Jangan Puasa di hari Tasyrik
Niat nan Kuat
Puasa sebelum Idul Adha ini terkadang terlupakan begitu saja. Kalau bukan sebab adanya niat dari keimanan nan kuat, banyak nan memilih tak melakukannya. Padahal puasa Arafah ini mempunyai hikmah dan kegunaan nan sangat besar abgi jiw adan raga. Sayang memang kehidupan global terkadang malah mengalahkan kebahagiaann nan akan didapat baik ketika berbuka puasa maupun pahala di akhirat nanti.
Wukuf di Arafah nan merupakan puncak penyempurnaan ibadah haji dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah berdasarkan kalender Islam. Pada saat inilah umat muslim nan tak melaksanakan wukuf dianjurkan buat berpuasa, termasuk kita nan berada di tanah air. Ada beberapa hal nan menjadi disparitas pendapat. Ada nan berpuasa berdasarkan tanggal masehi. Padahal tak sporadis almanak Indonesia ini berbeda dengan perhitungan hisab.
Jadi ketika orang di Saudi Arabia telah selesai wukuf nan artinya di tanah air seharusnya berlebaran, malah masih ada nan berpuasa. Disparitas ini memang tak terlalu terlihat sebab tak banyak nan membahasnya. Berbeda dengan disparitas melaksanakan puasa Ramadhan dan seremoni Idul Fitri. Walaupun sudah banyak nan memahami kapan harus perpuasa Arafah, masih saja nan kurang puas kalau tak mengikuti cara almanak nan dilakukan oleh pemerintah.
Sudah banyak arahan dan kesadaran dari para pemuka agama Islam. Di masjid-masjid dan loka pengajian serta di sekolah-sekolah dan loka kursus, para guru sering memberikan anjuran dan saran agar anak-anak didiknya berpuasa Arafah pada saat orang-orang nan menunaikan ibadah haji wukuf di Arafah. Pembahasan tentang tanggal 9 Zulhijajh pun dilakukan demi menjalankan ajaran nan sahih dan tak mengada-ada tanpa landasan nan benar.
Hadits puasa sebelum Idul Adha
Puasa sehari sebelum idul adha ialah ibadah nan sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Bagi kaum muslimin puasa satu hari sebelum lebaran haji ini, hukumnya sunnah muakkad (sangat ditekankan). Artinya, meskipun puasa sebelum hari raya qurban ini bersifat sunnah, puasa ini sangat-sangat dianjurkan dan diutamakan buat dilaksanakan, strongly recommended! Sebagai umat nan taat dan mengharapkan keberkahan hayati di global dan di akhirat, anjuran ini harus diamalkan.
Bagi mereka nan menunaikan ibadah puasa Arafah akan didoakan Nabi Muhammad Saw agar Allah menghapus dosa-dosanya selama dua tahun, yakni; satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Saw nan artinya:
Puasa satu hari Arafah, saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram), saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wasallam pernah ditanya tentang puasa pada hari ‘Arafah, beliau bersabda: “Ia (Puasa ‘Arafah itu) menggugurkan dosa-dosa satu tahun sebelumnya dan setelahnya.” (HR. Muslim 1162)
Tidak makan dan tak minum juga dilakukan Rasulullah saw sebelum melaksanakan sholat Idul Adha di lapangan. Ini ialah Norma Nabi Saw seperti nan tertuang dalam hadits berikut:
Jika sebelum berangkat shalat Idul Fitri Rasulullah SAW sarapan dahulu maka sebelum shalat Idul Adha, Rasul tak sarapan dan beliau baru makan sepulang melaksanakan shalat (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad).
Sebenarnya berpuasa itu akan memberikan kegunaan nan sangat besar kepada kesehatan manusia. Tidak ada orang nan wafat sebab berpuasa dengan cara nan sahih dan tak melebihkan maupun tak mengurangi ajaran berpuasa itu sendiri. Malahan banyak orang nan akhirnya sembuh dari sakitnya sebab ia berpuasa seperti puasa nabi. Nabi Muhammad saw tak makanan hiperbola baik ketika Beliau berpuasa maupun ketika Beliau tak berpuasa.
Walau hanya satu hari, puasa itu cukup memberikan kegunaan kepada kesehatan. Rasa syukur akan bertambah. Keimanan juga seperti disiram dengan air segar lagi. Hal ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang nan mengharap ridho hanya dari Allah Swt.
Jangan Puasa di hari Tasyrik
Selain puasa, beberapa amalan nan dianjurkan dalam rangka merayakan Idul Adha ialah menggemakan takbir dan menyembelih hewan kurban nan dilaksanankan setelah sholat Id hingga tiga hari setelah 10 Dzulhijjah yakni tanggal: 11, 12 dan 13. Dimana pada hari-hari itu umat Islam diharamkan berpuasa sebab merupakan hari Tasyrik.
