Perilaku Ikan Hiu
Ikan hiu ataudikenal juga sebagai ikan cucutadalah kelompokikanyang memiliki kerangka tulang rawanyang lengkap dan tubuh yangramping. Hiu bernapas dengan menggunakan lima lianginsang(kadang-kadang enam atau tujuh, bergantung pada spesiesnya). Insang-insang itu berada di samping, di belakang, dan di kepala hiu.
Tubuh hiu dilapisi kulit dermal denticles yang berguna buat melindungi kulit hiu dari kerusakan dan ganguan parasit. Selain itu, kulit dermal denticles berfungsi buat menambahdinamika air.Hiu memiliki beberapa deret gigi nan bisa tumbuh kembali jika gigi sebelumnya tanggal.
Spesies dan ukuran hiu sangat beragam, nan terkecil sampai nan terbesar. Hiu dengan ukuran sebesar telapak tangan disebut hiu pigmi ( Euprotomicrus bispinatus ). Spesies ini hayati di bahari dalam dengan panjang hanya 22 cm. Sementara itu, hiu terbesar ialah hiu paus ( Rhincodon typus ). Hiu ini hampir sebesar ikan paus. Hiu paus ini hanya mengkonsumsi plankton melalui alat penyaring di mulutnya.
Sementara itu, ada spesies hiu nan bisa hayati di dua jenis air, yaitu air tawar dan air laut. Spesies hiu tersebut ialah hiu banteng. Spesies hiu banteng bisa ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Perkumpulan dan Afrika. Spesies hiu banteng dikenal sebagai hiu nan tak bisa diprediksi kelakuannya. Selain itu, hiu permburu dikenal dengan nama hiu putih raksasa. Diameter mulut hiu putih mencapai 40 cm.
Hiu termasuk hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang. Bentuk tubuh hiu nan seperti torpedo memudahkan hiu buat bergerak cepat di dalam air. Hiu tergolong hewan hewan pemakan daging dan dikenal sebagai hewan pemburu nan tangguh.
Karakteristik Fisik Ikan Hiu
Sebagai hewan karnivora, hiu memiliki sederetan gigi tajam nan berfungsi buat mencabik daging mangsanya. Gigi hiu menempel di gusinya, tak secara langsung inheren di rahang. Gigi tersebut terus menerus tanggal dan tumbuh baru selama hayati sang hiu. Beberapa hiu pernah menanggalkan lebih dari 30.000 gigi semasa hidupnya.
Waktu penggantian gigi tanggal dengan gigi baru biasanya terjadi setiap 8 - 10 hari sekali, tetapi dapat juga terjadi beberapa bulan sekali. Bagi kebanyakan spesies, serangkaian gigi dapat lepas berbarengan hanya sebab satu gigi di antaranya tanggal.
Bentuk gigi hiu tergantung pada jenis makanannya. Hiu nan suka memakan moluska dan hewan bercangkang memiliki gigi nan padat dan rata, cocok buat meremukkan cangkang. Sementara itu hiu nan makan ikan-ikanan memiliki gigi seperti jarum, ideal buat mencengkeram. Adapun hiu nan memakan mangsa besar seperti mamalia memiliki gigi bawah nan tajam dan runcing buat menggenggam mangsa dan gigi atas nan berbentuk segitiga runcing buat memotong. Sementara itu gigi hiu nan memakan plankton cenderung berukuran kecil dan non-fungsional.
Hiu memiliki rahang nan tak menempel pada tengkoraknya, seperti halnya ikan pari. Permukaan rahang hiu memerlukan sokongan berlebih sebab sering terpapar tekanan fisik dan memerlukan tenaga ekstra. Rahang hiu memiliki lapisan heksagonal nan disebut tesserae . Biasanya, hiu hanya memiliki selapis tesserae. Akan tetapi beberapa jenis hiu memiliki minimal 3 lapis tesserae, tergantung ukuran tubuhnya.
Kerangka nan dimiliki hiu berbeda dengan jenis ikan bertulang lainnya, seperti ikan kod. Tulang ikan hiu tersusun dari tulang rawan atau tulang muda nan sangat lentur dan ringan. Namun, buat hiu-hiu tua, tulang tersebut bisa mengapur sehingga menjadi lebih hebat. Rahang hiu bervariasi dan diperkirakan telah berevolusi dari rongga insang nan pertama.
Umumnya, hiu sangat lambat dalam mencapai kedewasaan seksualnya sehingga hiu menghasilkan sedikit keturunan dibanding jenis ikan lain. Ditambah, hiu pun menjadi objek perburuan nan cukup diminati. Hal ini menimbulkan keprihatinan dari para peneliti dan pemerhati hiu sebab banyak spesies ikan nan terancam punah.
