Penyebab Gizi Buruk

Penyebab Gizi Buruk

Karya tulis ilmiah gizi membahas tentang gizi jelek nan selam ini menjadi kasus paling dominan dalam masyarakat miskin. Oleh sebab itu Anda harus tahu tentang gizi jelek itu sendiri serta cara dalam menanggulangi hal ini agar tak merajalela terus menerus.



Gizi Buruk di Indonesia

Di dalam karya tulis ilmiah gizi ini kan dijelaskan secara lengkap mengenai segala hal nan berkaitan dengan gizi buruk. Faktor nan ada dalam gizi jelek ini antara lain ialah kondisi nan kurang menfdapatkan asupan gizi nan komplit mulai deri protein, asupan energy, vitamin serta asupan mikronutrisi nan dibutuhkan dalam jangka waktu nan panjang . Karena di Indonesia memang cukup banyak kass nan terjadi atas permasalahan gizi jelek ini.

Walupun negara kita Indonesia sudah mendapat kemerdekaannya secara penuh namun masih banyak kasus gizi jelek nan terjadi bahkan tiap tahun ke tahun selalu terjadi peningkatan dalam permasalahan ini. Langkah maupun upaya pemerintah belum maksimal dalam menganggapi masalah gizi jelek ini

Sesuai Karya tulis ilmiah gizi Kasus gizi jelek di Indonesia, berdasarkan dengan pengamatan nan telah di lakukan selama ini bahwa pemerintah kurang serius dalam menghadapi masalah gizi jelek nan ada di provisi nagian timur. Bahkan warga tangerang pada tahun 2010 mengalami kasus tentang gizi buruk, padahal daerah ini merupakan deeras nan dekat dengan Jakarta yaitu pusat berjalnnya pemerintahan di Negara kita ini.

Menurut aku di karya tulis ilmiah gizi ini, kasus gizi jelek nan hampir terjadi di setiap provinsi kurang terdeteksi oleh posyandu setempat. Barangkali aparat kesehatan setempat kurang memperhatikan warganya atau data nan mereka berikan kurang akurat.

Dalam Karya tulis ilmiah gizi nan perlu menjadi catatan, dana posyandu nan diberikan pemerintah hanya Rp25.000, setiap bulannya pada setiap RW di kota besar seperti Bandung. Coba bayangkan satu RW di kota besar itu lebih dari seribu kepala keluarga, dan ada ratusan balita nan datang setiap bulannya ke posyandu. Apakah dana tersebut cukup?



Program Memberantas Gizi Buruk

Baru-baru ini, pemerintah kita membuat proyek NICE Indonesia, nan mempunyai tanggung jawab besar buat menemukan kasus gizi jelek di setiap wilayah di Indonesia, terutama di pedesaan nan terpencil dengan pemberdayaan masyarakat.

Dengan program ini diharapkan masalah gizi jelek bisa segera diatasi. Di Karya tulis ilmiah gizi ada salah satu programnya ialah memberikan pengrtian kepada masyarakat bahwa deteksi dini kasus gizi jelek justru dilakukan oleh masyarakat itu sendiri sehingga ada hegemoni nan bisa dilakukan sedini mungkin.

Program lainnya, di setiap puskesmas diharapakan tak ada lagi kasus gizi jelek nan terjadi. Penderita gizi jelek akan mendapat perawatan intensif di puskesmas terdekat. Pemerintah pun mengimbau kepada par pakar gizi agar gelar pakar gizi bukan semata-mata hanya sebagai simbol sosial, namun diamalkan dalam menciptakan masyarakat Indonesia nan sehat dan cerdas.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari gizi jelek tergantung dari nutrisi nan mengalami defisien. Walaupun demikian, gejala generik dari gizi jelek ialah :

  1. Kelelahan dan kekurangan energi,
  1. Pusing,
  1. Sistem kekebalan tubuh nan rendah (yang mengakibatkan tubuh kesulitan buat melawan infeksi),
  1. Kulit nan kering dan bersisik,
  1. Gusi bengkak dan berdarah,
  1. Gigi nan membusuk,
  1. Sulit buat berkonsentrasi dan mempunyai reaksi nan lambat,
  1. Berat badan berkurang,
  1. Pertumbuhan nan lambat,
  1. Kelemajhan pada otot,
  1. Perut kembung,
  1. Tulang nan mudah patah,
  1. Terdapat masalah pada fungsi organ tubuh


Penyebab Gizi Buruk

Karya tulis ilmiah gizi menjelaskan beberapa faktor nan menyebabkan anak-anak menderita gizi buruk, antara lain:



1. Ekonomi

Salah satu faktor nan paling dialami oleh banyak keluarga di Indonesia ialah masalah ekonomi nan rendah. Ekonomi nan sulit, pekerjaan, dan penghasilan nan tidak mencukupi, dan mahalnya harga bahan makanan membuat orangtua mengalami kesulitan buat memenuhi kebutuhan gizi anak. Padahal, usia 1-3 tahun merupakan masa kritis bagi anak buat mengalami masalah gizi buruk.