Rasulullah Saw telah mengutus Abdullah Bin Huzhaqah buat mengumumkan di Mina: “Kamu dilarang berpuasa pada hari-hari ini (hari tasyrik). Ia ialah hari buat makan dan minum serta mengingat Allah.” (Hadith Riwayat Imam Ahmad, sanadnya hasan)
Jika puasa sebelum Idul Adha adalah sangat dianjurkan, maka berpuasa pada hari tasyrik ialah dilarang sama halnya dengan puasa di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Rasulullah Saw melarang puasa pada dua hari, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. (Hadith Riwayat Imam Muslim, Ahmad, an-Nasa’ie, Abu Dawud).
Sekali lagi ditekankan bahwa puasa satu hari sebelum Idul Adha atau sering disebut dengan puasa Arafah merupakan puasa sunat nan dianjurkan oleh Baginda Nabi saw. Selain mereka nan berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci, umat muslim nan tidak menunaikan rukun Islam ke Mekkah pun seyogyanya melaksanakan anjuran Rasulullah tersebut.
Puasa sehari atau dua hari sebelum Idul Adha disunatkan dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Zulhijah, yaitu satu hari menjelang wukuf di Padang Arofah pada tanggal 10 Zulhijjah. Mengenai puasa sunnah ini, Baginda Nabi pernah ditanya dan diriwayatkan dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah suatu ketika pernah ditanya mengenai keutamaan puasa Arofah, dan dijawab oleh Rasulullah bahwa puasa Arofah dapat menghapuskan dosa-dosa tahun nan lalu dan tahun nan akan dilalui (HR. Muslim).
Banyak sekali keterangan hadis nan menerangkan keutamaan sepuluh hari pertama di bulan Zulhijah, termasuk didalamya puasa sehari sebelum Idul Adha. Di antaranya dijelaskan dalam sebuah hadis nan diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah Saw bersabda, “tidak ada hari dimana amal-amal shalih begitu dicintai oleh Allah dibandingkan hari-hari ini, yakni: sepuluh hari istimewa di bulan Zulhijah”. Para sahabat pun bertanya, “wahai Rasulullah, bagaimana dengan jihad fi sabilillah?”.
Jawaban Rasulullah: “tidak juga dengan jihad fi sabilillah, kecuali mereka nan berjihad dengan jiwa dan hartanya sedangkan mereka tak kembali dengan membawa apapun”. Lebih lanjut, mengenai keutamaan sepuluh hari di bulan Zulhijah ini dijelaskan oleh sebuah hadis nan diriwayatkan oleh Ibnu Umar, yakni Rasulullah bersabda bahwasannya tak ada hari-hari nan paling dicintai oleh Allah Swt buat memperbanyak berbuat kebajikan selain hari-hari di bulan Zulhijah.
Maka dianjurkan buat memperbanyak kalimat-kalimat nan mengagungkan Allah dengan takbir, tahlil, dan tahmid. Selain melaksanakan puasa sebelum Idul Adha, ada berbagai amalan nan dianjurkan buat dilaksanakan di bulan nan agung, Zulhijah ini.
* Melakukan ibadah haji dan umrah ke Baitullah. Rasulullah Saw bersabda bahwa dari umrah ke umrah dapat menghapuskan dosa-dosa nan dikerjakan diantara waktu umrah tersebut, dan mengerjakan haji nan mabrur akan dibalas dengan surga-Nya Allah.
* Mengenai disunahkannya berpuasa, hadis qudsi memberikan legitimasinya sebagai berikut: bahwa puasa itu ialah buat Allah, dan Allah lah nan akan membalasnya dengan pahala nan dikehendaki-Nya. Karena sungguh orang nan berpuasa tersebut telah meninggalkan syahwat, makanan dan minuman hanya sebab Allah.
* Memperbanyak mengumandangkan dzikir buat senantiasa mengagungkankan asma-Nya. Dalam surat al-Hajj:28, “…dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari ytang telah ditetukan…”.
* Melakukan taubatannasuha (bertaubat secara bersungguh-sungguh) buat memperoleh pengampunan dari Allah Swt.
* Memperbanyak berbuat amal shaleh dan kebaikan-kebaikan, seperti: banyak membaca Al-Quran, rajin mendirikan shalat, bersedekah, dan sebagainya.
* Berkurban dengan tulus ikhlas di hari raya haji (Idul Qurban) dan hari-hari tasyrik yakni pada tanggal 11,12, 13 Zulhijah.
Semoga kita dapat banyak mendapatkan pahala di bulan-bulan nan penuh keutamaan (Zulhijah) dan senantiasa selalu rindu melakukan puasa sebelum Idul Adha.