Sin Kim Lai sebagai Instruktur Tim Basket
Sin Kim Lai adalah nama lelaki pemilik tubuh dengan tinggi 184 cm. Nama ini sudah sangat dikenal di kalangan pemain bola basket sebagai atlet potensial nan berbakat sampai dengan tahun 1983. Sim Kim Lai merupakan salah seorang atlet basket Indonesia di era 70-an
Kehidupan Kim Lai
Sin kim Lai berasal dari latar belakang keluarga miskin. Kim Lai merupakan anak ke 12 dari 13 bersaudara buah pernikahan Sin Sin Sing dan Sie Gie Nio. Berasal dari etnis Thionghoa murni membuat ayahnya tak boleh bekerja secara formal.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ayahnya menjemur kelapa, sedangkan ibunya menjual makanan ringan. Bagi Kim Lai melahap nasi dengan parutan kelapa dan garam ialah hal nan biasa, sebab tak sanggup membeli lauk pauk.
Namun, rendezvous Sin Kim Lai dengan global olahrga bola basket, membuat hidupnya terasa berarti. Tanpa sepengetahuan ayahnya, Kim Lai berlatih basket di Klub Sahabat secara diam-diam. Hal ini dikarenakan, Sin Kim Lai mempunyai tekad kuat buat berhasil di olahraga basket.
Di usianya nan menginjak 16 tahun, Kim Lai mendaftar ke klub Basket Halim Kediri nan berjarak 63 kilometer dari Blitar. Kim Lai bolak-balik Blitar-Kediri buat berlatih, sehingga tak sporadis pulang larut malam sebab menunggu kendaraan umum.
Meskipun Kim Lai keturunan Tionghoa, namun itu bukan penghalang baginya buat mewujudkan cita-cita sebagai atlet basket Indonesia. Akhirnya, Kim Lai sukses meraih cita-citanya sebagi atlet basket nasional. Semangatnya buat mengharumkan nama bangsa lewat basket tak pernah surut Buktinya, sejak pensiun dari tim basket nasional, Kim Lai beralih profesi menjadi pelatih.
Prestasi Sin kim Lai
Saat masih aktif sebagai atlet basket Indonesia, Kim Lai ialah bintang tim basket nasional. Di berbagai kejuaraan olah raga basket taraf internasional, Kim Lai menunjukkan kemampuannya nan luar biasa sehingga Indonesia mampu meraih prestasi nan menggembirakan. Dengan semangatnya nan luar biasa membela nama Tanah Air, berbagai gelar kampiun maupun medali bisa menjadi milik Indonesia.
Sin Kim Lai sebagai Instruktur Tim Basket
Mantan atlet basket Indonesia nan satu ini tidak pernah kenal lelah. Walaupun ia mengalami subordinat di masa lalunya, hal tersebut tak membuatnya mundur dari upaya mengharumkan nama bangsa lewat olah raga basket.
Sin Kim Lai pensiun sebagai atlet basket Indonesia sejak tahun 1983. Setelah pensiun, ia memilih buat menjadi instruktur bagi tim basket. Tak main-main, Kim Lai mampu membawa tim basket Jawa Timur mendapatkan medali emas pada momen PON ke XIV pada tahun 1996. Selain itu, lewat tim nasional nan dilatihnya, Kim Lai juga mampu menyumbangkan medali perunggu bagi Indonesia pada pertandingan Sea Games XIX di Jakarta pada tahun 1997.
Setelah berhasil mengharumkan nama Indonesia di mata internasional, Sin Kim Lai tidak berhenti begitu saja. Ia tetap memiliki impian buat mendirikan klub basket sendiri, beserta gedung olah raganya.
Perjalanan Karier Kim Lai
Didampingi istri tercintanya, Oenarni Tjakrakusuma (mantan atlet bola basket nasional juga), Kim Lai dikaruniai empat anak nan terdiri atas dua putra dan dua putri.Anak-anak Kim Lai mendapat titisan talenta dari kedua orangtuanya. Semuanya memiliki talenta bermain bola basket.
Dalam perjalanan kariernya, Kim Lai tak pernah mendapat rintangan dari keluarganya berkaitan dengan aktivitas basket. Hal ini dikarenakan, mereka sekeluarga merupakan pecinta cabang olahraga nan sama, yaitu basket.
Bola basket merupakan pusat kecintaannya dalam global olahraga. Ditopang oleh usahanya membuka toko alat-alat olahraga di Blitar (kota kelahirannya), kegilaannya mencari bibit-bibit pebasket muda tidak pernah berhenti.
Sin Kim Lai memasuki kampung demi kampung buat menemukan calon atlet nan memenuhi baku secara fisik. Sin Kim Lai merekrut anak-anak tersebut dan ditampungnya dalam asrama nan telah dibangun dan disediakan spesifik buat mereka. anak-anak rekrutannya tersebut, ia sekolahkan dan latih, sehingga memiliki kemampuan nan berkualitas buat menjadi atlet terbaik.
