Gebrakan Armada Mandala Air
Mandala Air ialah salah satu maskapai penerbangan partikelir nasional Indonesia. Berdiri pada 1969. Maskapai ini telah melayani bidang transportasi udara Indonesia selama lebih dari 40 tahun.
A - Z Tentang Mandala Air
Pada awal rintisan teknologi maskapai udara, Mandala Air ialah pioner maskapai udara non pemerintah nan pertama. Dan melaju melayani berbagai rute penerbangan komersil.
Maskapai udara nan memiliki kode penerbangan MDL ini dirintis tahun 1969. Kemudian dibeli dan diakuisisi oleh Cardig International dan Indigo Partners di tahun 2006. Dengan tujuan buat menjadikan maskapai ini sebagai baku maskapai penerbangan di Indonesia buat layanan keamanan dan layanan pelanggan nan ramah.
Pembelian ini pun berdasarkan pada pertimbangan potensi nan bisa diraih terkait dengan peluang pertumbuhan bisnis penerbangan di belahan global ketiga, setelah Cina dan India. Dengan memanfaatkan pasar dalam negeri nan lebih besar dari pada India, penanaman kapital melalui maskapai ini bisa memberi peluang bagi Mandala buat memaksimalkan jaringan rute penerbangan nan luas dengan merek nasional nan kuat.
Selain itu, akuisisi tersebut memungkinkannya menjadi maskapai penerbangan modern. Dengan segala penawaran nan menekankan pada taraf keamanan, kenyamanan, dan bisa diandalkan. Serta dengan harga nan terjangkau.
Sejarah Mandala Air
Setelah sepuluh tahun sejak berdirinya maskapai di tahun 1969 pertama kali, maka di tahun 2006 Indigo Partners dan Cardig International berminat buat membelinya.
Kedua perusahaan tersebut ditengarai sebagai kelompok bisnis nan sangat berpengalaman dalam bidang transportasi udara dan usaha pendukungnya. Seperti bidang logistik, kargo, bandela dan jasa kurir.
Sehingga tawaran kedua perusahaan berpotensi cerah tersebut diterima, buat mengakuisisi maskapai tersebut. Dengan asa bisa mengukir brand-image nan baik atas skala penerbangan nasional nan bergerak maju dan modern.
Kemudian pada 2007 , Mandala telah memesan 30 pesawat jenis Airbus baru senilai 2,3 miliar dolar AS. Maskapai Mandala Air dikelola oleh jajaran manajemen nan memiliki pengalaman internasional. Maskapai ini pun telah menghentikan penggunaan semua pesawat boeing buat melayani penumpangnya. Dan menjalin kolaborasi dengan Singapore Airlines Engineering buat perawatan pesawat.
Setiap usaha niscaya pernah memiliki batu sandungan. Baik pada saat berlangsungnya operasi ataupun sebelum dimulainya usaha tersebut. Begitu juga dengan nan dialami oleh maskapai udara ini.
Pada 12 Januari 2011 maskapai tersebut pernah menghentikan operasinya, dampak terjebak hutang sebesar Rp 800 miliar. Yang disangkutkan kepada 271 kreditur. Sebagai akibatnya ialah izin operasi penerbangannya dibekukan buat sementara. Langkah nan dilakukan oleh pihak manajemen ialah mengajukan penjadwalan ulang pembayaran hutangnya ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Untuk mengatasi masalah hutang tersebut kemudian, antara maskapai Mandala dengan para kreditur membuat perjanjian, berupa pengalihan hutang dengan merestrukturisasi menjadi bentuk saham. Sehingga para kreditur tak merasa dirugikan, dan ikut memiliki sebagian saham dari Mandala.
Akhirnya di bulan Juni 2011 , maskapai nasional ini kembali beroperasi normal. Dan sebagai akibatnya sekitar 33% saham dialihkan pada Tiger Airways (Singapura), dan 51% saham dikuasai oleh PT Saratoga Investment Group, serta sisanya nan 16% tetap dipegang oleh pemilik saham lama, dan residu kreditur.
Dan sejak 16 Januari 2009 pula, maskapai bergengsi ini mencoba menjalankan kebijakan baru berupa one single aircraft policy . Atau kebijakan hanya mengoperasikan satu jenis pesawat saja yakni Airbus A320 nan berkapasitas 180 penumpang. Dan Airbus A319 bermuatan 144 kursi. Selain canggih, kedua jenis pesawat tersebut juga sangat ramah lingkungan dan ekonomis BBM.
