Kotak Minuman Segar Tetra Pack
Lingkungan hayati merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia. Karena manusialah nan berjanji buat menjaga alam saat ditanya tentang siapa nan dapat menjadi pemimpin di muka bumi ini. Karena itu, sudah menjadi tugas manusia-lah buat melestarikan, memanfaatkan dan mengembangkan alam beserta isinya agar tetap bisa menjadi sumber dan penunjang kelangsungan hidup. Bukan hanya hari ini namun buat generasi penerus. Karena alam bukanlah warisan dari nenek moyang nan dapat digunakan seenaknya sendiri, melainkan titipan dari anak cucu nan akan mereka gunakan suatu saat nanti. Karena itu berbagai penelitian tentang alam dan memperbanyak artikel kerusakan alam dilakukan dalam upaya buat mengurangi permasalahan lingkungan.
Pengertian Lingkungan Hidup
Lingkungan hayati ialah kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan dan makhluk hayati nan ada disekitarnya. Termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya nan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hayati lainnya.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan di dalamnya, kondisi alam dan lingkungan tak mudah dikendalikan. Ini tak lain sebab adanya pengambilan kekayaan alam besar-besaran tanpa mempedulikan ekuilibrium lingkungan hidup. Pohon-pohon nan ada di hutan ditebang, batu bara diambil terus menerus, kekayaan alam nan ada di perut bumi digali dan tak memperhatikan kondisi sekeliling. Hal ini membuat ekuilibrium lingkungan mulai terganggu. Akibatnya bala datang sebab dampak dari kerusakan alam nan disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
Jika pada tahun 1800-an tak ada istilah dunia warming, saat ini dunia warming menjadi isu nan hangat diperbincangkan di seluruh dunia. Bagaimana dunia warming atau pemanasan suhu bumi ini menyebabkan banyaknya bala nan datang. Siklus musim sudah bergeser dan membuat es di kutub utara mencair. Tentu saja bala nan besar sudah siap mengancam manusia jika dunia warming ini tak diperhatikan dengan seksama.
Upaya kepedulian terhadap lingkungan saat ini banyak dilakukan baik oleh pemerintah, swasta, maupun forum independen, seperti LSM lingkungan baik dari forum akademis maupun non-akademis. Tentu saja agar lingkungan dan alam kembali lagi seperti fungsinya semula dan dunia warming dapat terhindari. Upaya-upaya nan dilakukan bermacam-macam bentuknya, baik berupa penelitian tentang bagaimana mengembalikan alam sinkron fungsinya tersebut dengan cara membuat bahan-bahan industri ramah lingkungan. Juga dengan melakukan kampanye atau pengenalan tentang betapa alam ini sudah terlalu rusak oleh ulah manusia dan berupaya buat melakukan penyadaran kepada masyarakat nan kurang peduli atau sudah merusak alam tersebut. Selain itu, tentu juga adanya langkah langsung buat mengurangi dunia warming dengan cara langsung melakukan penanaman pohon di lokasi hutan nan sudah rusak, dan tentu saja dengan menjaga kebersihan lingkungan masing-masing.
Kotak Minuman Segar Tetra Pack
Salah satu bahan pembungkus nan saat ini banyak digunakan oleh industri makanan dan minuman ialah tetra pack. Tetra pack ialah produk nan dibuat sebagai kemasan buat makanan dan minuman dengan menggunakan pelapisan kertas karbon dengan komponen plastik dan alumunium nan bertujuan buat menyempurnakan taraf kekedapan udara dalam kemasan tersebut. Tentu saja hal ini akan membuat makanan lebih awet dan menjaga kondisi makanan agar vitamin dan mineral nan ada di dalamnya tetap utuh terjaga.
Pemilihan alumunium sebab harganya lebih murah dibandingkan logam atau bahan rapat udara lainnya. Selain ringan dan tak mudah rusak, kemasan ini berbentuk balok. Biasa nan kita lihat pada kemasan minuman susu, sari buah, dan lainnya. Biasanya kemasan ini memberikan harga lebih murah daripada kemasan lain sebab memang dibuat buat penekanan harga produksi barang.
