Sistem Pemerintahan Peradaban Romawi
Peradaban Romawi ialah sekelompok manusia nan tinggal di Semenanjung Italia nan berasal dari polis atau negara-kota di Roma. Peradaban Romawi mulai tumbuh beberapa abad sebelum almanak Masehi. Pada awal terbentuknya, peradaban Romawi memiliki sistem pemerintahan nan berbentuk monarki.
Sistem Pemerintahan Peradaban Romawi
Monarki ialah sistem pemerintahan nan dikuasai oleh satu orang saja dan itu bersifat mutlak. Sistem pemerintahan monarki merupakan sistem pemerintahan tertua nan dimiliki masyarakat dunia. Sistem pemerintahan inilah nan ada di masa peradaban Romawi.
Para raja atau kaisar berusaha memperluas kerajaan dan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya dengan acara mengambil daerah kerajaan atau kekaisaran milik orang lain, baik dengan cara paksa maupun dengan cara damai. Oleh sebab itulah, perang demi perang ialah satu bagian kehidupan nan selalu hadir pada saat itu.
Kerajaan atau kekaisaran dengan angkatan perang nan hebat, niscaya akan mempunyai wilayah nan luas. Latihan dan taktik perang telah dikuasai oleh para raja atau kaisar masa itu. Hal inilah nan membuat satu peradaban begitu maju. Perang dan perang ternyata juga telah memberikan pengaruh lain, seperti, peradaban lain berupa nilai-nilai kemasyarakatan, budaya, pemikiran atau satu paham tertentu. Ada juga bertalian keluarga nan terjadi dari pernikahan sebab penyatuan dua kerajaan secara damai.
Peradaban Romawi - Suku Latia
Layaknya sebuah peradaban, peradaban Romawi dikembangkan oleh sekelompok orang. Sekelompok orang nan mengembangkan peradaban Romawi tersebut ialah para anggota dari suku Latia. Suku Latia hayati dan berkembang di sebuah lembah sungai bernama Tiber. Suku Latia hayati dari bertani. Tanah nan mereka tinggali memiliki kesuburan luar biasa. Mereka menyebut tanah tersebut Latium.
Peradaban Romawi memiliki pusat kebudayaan nan terletak di Kota Roma. Bila loka tinggal suku Latia berada di lembah sungai, kota Roma berada di muara Sungai Tiber. Awalnya, Roma ialah sebuah polis (kota) kecil nan berada di antara tujuh bukit. Tiap-tiap bukit menjadi loka tersendiri bagi berkembangnya kebudayaan Romawi.
Bukit-bukit tersebut, antara lain Palatine, bukit loka dibangunnya bangunan-bangunan megah nan kini jadi bukti diri Roma; Capitalon, bukit nan menjadi pusat keramaian; Quirinalle nan merupakan bukit tertinggi; Aventine, bukit nan di atasnya terdapat kuil Diana nan merupakan Dewi bagi bangsa Latin; serta bukit Vinninal, Esqualine, dan Caeline.
Kota Roma menurut legenda didirikan oleh kakak beradik, Remus dan Romulus. Mereka berdua ialah keturunan seorang perawan Vesta bernama Rhea Silvia dengan Dewa Mars. Mereka berdua syahdan dirawat oleh seekor serigala jantan.
Sistem Pemerintahan Romawi
Peradaban Romawi , terutama di Roma memiliki beberapa periodisasi sistem kepemimpinan. Periode kerajaan, periode republik, dan periode kekaisaran.
1. Sistem Kerajaan
Pada masa periode kerajaan, tentu saja sistem pemerintahan dikendalikan oleh seorang raja. Raja pertama dari peradaban Romawi ialah Romulus. Kerajaan Romawi berdiri dengan kokoh di atas Bukit Palatine. Masa pemerintahan Raja Romulus berkisar pada 753 SM hingga 509 SM.
Pada masa-masa kerajaan, masyarakat Roma terbagi dalam dua golongan, yaitu Patricia atau warga keturunan orisinil Roma dan Plebeyer nan merupakan warga pendatang dan mayoritas hayati dalam keadaan memprihatinkan.
2. Sistem Republik
Robohnya sistem kerajaan digantikan dengan sistem pemerintahan republik. Pada masa pemerintahan republik, kekuasaan paling tinggi peradaban Romawi dipegang oleh dua orang sekaligus. Kedua pemimpin tersebut dipilih secara langsung oleh forum senat. Kedua pemimpin atau konsul tersebut memiliki tugas berbeda. Pemimpin pertama bertugas menangani permasalahan ekonomi dan hukum. Pemimpin kedua bertugas menangani urusan pertahanan.
Pada masa pemerintahan berbentuk republik, Peradaban Romawi di Roma banyak mengalami peperangan. Peperangan terbesar ialah perang ketika menghadapi Khartago, sekarang Tunisia. Pada masa itu, Khartago ialah bagian wilayah nan dikuasai orang Funisia. Perang dilatarbelakangi oleh perebutan Pulau Sisilia, pulau nan menjadi “lumbung padi” masyarakat Roma. Pulau tersebut diduduki oleh orang dari Funisia.
Perang tersebut tak cukup dilakukan sekali, Roma terhitung memerangi Funisia sebanyak tiga kali. Yaitu, perang Funisia I nan terjadi pada 246 SM hingga 241 SM, perang Funisia II terjadi pada 218 SM hingga 201 SM, perang Funisia III nan terjadi pada 149 SM hingga 146 SM. Peperangan tersebut sukses dimenangi Roma.
Pada masa republik, masyarakat Roma digolongkan atas dua kelas. Golongan-golongan tersebut dibedakan atas kekayaan. Yaitu, optimar ialah sekelompok orang nan kaya dan mempunyai kekuasaan buat “memalak” sinkron keinginan mereka, dan proletar nan merupakan sekelompok orang miskin.