Gebrakan Armada Mandala Air
Kini, Maskapai Mandala nan banyak diguncang prahara tersebut, menawarkan banyak rute penerbangan. Terhitung terdapat 17 tujuan penerbangan dalam jaringan pelayanan nan ditawarkan. Merupakan sebuah gebrakan pertama dengan jangkauan nan cukup luas.
Ke-tujuh belas tujuan penerbangan ini dilayani oleh pesawat nan lebih aman, yaitu pesawat jenis Airbus A320 dan Airbus A319. Pelayanan ini pun menawarkan ketepatan jadwal, kebersihan pesawat nan lebih terjaga, dan penawaran harga tiket nan lebih terjangkau.
Selanjutnya kini terhitung 20 kota besar tujuan penerbangan maskapai ini pula. Dan benar-benar merupakan perkembangan nan sangat pesat. Dan penambahan jalur penerbangan tersebut lebih banyak bertumpu pada wilayah Indonesia bagian barat, nan sporadis disentuh oleh para maskapai penerbangan lain. Seperti daeraj-daerah Alor, Kupang, Ende dan Flores. Sedangkan rute penerbangan internasional nan sudah dirintis ialah Jakarta - Macau, Jakarta - Singapura, dan Jakarta - Hongkong.
Agaknya asa maskapai udara ini buat memiliki prioritas utama, sebagai sebuah maskapai penerbangan nasional nan menawarkan baku keselamatan penerbangan internasional telah tercapai. Apalagi dengan didapatkannya sertifikasi IOSA dan IATA setelah melalui serangkaian audit. Audit nan dilakukan ialah audit dari perusahaan Airbus, Boeing, dan perusahaan lain pada bidang perminyakan nan telah memberikan persetujuan buat terbang bersama Maskapai Mandala Air.
Jalur Penerbangan Mandala Air
Di awal operasi, maskapai nasional ini mengoperasikan Boeing 737-400 pada awalnya. Sebelum beralih pada sistem baru, yakni pengoperasian terbatas atas armada Airbus.
Maskapai nasional Mandala nan kemudian menerapkan one single aircraft policy , yaitu kebijakan pengoperasian atas satu jenis pesawat. Maksudnya, Mandala hanya menggunakan armada Airbus.
Pada akhir 2008, Mandala Air memiliki 17 rute penerbangan, yaitu Medan, Padang, Pekanbaru, Batam, Pangkalpinang, Jambi, Bengkulu, Semarang, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Kupang, Yogyakarta, dan Tarakan.
Selanjutnya bertambah 3 jalur penerbangan buat melayani wilayah Indonesia Bagian Barat, yakni Ende, Kupang, Flores dan Alor. Sedangkan jalur penerbangan internasional nan tetap bertahan ialah Jakarta - Macau, Jakarta - Singapura, dan Jakarta - Hongkong.
Kemudian pada 16 Januari 2009, mulai meng- ground -kan seluruh armada Boeing nan dimiliki oleh Mandala. Dengan pengoperasian spesifik pada Airbus, yakni Airbus A319 dan Airbus A320 saja.
Terbang Bersama Mandala Air
Tanpa banyak promosi nan penuh gemerlap, maskapai udara nasional ini telah banyak menunjukkan bukti. Karena manajemen lebih menekankan pada peningkatan pelayanan bukan pada gebyar promo nan berlebihan.
Terbukti dari rasa puas nan ditunjukkan oleh para pengguna jasa penerbangan. Melalui words of mouth , atau saran nan dilakukan dari mulut ke mulut. Mulai banyak pengguna jasa penerbangan nan memilih Mandala Air sebagai pilihan utama.
Dan bukan tak mungkin, perlahan maskapai udara Mandala akan berubah menjadi perusahaan maskapai udara nomer satu di Indonesia. Dengan jargon, perusahaan maskapai udara nasional bertaraf internasional; memang tak salah lagi. Karena Mandala telah menunjukkan bukti bukan sekedar janji.
Kepuasan para pengguna ialah pada ketepatan waktu penerbangan, keamanan dan keselamatan penerbangan, dan prestasi pelayanan nan mumpuni. Semua kepuasan tersebut bukan imbasan jempol lagi. Dan Mandala benar-benar sebuah maskapai udara nan tak lagi wafat suri, namun telah benar-benar bangkit. Untuk ikut mewarnai dinamika global penerbangan di tanah air dan internasional.
Jadi tak sahih bahwa maskapai Mandala Air dinyatakan sebagai maskapai nasional nan mengalami wafat suri. Yang sahih ialah telah bangkit kembali.