Di sisi lain penggunaan tetra pack dalam jumlah nan besar menimbulkan permasalahan pada lingkungan. Karena sesudah dikonsumsi (susu, jus dalam kemasan tetra pack) tetra pack akan menjadi sampah. Di Bandung contohnya, berdasarkan hasil survai di beberapa swalayan : Indomart, Yomart, Alfamart, Circle K, tetra pack nan dikonsumsi per hari mencapai 30.000 kemasan. Belum di kota lain, terutama Jakarta nan tentu akan menghasilkan sampah nan lebih besar.
Dapat dibayangkan berapa jumlah tetra pack nan dikonsumsi dalam waktu 1 bulan bahkan satu tahun. Jumlah nan cukup besar dan akan menimbukan masalah lingkungan nan besar pula. Karena itu, penanggulangan kemasan ini harus tepat agar tak terjadi kerusakan alam nan semakin parah.
Penanganan nan Kurang Tepat
Karena kurangnya pengetahuan dalam penanganan kemasan tetra pack ini, sangat disayangkan bahwa saat ini penanganan Tetra pack saat ini masih kurang tepat. Kebanyakan dari kemasan tetra pack ini dibakar bersama sampah-sampah lain. Ketika dibakar, kertas karton dan polietilen tentu akan habis terbakar. Namun, logam alumuniumnya tak akan ikut terbakar dan dikubur dalam tanah.
Logam almunium akan menyebabkan pencemaran pada tanah. Akibatnya tanah tak akan menjadi fertile dan tak dapat ditanami tanaman. Pembakaran juga bisa menyebabkan pencemaran udara/ polusi. Pembakaran nan dilakukan di kolom insinerasi dengan suhu nan tinggi, akan melelehkan alumunium, namun ini hanya sementara waktu. Lelehan tersebut akan kembali padat dan membentuk kerak pada insinerator saat terjadi penurunan suhu.
Sampai sesulit itukah? Ya, sebab lapisan tetra pack terdiri atas tiga lapisan material, yaitu: 70% -75% karton, 5% plastic polietilen, dan 15% - 20% aluminium foil, besarnya persenan karton menjadikan asumsi bahwa tetra pack ialah sampah organic, padahal polietilen dan alumunium tergolong material nan sulit terurai oleh tanah, membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun agar hancur.
Cara Penanganan Tetra Pack
Lantas, metode apa nan dapat digunakan sebagai wahana buat menanggulangi kemasan tetra pack ini? Salah satu metode nan paling tepat ialah dengan metode Metode Hot Pressing. Metode Hot Pressing ialah metode nan tepat buat menanggulangi masalah tetra pack sebab dengan metode ini, sampah kemasan tetra pack akan terurai dengan sempuran. Adapun tahapan dari metode ini ialah dengan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut.
-
Lakukan pemisahan material penyusun tetra pack, yakni; karton, polietilen, dan alumunium. Kemasan tetra pack dapat dipisahkan secara manual.
-
Selanjutnya polietilen dan alumunium dibubukkan. Proses dibubukkan sambil dipanaskan dalam suhu 200 - 300 derajat Celsius.
-
Untuk mencacah digunakan penggiling bakso.
Dari hasil komposit tersebut akan dihasilkan material baru nan dapat berfungsi sebagai pengganti kayu. Tidak kalah dengan kayu, komposit dari sampah tetra pack ini memiliki sifat nan sama seperti kayu. Kuat, bisa dipaku, dicat, dan bisa menahan beban sampai 3 ton. Dari kemasan tetra pack inilah bisa dihasilkan barang baru seperti furniture: meja, kursi, dan pintu.
Karena itulah, penanggulangan nan tepat sangat diperlukan dalam menangani masalah sampah tetra pack ini. Bukan hanya lingkungan nan aman, tetapi juga menjadi sumber pendapatan baru sebab hasil daur ulang dari sampah tetra pack ini dapat digunakan buat membuat perkakas rumah tangga. Semoga artikel kerusakan alam ini dapat berguna dan menjadikan bumi kita tetap hijau.