2. Sanitasi

Kondisi rumah dengan sanitasi nan kurang baik akan membuat kesehatan penghuni rumah, khususnya anak-anak, akan terganggu. Sanitasi nan jelek juga akan mencemari berbagai bahan makanan nan akan dimasak.



3. Pendidikan

Orangtua seharusnya menyadari pentingnya memenuhi kebutuhan akan kecukupan gizi anak. Namun taraf pendidikan nan rendah membuat orangtua tak mampu menyediakan asupan nan bergizi bagi anak-anak mereka. "Ibu merupakan kunci dari pemenuhan gizi anak-anak, dan kunci buat mengatasi gizi buruk," kata Saptawati. Ketidaktahuan akan kegunaan pemberian gizi nan cukup pada anak akan membuat orangtua cenderung menganggap gizi bukan hal nan penting.



4. Konduite orangtua

Orangtua sering mengganggap bahwa mereka tahu segala sesuatu, sehingga tak menyadari bahwa mereka masih membutuhkan bimbingan dari para pakar medis dalam mengatasi masalah gizi dan kesehatan. "Ada persepsi nan salah dari para orangtua ketika mereka datang ke posyandu. Seringkali mereka malas datang sebab takut diceramahi dan dimarahi dokter tentang masalah gizi," ujarnya. Konduite orangtua nan seperti ini membuat anak akan terus berada dalam kondisi gizi jelek dan menyebabkan anak menjadi sering sakit.

Penyebab timbulnya gizi jelek dalam lingkungan keluarga adalah:

  1. tidak mau atau sporadis ke posyandu,
  2. pola asuh anak nan kurang baik,
  3. jumlah anak terlalu banyak,
  4. kurangnya keharmonisan rumah tangga,
  5. miskin (itu nan paling utama),
  6. ketersediaan pangan dalam rumah tangga sangat terbatas,
  7. tingkat pendidikan nan rendah sehingga menimbulkan kurangnya pengetahuan tentang gizi dan pola asuh anak serta tak peduli dengan kebersihan dan kesehatan.

Dalam lingkungan masyarakat, timbulnya gizi jelek disebabkan oleh posyandu tak aktif. Infrastruktur nan kurang memadai, letak geografis nan sulit terjangkau, lingkungan nan kurang baik.



Cara dan Taktik Menanggulangi Gizi Buruk

Cara menanggulangi kasus gizi jelek juga terdapat di Karya tulis ilmiah gizi, di ataranya ialah sebagai berikut.

  1. Meningkatkan cakupan deteksi dini gizi jelek dengan cara penimbangan balita di posyandu.
  2. Meningkatkan kualitas dan cakupan tata laksana kasus gizi jelek di rumah sakit, puskesmas, dan rumah tangga.
  3. Mengadakan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) kepada balita nan kekurangan gizi nan berasal dari keluarga miskin.
  4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu terutama dalam memberikan asupan gizi kepada anak.
  5. Memberikan suplemen gizi (kapsul Vitamin A) kepada balita.

Berikut ialah taktik nan dapat dilakukan dalam mengatasi gizi jelek di Karya tulis ilmiah gizi.

  1. Revitalisasi posyandu agar mendukung pemantauan pertumbuhan.
  2. Melibatkan peran aktif tokoh masyarakat, pemuka adat, tokoh agama, dan kelompok potensial lainnya.
  3. Meningkatkan kualitas dan cakupan melalui peningkatan keterampilan tata laksana gizi buruk.
  4. Menyediakan wahana dan prasarana pendukung.
  5. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kejadian luar biasa gizi buruk.

Beberapa cara dalam Karya tulis ilmiah gizi buat mencegah terjadinya gizi jelek pada anak

  1. Memberikan ASI eklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6 bulan. Setelah itu, anak mulai dikenalkan dengan makanan tambahan sebagai pendamping ASI nan sinkron dengan strata umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
  2. Anak diberikan makanan nan bervariasi, seimbang antara kandungan protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: buat lemak minimal 10% dari total kalori nan dibutuhkan, sementara protein 12% dan sisanya karbohidrat.
  3. Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sinkron dengan baku di atas. Jika tak sesuai, segera konsultasikan hal itu ke dokter.
  4. Jika anak dirawat di rumah sakit sebab gizinya buruk, dapat ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan nan harus diberikan setelah pulang dari rumah sakit.
  5. Jika anak telah menderita sebab kekurangan gizi, maka segera berikan kalori nan tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula. Sedangkan buat proteinnya dapat diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah terlihat mampu meningkatkan energi anak. Berikan pula suplemen mineral dan vitamin krusial lainnya. Penanganan dini sering kali membuahkan hasil nan baik. Pada kondisi nan sudah berat, terapi dapat dilakukan dengan meningkatkan kondisi kesehatan secara umum. Namun, biasanya akan meninggalkan residu gejala kelainan fisik nan permanen dan akan muncul masalah intelegensia di kemudian hari.

Semoga dengan karya tulis ilmiah gizi ini Anda bisa mengetahui secara lengkap mengenai gizi buruk.