Semua calon atlet nan dilatihnya diberikan fasilitas nan cukup, mulai dari loka tinggal, gedung latihan, kebutuhan sehari-hari, sampai biaya pendidikannya. Bahkan dalam mempersiapkan sebuah pertandingan, Sim Lai memberikan alat-alat olahraga nan seharusnya dijual, ia berikan kepada anak didiknya tersebut.
Dengan dukungan nan kuat, dari orangtua, istri, anak-anak, dan kakak-kaknya, Kim Lai mampu membangun sebuah gedung bola basket nan lumayan besar dan representatif. Gedung bola basket tersebut dia bangun dari jerih payahnya selama ini.
Kim Lai bukan hanya mampu membangun gedung bola basket, melainkan juga gedung bulu tangkis. Gedung bulu tangkis itu dibangun tepat di bagian belakang gedung bla basket nan diperuntukkan sebagai pengembangan cabang olahraga bulu tangkis. Semua itu Kim Lai wujudkan sebagai pengganti cita-citanya nan tak tercapai sebagai atlet basket internasional.
Pembangunan gedung bola basket nan begitu megah dan digunakan sebagai loka berlatih atlet bola basket Klub pelangi Blitar memiliki sejarah tersendiri. Selain dari hasil kerja keras dan tekad Kim Lai nan tinggi, juga sebab adanya dorongan dan motivasi dari keluarganya.
Pengalaman Getir Sim Lai
Dalam perjalanan kariernya di global olahraga basket tak selalu berjalan mulus. Kim Lai juga sempat mengalami beberapa pengalaman pahit. Salah satunya ialah kegagalan Sin Kim Lai berangkat bertanding keluar negeri buat membela Sang Merah Putih, sebab masih berstatus sebagai WNA (Warga Negara Asing). Namun, setelah masalah kewarganega-raannya tersebut terbereskan, Sin Kim Lai berkali-kali membela nama harum bangsanya, yaitu Indonesia.
Pada tahun 1978, Sin kim Lai terpilih buat memperkuat tim bola basket yunior Indonesia ke kejuaraan Asia. Tahun 1979 terpanggil buat memperkuat tim bola basket Indonesia pada SEA Games di Jakarta. Dan Terakhir memperkuat tim nasional tahun 1983.
Dedikasi terhadap pembinaan olahraga di Jawa Timur, khususnya buat cabang olahraga bola basket,telah mengantarkan atlet ini (Sin Kim Lai) menjadi salah seorang nominator tokoh olahrga jawa Timur. Apabila Sin Kim Lai benar-benar terpilih , akan memeroleh penghargaan langsung dari Gubernur Jawa Timur.
Ketelatenan, dedikasi, dan ketekunannya sebagai instruktur mampu mempersiapkan anak didiknya buat meraih prestasi terbaik. Selain sebagai pelatih, Sim Kim Laijuga memnuhi semua kebutuhan anak-anak didiknya nan kurang mampu. Hal ini dilakukannya, sebab anak didiknya tersebut mempunyai potensi nan besar menjadi atlet. Sin Kim Lai tak ingin anak didiknya tersebut harus berhenti menggapai cita-citanya hanya sebab keterbatasan biaya.
Sin Kim Lai telah menunjukan jasa-jasanya dalam pembinaan bola basket, sampai akhirnya dapat menghasilkan atlet berprestasi nasional dan internasional. Baik sebagai pelatih, penyedia fasilitas, maupun penyandang dana, Sim Kim Lai telah memenuhi persyaratan dan criteria sebagai tokoh olahraga berprestasi.
Pada tanggal 9 September 2006, Sin Kim Lai mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Provinsi Jawa timur sebagai tokoh olahraga berprestasi dalam bentuk penghargaan. Pemberian penghargaan dilakukan tepat pada acara peringatan Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) oleh Bapak Gubernur Jawa Timur.
Dan sekarang mimpi itu terjawab sudah. Warga keturunan Tionghoa nan berasal dari Blitar ini, telah sukses membentuk klub basket, lengkap dengan gedung olah raganya. Segala upaya dilakukan oleh Sin Kim Lai buat mencari anak bangsa nan berbakat di bidang olah raga ini, walaupun ia harus keluar masuk perkampungan.
Tak hanya sekadar membina dan mencetak atlet basket Indonesia, Kim Lai juga tidak segan-segan buat menanggung biaya hayati para anggota klub basket tersebut. Karena menurutnya, alasan kesulitan ekonomi bukanlah suatu penghambat buat mengukir prestasi.
Sekian artikel mengenai profil Sin Kim Lai, atlet basket nasional. Semoga bermanfaat buat para pembaca.