Aa Gym Menggunakan Teori Dikejar Anjing

Aa Gym Menggunakan Teori Dikejar Anjing

Aa Gym pernah sangat populer pada 2000-an. Tausiah Aa Gym hampir setiap minggu mengisi acara di stasiun televisi partikelir tertentu. Setelah berpoligami, popularitas Aa Gym menurun. Acara-acara nan diisi dai asal Bandung tersebut tak sesering lima tahun lalu. Namun, tausiah Aa Gym tetap dinikmati oleh kalangan eksklusif meskipun tak seramai dulu.



Ciri-Ciri Tausiah Aa Gym

Ada beberapa karakteristik tausiah Aa Gym nan membuat umat Islam betah berlama-lama mendengarkan nasihatnya itu.

1. Bahasa Mudah Dipahami

Bahasa tausiah Aa Gym mudah dipahami. Ia membahasakan konsep-konsep dalam Al Quran ke dalam bahasa nan mudah dipahami oleh audiens nya. Misalnya, konsep tazkiyatun nafs dijabarkan lebih sederhana menjadi pentingnya menjaga keiikhlasan, meluruskan niat, dan beribadah semata-mata hanya mengharap rida Allah.

Aa Gym juga memilih bahasa sehari-hari sehingga tausiahnya bisa diterima oleh audiens nan kebanyakan ibu rumah tangga. Aksen Sunda dalam bicaranya juga menciptakan kedekatan dengan masyarakat Jawa Barat nan rutin mengikuti pengajiannya setiap minggu di Darut Tauhid.

2. Menggunakan Singkatan

Tausiah Aa Gym dikemas sedemikian rupa agar mudah dicerna dan diingat oleh audiensnya. Salah satu cara nan dilakukan Aa Gym ialah menggunakan singkatan. Salah satu slogan singkatan nan populer ialah 3M: Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal kecil, dan Mulai sekarang juga.

Singkatan 3M ini kemudian diadopsi oleh berbagai kalangan buat kampanye atau melakukan perubahan nan nyata, seperti pemberantasan demam berdarah. Singakatan-singkatan sporadis digunakan ulama lain sehingga menjadi karakteristik khas tausiah Aa Gym.

3. Ada Contoh

Aa Gym juga kerap memberikan contoh pengalaman konkret dirinya atau orang lain berkaitan dengan tema ceramahnya. Contoh konduite tersebut menjadikan tausiah Aa Gym layaknya sebuah dongeng nan sangat menghibur sekaligus memberi inspirasi.

Misalnya, bagaimana ia mengatur waktu buat memenuhi kewajibannya sebagai ayah dan suami di antara berbagai kesibukannya. Contoh-contoh dari Aa Gym menjadikan ceramahnya tak terkesan omong doang.

4. Tema-tema Keseharian

Sebagian besar ustadz atau ulama mengangkat tema-tema seputar ibadah: keutamaan salat, puasa, dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Ganjaran surga buat mereka nan taat pada-Nya serta sanksi neraka buat para pendosa diselipkan dengan ayat dan hadis nan menguatkan pendapat sang ulama.

Aa Gym mengangkat tema nan berbeda. Bahkan, terkesan remeh temeh, seperti menjaga interaksi baik dengan tetangga, pentingnya menjaga kebersamaan dengan keluarga, atau pentingnya membersihkan niat saat berbuat baik. Namun, tema-tema ringan seperti itulah nan ternyata disukai oleh audiensnya dan bisa membuat pendengar tausiah Aa Gym merenungkan perbuatannya.

Empat karakteristik khas tausiah Aa Gym tersebut saat ini masih dapat Anda dengarkan dalam tausiah off-air Aa Gym. Dai kelahiran 30 Februari 1962 tersebut masih aktif berdakwah meskipun media massa tak sering mempublikasikannya lagi. Dokumentasi tausiah Aa Gym pun bertebaran di internet. Anda bisa mencarinya dengan donasi mesin pencari dan mengunduhnya kapan saja.



Kenapa Tausiah Aa Gym Begitu Mengena?

Banyak orang merasa terkejut kenapa ceramah Aa Gym begitu disukai oleh publik. Sehingga cukup banyak para dai atau penceramah meniru cara Aa Gym. Namun hasilnya tetap saja memberikan disparitas nan signifikan. Tahukah Anda apa misteri Aa Gym dapat demikian?

Di dalam buku “15 Kiat Sukses Menjadi Pembicara nan Menggugah dan Mengubah: Tinjuan terhadap Retorika Aa Gym” dicantumkan salah satu indikatornya ialah niat nan ikhlas atau tulus dalam menyampaikan dakwah. Sehingga dalam banyak ceramahnya, Aa Gym Selalu berpesan dua hal: luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar.

Hal ini dipraktekkan sendiri oleh Aa Gym. Ia selalu menjaga ketulusan niatnya saat berceramah. Karena seorang penceramah sangat berpeluang buat menjadi tak ikhlas. Hal ini terjadi, dapat disebabkan oleh kondisi ketika berdakwah. Maka dari itu, Aa Gym selalu berpesan buat menjaga niat.

Di dalam buku nan dikarang Komaruddin Chalil dicantumkan kisah Aa Gym nan menunjukkan keikhlasan Aa Gym dalam berdakwah dan penyempurnaan ikhtiarnya. Peristiwa tersebut terjadi saat akan ceramah pertama kali di Mesjid Istiqlal pada acara peringatan Nuzulul Qur’an. Dua hari sebelum pelaksanaan, Aa Gym terbaring sakit. Beliau mengatakan, “Jika Allah Swt. mengizinkan ceramah dan menjadi kebaikan, Aa konfiden niscaya Allah akan menolong.”