Proses Pernapasan dan Pencernaan Ikan Hiu
Sebagaimana ikan-ikan lainnya, hiu mengambil oksigen dari air bahari nan melewati insang mereka. Akan tetapi celah insang hiu tak tertutupi sebagaimana ikan lain, melainkan berada tepat di belakang kepalanya. Hiu juga memiliki celah insang di belakang matanya. Kelebihannya ini memudahkan hiu buat tetap bernapas saat sedang tak berenang (sedang diam).
Proses pernapasan dan sirkulasi udara di dalam tubuh hiu dimulai saat darah nan tak mengandung oksigen bergerak menuju jantung. Saat itu, hiu memompa darah ke insangnya melalui pebuluh aorta di perutnya. Proses pengisian oksigen di dalam darah terjadi di insang.
Bagi seekor ikan hiu , proses pencernaan dapat memakan waktu lama. Makanan dari mulut dipindahkan ke perut nan berbentuk “J”. Di situlah awal pencernaan dimulai. Zat-zat nan tak diperlukan tidak akan dapat melewati perut, sehingga secara alami harus dimuntahkan kembali oleh hiu. Disparitas terbesar sistem pencernaan hiu dan mamalia ialah hiu memiliki saluran pencernaan nan pendek tetapi proses pencernaannya panjang.
Perilaku Ikan Hiu
Pandangan generik mengenai hiu berpendapat bahwa hiu ialah pemburu nan menyendiri, berkeliling samudra buat mencari makanan. Akan tetapi, pandangan tersebut hanya berlaku buat beberapa jenis hiu saja. Sebagian besar jenis hiu hayati menetap, tak berkeliling samudra.
Meskipun ia suka menyendiri, hiu tetap berjumpa hiu lainnya saat musim kawin dan saat ada sumber makanan besar nan dapat dimakan bersama. Hiu dapat menjadi sangat sosial, berkerumun dalam kelompok besar. Terkadang lebih dari 100 hiu martil dapat berada di satu loka nan sama.
Umumnya, hiu bisa berenang dengan kecepatan rata-rata 8 km/jam. Namun saat sedang berburu mangsanya, kecepatan renangnya meningkat hingga 19 km/jam. Beberapa jenis hiu bahkan dapat berenang dengan kecepatan 50 km/jam.
Untuk beristirahat, hiu biasanya berdiam diri di dasar lautan sambil tetap aktif memompa air dengan insang mereka. Insangnya nan unik mempermudah hiu buat bernapas di dasar air tanpa risi menghirup pasir. Ikan ini tidak pernah ditemukan tertidur dan hampir aktif sepanjang waktu.
Keunikan Ikan Hiu
Hiu memiliki hati nan mengandung banyak minyak. Minyak nan dihasilkan dari hati hiu memiliki banyak manfaat. Misalnya, sebagai penambah stamina, obat penyakit hati (lever), diabetes, meningkatkan sistem imun, bersifat disinfektan, penghalus kulit, dan pencegah kanker. Lambung hiu memiliki taraf flesibilitas nan tinggi sehingga mampu makan jalam jumlah nan besar.
Mayoritas hiu berdarah dingin nan suhu darahnya sama dengan suhu air loka hidupnya. Sementara itu, hanya sebagian kecil hiu nan berdarah panas. Hiu bisa menghangatkan darahnya dibandingkan lingkungan sekitarnya. Kemampuan ini membantu hiu buat berenang lebih cepat dan berpindah ke lingkungan dingin buat berburu.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hiu ternyata buta warna. Walaupun buta warna, hiu memiliki indera penciuman nan sangat tajam. Apalagi jika mencium bau darah, hiu dengan cepat akan mencari sumber darah nan diciumnya itu.
Serangan Ikan Hiu Kepada Manusia
Di berbagai film Hollywood, hiu terlihat sebagai makhluk haus darah nan suka menyerang manusia secara agresif. Namun benarkah demikian? Sebuah penelitian nan dilakukan pada tahun 2006 menunjukkan bahwa hiu menyerang jika merasa terancam atau terprovokasi. Hanya 16% dari agresi hiu nan menunjukkan konduite militan tanpa adanya ancaman atau provokasi nyata.
Dari 360 spesies ikan hiu nan ada, hanya beberapa hiu nan berbahaya bagi manusia. Hiu-hiu tersebut ialah hiu putih, bull shark , tiger shark, dan oceanic whitetip . Mereka berbahaya sebab ukurannya nan besar dan tenaganya nan mampu mencabik-cabik manusia. Akan tetapi pada kenyataannya kasus pembunuhan manusia oleh hiu sangat sporadis terjadi (terutama jika tidak ada provokasi).