3. Sistem Kekaisaran
Sistem pemerintahan republik ternyata tak dapat selamanya bertahan di Roma. Akhirnya, republik pun diganti dengan sistem pemerintahan kekaisaran. Republik roboh sebab terlalu banyak peperangan nan terjadi saat itu. Akhirnya, seorang pemimpin militer bernama Julius Caesar mengambil alih kepemimpinan Roma.
Di tangan kepemimpinan Caesar, diam-diam Roma sukses memperluas daerah kekuasaan hingga separuh dari Benua Eropa. Perjuangannya justru mendapat tantangan dari pihak republik nan saat itu sudah dalam keadaan “kolaps”. Namun, ia sama sekali tak menghiraukan hal itu. Julius Caesar terus melakukan misinya hingga ia dinobatkan sebagai penguasa Roma. Pada 44 SM, ia pun tewas dibunuh pendukung republik.
Di bawah kepemimpinan Julius Caesar, Roma berkembang menjadi penguasa di Bahari Tengah dan menjadi kota dengan sistem pemerintahan adikuasa buat pertama kalinya di Benua Eropa.
Peradaban Romawi - Suku Romawi
Suku-suku Romawai ialah bukti sejarah peradaban Romawi. Pada 242 SM, peradaban Romawi berupa suku berjumlah 35 (jumlah resmi nan berhak buat memberikan suara di Romawi).
- Aemilia (AEM)
- Aniensis (ANI)
- Arnensis (ARN)
- Camilia (CAM)
- Claudia (CLA)
- Clustumina (CLU)
- Collina (COL)
- Cornelia (COR)
- Esquilina (ESQ)
- Fabia (FAB)
- Falerna (FAL)/Falerina
- Galeria (GAL)
- Horatia (HOR)
- Lemonia (LEM)
- Maecia (MAEC)
- Menenia (MEN)
- Oufentina (OVF)/Oufetina
- Palantina (PAL)
- Papiria (PAP)
- Pollia (POL)
- Pomptina (POM)/Pontina
- Publilia (PVB)/Poblilia
- Pupinia (PVP)*
- Quirina (QVIR)
- Romilia (ROM)
- Sabatina (SAB)/Sabatia
- Scaptia (SCAP)
- Sergia (SER)
- Stellatina (STE)
- Suburana (SVC)
- Terentina (TER)
- Tromentina (TRO)
- Velina (VEL)
- Voltina (VOL)/Voltinia/Votinia
- Voturia (VOT)
Peradaban Romawi Kuno
Romawi Antik merupakan sebuah peradaban Romawi nan berkembang di negara-kota Roma nan didirikan di Semenanjung Italia pada abad ke-9 SM. Peradaban Romawi Antik berkembnag selama 12 abad dan membuat kebudayaan Romawi berubah dari monarki ke republik oligarki hingga ke kekaisaran nan luas.
Romawi Antik ialah sebuah peradaban nan menguasai Eropa Barat dan wilayah di sekitar Bahari Tengah dengan cara penaklukan dan asimilasi. Tapi, ada beberapa faktor nan menyebabkan kemunduran Romawi Kuno. Seperti nan terjadi di sebelah barat kekaisaran, termasuk juga di Hispania, Gaul, dan Italia, di mana daerah tersebut pecah menjadi kerajaan merdeka pada abad ke-5. Inilah kemerosotan peradaban Romawi Kuno.
Peradaban Romawi sering disebut sebagai “klasik antik” bersama dengan peradaban Yunani Kuno, peradaban nan banyak menginspirasikan budaya peradaban Romawi Kuno. Peradaban Romawi Antik banyak menyumbangkan pengembangan di bidang hukum, perang, arsitektur, seni, literatur, bahasa dalam global Barat, dan sejarahnya terus berpengaruh besar hingga saat ini buat dunia. Berbagai inovasi dan tata cara bernegara sudah ada pada saat itu.
Pemikiran tentang kehidupan dan penghidupan juga telah mulai berkembang. Tidak salah kalau bangsa modern nan hayati pada masa sekarang masih saja menengok ke sejarah Romawi dengan segala peradabannya. Peperangan nan terjadi pada masa itu pun memberikan kisah tersendiri. Yang dipelajari tentu saja tentang teknik pelatihan tentara, taktik perang, dan tata cara penyatuan dua negara tanpa melalui perang melainkan dengan cara damai. Pemikiran ini tentunya seolah melebihi zamannya.
Penamaan Orang Romawi
Peradaban Romawi, terutama sepanjang Republik Romawi sampai Kekaisaran Romawi, memilik konvensi penamaan orang Romawi. Nama buat warga negara pria Romawi Kuno, berdasarkan peradaban Romawi, terdiri atas tiga bagian, yaitu praenomen (nama depan), nomen (atau nomen gentile , atau gentilicium ) dan cognomen (nama dalam garis keluarga gens).
Praenomen maskulin dan singkatannya di antaranya ialah sebagai berikut.
- Appius (Ap.)
- Aulus (A.)
- Caeso (K.)
- Decimus (D.)
- Faustus
- Gaius (C.)
- Gnaeus (Cn.)
- Hostus
- Lucius (L.)
- Mamercus (Mam.)
- Manius (M'.)
- Marcus (M.)
Praenomen feminin di antaranya ialah sebagai berikut.
- Appia
- Aula
- Caesula
- Decima
- Fausta
- Gaia
- Gnaea
- Hosta
- Lucia
- Mamerca
- Mania
- Marca
Itulah cerita tentang peradaban Romawi mulai sistem pemerintahannya sampai cara penamaan orang Romawi.