Peristiwa Isra Mi raj dan Teori Relativitas
“Maha Kudus Allah, nan telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha nan telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia ialah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. al-Israa’ [17]: 1)
Peristiwa Isra Mi raj merupakan sebuah mukjizat dari Allah teruntuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam nan menurut logika manusia sangat sulit diterima. Dalam sebuah peristiwa nan hanya berlangsung selama semalam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mampu menempuh jeda jutaan tidak terhingga dengan menunggangi buraq. Malaikat Jibril pada waktu itulah nan menjemputnya atas perintah Allah subhanahu wa Ta’ala.
Apa Saja nan Terjadi pada Peristiwa Isra Mi raj?
Yang kita tahu, Isra Mi’raj merupakan perjalanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju Masjidil Aqsha di Palestina dan juga naik ke Sidratul Muntaha atau langit lapis ketujuh. Dalam sebuah tulisan nan termuat di mimbarjumat.com, kronologis perjalanan tersebut diuraikan lebih detail.
Setelah mendapatkan perintah dari Allah, Jibril pun turun dan membangunkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meninggalkan Masjidil Haram. Di sana ternyata sudah disiapkan buraq nan mampu terbang dengan kecepatan melebihi kejapan mata kita sendiri.Mereka menuju Madinah, kota nan akan dituju Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam buat berhijrah. Di sana, Jibril memerintahkan Rasulullah agar menunaikan shalat.
Perjalanan menuju Syajar Musa atau loka di mana Nabi Musa ‘alaihi wa sallam berhenti setelah pelariannya dari Mesir dan berlanjut ke Tunisia loka Nabi Musa menerima wahyu. Perjalanan berlanjut ke Baitullahm atau Bethlehem loka kelahiran Isa ‘alaihi salam dan berlanjut ke Masjidil Aqsha di Yerusalem di mana itulah kiblat para nabi sebelumnya. Nabi turun di sana dan memasuki masjid tersebut.
Jibril membawa Rasulullah menuju sebuah batu besar dan di sana terlihat sebuah tangga nan sangat indah. Berpangkal di Maqdis dan ujungnya menyentuh langit. Mereka kemudian menaiki tangga tersebut menuju Sidratul Muntaha. Itu ialah salah satu tanda kekuasaan Allah nan diperlihatkan kepada Rasulullah sebagaimana firman Allah dalam surat an-Najm ayat 13–18.
Rasulullah menemui Allah tanpa disertai Jibril. Pada saat itu ditegaskan kembali oleh Allah akan kewajiban shalat. Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali menemui Jibril nan mengajaknya buat melihat surga. Tidak ada satu pun nan tak terlewatkan oleh Rasulullah. Setelah itu, Jibril mengajaknya buat melihat kondisi di neraka nan penuh dengan siksa nan pedih. Jibril kemudian mengajak Rasulullah kembali Masjidil Haram menjelang waktu subuh.
Makna Peristiwa Isra Mi raj
Peristiwa ini ialah salah satu peristiwa nan wajib diimani kebenarannya bagi umat muslim. Ada beberapa makna dan hikmah nan bisa diambil dari peristiwa menakjubkan nan terjadi pada Nabi Muhammad Saw. ini, yakni:
-
Dipilihnya Rasulullah buat menjalani Isra’ Mi’raj tersebut menunjukkan bahwa beliau memiliki kelebihan dibandingkan manusia lain mana pun di muka bumi ini. Beliaulah suri teladan bagi umat manusia.
-
Isra’ Mi’raj merupakan mukjizat sebab terjadi hanya dalam satu malam saja. Sebuah peristiwa nan menunjukkan betapa kebesaran Allah begitu sulit diterima akal manusia, sulit buat dibandingkan dengan teknologi canggih sekalipun.
-
Perintah shalat diamanatkan Allah kepada Rasulullah agar dilaksanakan oleh seluruh umat muslim. Shalat merupakan ibadah nan akan menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan mungkar sebagaimana firman-Nya dalam surat al-Ankabuut ayat 45. Dan diajaknya Rasulullah ke Masjidil Aqsha menunjukkan bahwa masjid ialah loka buat shalat dan kaum mukmin diminta buat turut memakmurkan masjid sebagai mana dalam surat at-Taubah ayat 18.
