Kejar Tayang - Akibat Negatif Selebritis Kejar Tayang
Para selebritis, terutama pemain sinetron, selalu bergulat dengan waktu. Banyak di atara mereka nan terlibat dalam tayangan kejar tayang atau s tripping .
Menjadi aktris atau aktor nan sibuk kejar tayang tidaklah mudah. Biasanya, mereka membutuhkan beberapa pengorbanan agar dapat mengikuti shooting tersebut. Sebagai contoh, aktris cantik dan muda peraih Panasonic Gobel Award tahun 2011, Nikita Willy, malah mengorbankan sekolahnya demi sinetron kejar tayang nan ia mainkan.
Hal ini dilakukannya dengan alasan kesenangan terhadap global acting nan tak dapat ditinggalkannya begitu saja. Namun, sebagai gantinya, aktris nan sudah ber- acting sejak umur 8 tahun dan sering shooting kejar tayang itu memilih home schooling .
Nikita merasa bahwa sekolah memang penting, tapi acting juga merupakan bagian dari dirinya sehingga keduanya harus tetap dijalani dengan seimbang. Dengan kata lain, sinetron kejar tayang tak meluluhkan semangat belajarnya buat terus mencapai cita-cita awalnya sebagai dokter.
Hal nan serupa juga terjadi pada penyanyi cantik dan terkenal Agnes Monica. Ia lebih memilih buat berhenti kuliah ketimbang menghentikan order menyanyinya nan kejar tayang dan kerap membuatnya sama sekali tak punya waktu buat dirinya sendiri.
Bolak-balik ke luar negeri buat mewujudkan cita-cita go international -nya telah membuat Agnes Monica memutuskan buat berhenti kuliah di jurusan Hukum nan telah dipilihnya. Penyanyi nan selalu super sibuk ini memilih kariernya serta jam terbang nan tinggi sehingga selalu kejar tayang demi cita-citanya itu.
Sayangnya, lagi-lagi para selebritis harus dihadapkan pada situasi nan tak selalu menguntungkan. Beberapa waktu nan lalu, Agnes Monica nan dikenal jago menari tersebut dikabarkan tengah mengalami cedera pada leher dan punggungnya sebab aktivitas kejar tayang nan berlebihan.
Dengan kejar tayang sinetron dan menyanyi, ia telah membuktikan pada global bahwa ia harus memberikan pengorbanan buat berbagai impian nan ingin diwujudkannya. Begitulah prinsip hayati Agnes Monica.
Kejar Tayang buat Masa Depan Anak
Para aktor dan aktris mengorbankan kesehatan atau pendidikan mereka demi karier di bidang entertainment . Mereka nan sibuk kejar tayang juga memprioritaskan karier mereka demi masa depan anak dan mengorbankan kebahagiaan mereka buat dapat manunggal dengan buah hati mereka.
Salah satu aktris nan merelakan hayati terpisah dengan anak-anak mereka ialah Yulia Rahman, Soimah, dan aktor komedian Sule. Ketiga selebritis tersebut merelakan kebahagiaan mereka demi mengejar shooting kejar tayang agar dapat mencukupi bahkan menabung buat masa depan anak-anak mereka.
Yulia Rahman nan sering bekerja kejar tayang sebagai presenter membenarkan bahwa dirinya memang sibuk kejar tayang berbagai kegiatan entertainment buat memenuhi segala kebutuhan kedua buah hatinya. Ia mampu berbulan-bulan tak berjumpa dengan kedua buah hatinya agar segala kebutuhan, termasuk masa depan anaknya tak telantar begitu saja.
Hal nan sama terjadi juga pada komedian sekaligus penyanyi Soimah. Ia rela tinggal berjauhan dengan anak-anaknya demi kepentingan nan sama, yakni shooting kejar tayang buat mendapatkan bayaran nan sinkron dengan pengorbanannya.
Komedian Sule juga tak kalah antusiasnya dalam mencari secercah masa depan demi istri dan anak-anaknya sehingga rela shooting kejar tayang . Ia hanya dapat bercengkerama dengan anak-anak dan isterinya satu kali dalam seminggu.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa kondisi para selebriti nan super terkenal dan terlihat paripurna sebenarnya masih memiliki kekurangan nan bahkan hanya dimiliki oleh orang-orang sederhana seperti kita. Di balik kemewahan dan kemapanan mereka, tersimpan kelelahan sebab harus shooting kejar tayang tanpa menghiraukan kesehatan diri, kondisi keluarga, bahkan komunikasi antar anggota keluarga.
