dan menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari sebuah siku-siku ialah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya.

3. Socrates
Ia lahir di Athena sebagai generasi pertama dari tiga filsuf terbesar di Yunani, yakni Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ia mengajar Plato dan selanjutnya, Plato mengajar Aristoteles. Kontribusi terbesarnya dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan ialah munculnya metode penelitian nan dikenal sebagai elenchos sebagai metode buat menguji konsep moral pokok sehingga kemudian ia dikenal sebagai bapak filsafat moral.

4. Plato
Ia menciptakan sebuah karya mengenai garis besar pandangannya terhadap “ide” dalam “Republika” dan menulis sesuatu tentang hukum. Kontribusi terbesarnya dalam sejarah ilmu pengetahuan ialah munculnya pengetahuan dan pendapat mengenai ide.

5. Aristoteles
Ia ialah seorang filsuf nan bergerak di bidang fisika, etika, politik, ilmu kedokteran, metafisika, dan ilmu alam. Berbagai spesies biologi diklasifikasikannya secara sistematis, berbagai bentuk politik nan ideal diasumsikan sebagai gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.