Secara rasional, tak sedikit orang nan meragukan terjadinya peristiwa besar nan krusial bagi umat muslim ini. Mereka berdalih bahwa tidaklah mungkin seorang manusia dapat berjalan melebihi kecepatan cahaya. Namun apa nan tak mungkin bagi Allah Swt.? Bahkan perkembangan ilmu pengetahuan baru-baru ini membuktikan teori relativitas di mana setiap benda bergerak memiliki perhitungan waktu nan tak sama dengan benda bergerak lainnya. Waktu ialah suatu hal nan relatif. Peristiwa isra mi raj ialah peristiwa yang, sebetulnya, masuk akal dan sahih adanya. Hanya saja pengetahuan mengenai bagaimana peristiwa hebat ini dapat terjadi belum terjangkau oleh akal dan ilmu pengetahuan manusia saat ini.
Isra mi’raj memiliki posisi krusial dengan makna mendalam di dalam kepercayaan umat muslim. Pada peristiwa itulah Rasulullah berjumpa dengan nabi-nabi sebelumnya dan mendapatkan perintah langsung dari Allah Swt. bagi umat muslim buat melaksanakan ibadah berupa salat. Mi’raj juga merupakan bentuk pendakian spiritual nan selaras dengan tanggung jawab sebagai manusia. Perintah salat sejalan dengan tugas dan tanggung jawab manusia di muka bumi. Konduite keseharian seorang muslim sebagai manusia haruslah memiliki nilai-nilai ilahiah.
Begitu besar dan pentingnya makna isra mi’raj sampai setiap umat muslim di berbagai belahan global selalu memperingatinya. Peristiwa ini diperingati setiap bulan ketujuh dalam almanak Hijriah, yakni bulan Rajab, tepatnya pada tanggal 27. Di beberapa wilayah di India, nama Rasulullah dipuji melalui bacaan-bacaan nan dibacakan selama seminggu peringatan isra mi’raj. Adapun di Turki, puji-pujian pun dilontarkan di dalam masjid-masjid. Isra mi’raj dianggap ialah peristiwa penuh berkah nan selayaknya diingat dan direnungi esensinya oleh setiap muslim.
Peristiwa isra mi’raj menggambarkan keutamaan Rasulullah, nan dengan seizin Allah dapat melakukan perjalanan menakjubkan dari bumi ke surga, ke neraka, dan berjumpa dengan nabi-nabi sebelumnya. Segala kenikmatan surga dan pedihnya siksa neraka telah dilihat sendiri oleh Rasulullah sehingga beliau semakin kuat keyakinannya dan semakin baik menyampaikan dakwah kepada umatnya. Melalui Rasulullah, Allah Swt. berusaha menyadarkan manusia akan adanya dua pilihan: surga dan neraka.
Peristiwa Isra Mi raj dan Teori Relativitas
Albert Einstein, seorang fisikawan jenius asal Jerman mengemukakan suatu teori penggebrak nan disebut dengan teori relativitas. Secara awam, teori relativitas berprinsip bahwa tak ada nan absolut antara ruang dan waktu, semuanya bersifat nisbi alias tak seragam antara satu hal dengan hal lainnya. Teori relativitas menekankan interaksi antara ruang, waktu, dan gravitasi. Sebuah imbas dari teori ini ialah dilatasi waktu.
Lantas, apa hubungannya teori relativitas Einstein dengan peristiwa isra mi’raj? Dalam teori relativitas, disebutkan bahwa manusia dapat menjelajahi waktu dan dimensi nan berbeda asalkan ia mampu bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya. Sampai sekarang, manusia merasa belum mampu membuktikan kebenaran teori tersebut di lapangan, meskipun hitungan matematis di atas kertas masuk akal kebenarannya. Pasalnya, partikel tubuh manusia dapat hancur jika harus bergerak lebih cepat dari cahaya.
Padahal, peristiwa isra mi’raj ialah verifikasi dari teori relativitas. Seorang manusia di zaman di mana teknologi belum semaju kini, dapat melakukan perjalanan dari satu titik ke titik lain di muka bumi lantas naik ke langit ke tujuh buat kemudian kembali lagi ke titik semula dalam waktu satu malam (tentu dengan kecepatan cahaya). Yang dilakukan Nabi Muhammad Saw. saat itu, atas seizin Allah, ialah bukti dari kebenaran teori relativitas Einstein. Sebuah bukti nan sudah ditunjukkan jauh sebelum manusia mampu menguraikan apa nan disebut dengan teori relativitas. Oleh sebab kita mengetahui ilmunya sekarang, tentu tak sulit buat lebih mengimani bahwa peristiwa isra mi raj itu benar-benar terjadi. Bukan sekadar perumpamaan. Wallahualam.