Jika sebagian besar aktor dan aktris di Indonesia lebih memilih shooting kejar tayang dan mengorbankan anak-anak mereka, masih ada beberapa aktris dan aktor nan rela menepis honor besar mereka demi menggendong buah hati mereka agar kelak dapat tumbuh dengan baik secara fisik dan psikologisnya.
Salah satu aktris nan rela menolak tawaran shooting kejar tayang ialah Nirina Zubir. Aktris mungil nan terkenal cerewet tersebut menganggap bahwa uang bukanlah segala-galanya sehingga ia rela menghentikan kegiatan shooting -nya demi mengurus buah hatinya.
Sama halnya dengan Nirina, aktris berwajah Indonesia asli, Dian Sastro, juga berpendapat bahwa karier bukanlah segala-galanya. Di samping sibuk menjadi ibu rumah tangga nan baik, ia juga hanya akan melakukan kesibukan nan tak meninggalkan anak dan suaminya sehingga kehidupan karier berkesinambungan, tapi kehidupan rumah tangga pun tetap harmonis. Ia tak menerima pekerjaan shooting kejar tayang.
Kejar Tayang - Akibat Negatif Selebritis Kejar Tayang
Selain akibat positif buat menjadi terkenal dan mapan nan didapatkan para aktor dan aktris kejar tayang, terdapat pula akibat negatif dari shooting kejar tayang tersebut. Akibat negatifnya lebih dari sekadar meninggalkan keluarga di rumah atau sesekali sakit sebab kelelahan nan sudah dianggap biasa. Akibat lain nan lebih penting ialah munculnya stres nan memicu tindakan-tindakan negatif para selebritis.
Contoh akibat negatif shooting kejar tayang tersebut ialah terjeratnya para aktor dan aktris ke dalam lembah narkotika atau tindakan lain nan dianggap menyimpang dari norma-norma nan berlaku di negara kita. Norma-norma tersebut ialah kebiasaan hukum dan kebiasaan agama.
Salah satu aktris cantik, Kirana Larasati, pernah mengalami masa-masa sulit seperti itu. Di tengah kesibukannya shooting kejar tayang, ia merasakan hal nan tak baik pada dirinya.
Ada nan kurang di dalam kehidupannya sebagai seseorang nan dianggap telah mapan dan terkenal oleh masyarakat. Rasa kesepian dan kemarahannya pada keadaan sebab terlalu sibuk kejar tayang memenuhi semua ambisinya sebagai seorang aktris dan akhirnya membuat ia memilih jalan nan tak baik buat melampiaskan kekesalannya itu. Salah satunya dengan jalan mengonsumsi alkohol dan narkoba.
Dua tahun berkecimpung di global nan serba gelap tersebut membuat ia sadar bahwa dirinya tak perlu memaksakan diri buat mengikuti shooting kejar tayang hanya demi kemewahan. Karier di global entertainment serta materi tak dapat menggantikan nilai kebahagiaannya sebagai seorang manusia.
Selepas sembuh dari kecanduannya terhadap miras dan narkoba, Kirana Larasati pun memutuskan buat tak mengikuti program entertainment nan kejar tayang. Selain sebab hal itu membuatnya lelah, juga membuatnya kehilangan waktu, bahkan waktu buat dirinya sendiri.
Ia tak lagi menerima order shooting kejar tayang. Ia lebih memilih buat melakukan hal-hal nan disukainya, termasuk mengampanyekan program anti narkoba.
Selain Kirana Larasati, masih banyak seniman lainnya nan terjerat ke dalam lembah miras dan narkotika hanya sebab merasa bosan dan tersesat dalam global nan dipilihnya, yakni global entertainment nan kerap menyuguhkan program kejar tayang buat mendapatkan evaluasi publik nan sempurna.
Kita sebagai manusia nan telah diberikan nilai-nilai kebahagiaan selain kemewahan, popularitas, dan kekayaan, harus senantiasa bersyukur. Bukankah kita tak pernah mengenal dilema kejar tayang nan dapat membuat kita tersesat dalam jalan nan kita pilih?