Rupanya. Ketulusan akan berbuat pertolongan Allah Swt. Dari ketulusan ini, akan hadir tanggungjawab dan keinginan buat mempersembahkan hasil terbaik. Hal ini tampak dari ceramahnya, meski nan hadir ialah para pejabat, namun isi ceramah nan disampaikan Aa Gym ialah hal-hal nan bersentuhan dengan pribadi manusia. Aa Gym terus menjaga akhlaknya sehingga mampu menggugah hati pendengar. Ia ceramah layaknya sedang ceramah di depan para santrinya.



Aa Gym Menggunakan Teori Dikejar Anjing

Salah satu nan menjadi karakteristik khas Aa Gym juga dalam berdakwah adalah, ia selalu menjiwai posisinya. Ia tidak akan menyampaikan materi ceramah nan belum dikuasainya. Artinya, materi ceramah nan disampaikan selalu nan pernah dilakukannya.

Sehingga tidak mengherankan kenapa Aa Gym selalu menampilkan contoh dalam ceramahnya ihwal rumah tangganya. Ini dilakukannya lantaran ia tidak ingin menyampaikan materi nan belum dirasa. Sebagainya di dalam buku Komarudin Chalil disebutkan, ketika Aa Gym ditanya bagaimana cara menyampaikan dakwah nan baik?

Aa Gym menjawab dengan menggunakan teori dikejar anjing. Orang nan pernah dikejar anjing akan menceritakan proses dan pengalamannya tersebut dengan paripurna dan penuh penghayatan. Seperti inilah, jika ingin menjadi dai nan mampu menggugah dan mengubah. Yaitu, menjiwai apa nan ingin disampaikan.



Muhasabah Itu Juga Cirinya

Yang membuat ceramah aa Gym mempunyai karakteristik khas ialah tausiyah. Pasalnya, kebanyakan para ustadz umumnya hanya dengan membacakan doa nan berbahasa Arab tanpa terkadang dapat direnungi oleh para pendengar tentang doa tersebut.

Berbeda dengan Aa Gym. Ia selalu menjadikan muhasabah sebagai media berdoa dan merenungkan apa nan didoakan. Makanya tidak mengherankan bila banyak para jamaah nan menangis saat Aa Gym membawakan muhasabah. Karena di dalam muhasabah terekam segala dosa-dosa nan pernah dilakukan.

Umumnya, musahabah nan menjadi karakteristik khas tausiah Aa Gym tidak pernah lepas mendoakan agar Allah mengampuni dosa-dosa nan pernah kita lakukan terhadap orang tua. Memohon pengampunan juga terhadap diri sendiri. Pasalnya, Aa Gym ingin mengajak para pendengarnya dekat dengan Allah. Ketika dekat dengan Allah rezeki menjadi mudah, sebab Allah sangat sayang terhadap hamba-Nya nan taat kepadanya.

Istilah muhasabah atau penilaian diri mulai marak digunakan sejak Aa Gym menjadi ustad. Sebelumnya, sporadis sekali para ustad menggunakan teori muhasabah dalam berdoa. Sejak munculnya Aa Gym, hingga kini cara berdoa dengan muhasabah mulai marak dilakukan di setiap akhir acara keagamaan.



Tawakkal Kunci Dakwah Aa Gym

Sejatinya, kunci berhasil dakwah Aa Gym terletak pada ketawakkalannya. Ia memulai tawakkal bukan setelah berusaha, tapi saat ia akan berusaha pun ia tawakkal kepada Allah. Sehingga apa nan keluar dari lisannya bak mutiara. Karena ia tidak pernah membumbu-bumbui ucapannya. Ia selalu menceritakan apa nan terbaik menurut pandangan agama Islam.

Di dalam buku nan ditulis oleh Komaruddin Chalik, Aa Gym pernah berpesan kepada para santrinya buat menyampaikan dakwah dengan ikhlas. “Tugas kita ialah menyampaikan kebenaran dan soal hasilnya, apakah orang lain akan berubah mengikuti kebenaran, bukan urusan kita sebagai hamba. Urusan kita, berikhtiar sekuat tenaga buat menyampaikan kebenaran dengan cara nan menarik, kreatif, dan menjaga niat agar tetap lurus. Hasilnya, kita serahkan kepada Allah. Faidzaa ‘Azamta Fatawakkal ‘Ala Allah.”

Inilah artikel sederhana seputar cara Aa Gym berdakwah atau menyampaikan tausiah. Semoga bermanfaat.
Artinya, Aa Gym berpesan, ketika kita sedang berbicara, niat nan harus dijaga oleh pembicara ialah konfiden kepada Allah bahwa orang lain berubah bukan sebab kemampuan berbicara nan kita miliki. Akan tetapi, orang lain berubah sebab Allah-lah nan telah membukakan hatinya, memberikan pemahaman, melalui hidayah-Nya.

Sedangkan, kita hanya dijadikan jalan buat sampainya ilmu dan hidayah Allah. Yakinlah, semua ilmu nan kita sampaikan serta kemampuan kita dalam menyampaikan semua isi pesan itu datang dari Allah Swt. Jadi, tak ada setitik pun kemampuan kita sebagai hamba kecuali sebab pertolongan Allah Swt.