Dampak Sejarah Revolusi Industri pada Masyarakat

Dampak Sejarah Revolusi Industri pada Masyarakat

Sejarah revolusi industri berawal di Inggris pada abad ke-18, kemudian merambah seluruh Eropa, Amerika Utara, dan akhirnya dunia. Terjadi perubahan nan signifikan dalam kehidupan masyarakat. Perubahan nan terjadi antara lain pada bidang pertanian, manufaktur, transportasi, pertambangan dan teknologi. Hal tersebut berpengaruh buat mengubah sosio-ekonomi dan budaya masyarakat. Revolusi Industri merupakan titik balik nan sangat besar dalam sejarah umat manusia. Salah satu nan paling terpengaruh ialah pendapatan rata-rara dan jumlah penduduk nan mengalami kenaikan secara drastis. Dalam dua abad berikutnya, pendapatan rata-rata global meningkat 10 kali lipat, sementara penduduk global naik 6 kali lipat.



Latar Belakang Sejarah Revolusi Industri

Pada era sebelum revolusi industri terjadi, global berada pada periode dengan perubahan nan sangat lambat dan nyaris tidak terlihat di bidang teknologi dan perdagangan. Beberapa perubahan kecil nan terjadi hanya jumlah produksi per kapita. Perubahan ini hanya berakibat pada meningkatnya populasi penduduk tanpa mengubah baku dan gaya hidup. Ini terjadi di hampir seluruh bagian dunia.

Standar hayati penduduk global di tahun 1700 sulit dibedakan dengan penduduk global era Babilonia di tahun 2000 SM silam. Fakta ini disebut dengan Malthusian trap , setelah Malthus (seorang pakar ekonomi dan politik Inggris menganalisa interaksi antara produksi barang (yang seharusnya meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk) dan peningkatan jumlah penduduk (yang terus tumbuh secara geometris).

Sejarah revolusi industri ialah sebuah proses ketika, buat pertama kalinya dalam kehidupan manusia, sebuah negara mematahkan teori Malthusian trap dengan membuat perubahan besar pada produktivitas per kapita. Hal ini menghasilkan kemajuan pesat di bidang teknologi, dan lambat laun mengubah baku hayati penduduk secara signifikan.

Pada tahun 1760, dimulailah sejarah revolusi industri. Saat itu manusia mulai menggunakan tenaga air, angin, dan uap dibandingkan tenaga manusia. Populasi Inggris saat itu sekitar 7 juta jiwa. Pertanda pertama terjadinya revolusi terdapat pada gerakan enclosure nan terjadi sejak abad ke-16 dan mencapai puncaknya di tahun 1760 sampai 1832. Gerakan enclosure ialah proses dihentikannya Norma tradisional dalam aktivitas sosial dan ekonomi, seperti menyiangi padang rumput buat menghasilkan jerami dan menggembalakan ternak di tanah-tanah peternakan.

Gerakan enclosure sering kali memanfaatkan tanah milik tuan tanah. Tuan tanah akan merawat tanahnya dengan baik, membuat parit di sekitarnya, serta memperkenalkan jenis tanaman baru dan teknik penanaman nan lebih baik.

Hal ini menyebabkan meningkatnya produktivitas pertanian dan peternakan. Ini juga membuka cakrawala para petani sehingga mereka berkeinginan buat pergi ke kota besar dan mengadu nasib. Di waktu nan sama, kanal-kanal mulai dibangun di Inggris. Hasilnya, terdapat penurunan ongkos transportasi buat pengangkutan batu bara, hasil pertanian, dan komoditas lainnya.

Kejadian lain nan juga memicu terjadinya sejarah revolusi industri ialah Patent Act, yaitu kebijakan pemberian hak paten resmi dari pemerintah kepada para penemu, pada tahun 1623. Patent Act memicu para penemu buat berkesperimen menemukan inovasi-inovasi baru di berbagai bidang, sebab para penemu ini akan mendapatkan profit dari penemuannya.

Apapun penyebab besarnya, penemuan-penemuan (terutama di bidang pabrik tekstil) mulai dihasilkan oleh para penemu dan ini telah meningkatkan produktivitas pekerja. Beberapa waktu kemudian, tepatnya di tahun 1776, James Watt menciptakan teknologi mesin uap. Mesin uap mampu menghasilkan daya secara lebih efisien di bidang apa pun, ini lantas memicu inovasi berbagai peralatan bermesin.

Peralatan bermesin inilah nan secara signifikan meningkatkan produksi pabrik-pabrik tekstil. Di bidang lain, penggunaan mesin uap mampu merevolusi transportasi massa dan barang dengan diciptakannya jalur kereta barah dan kapal barah (kapal uap).



Berbagai Inovasi pada Sejarah Revolusi Industri

Revolusi industri ditandai dengan membludaknya penemuan-penemuan dan penemuan di berbagai bidang, di antaranya adalah:

1. Bidang tekstil

Pada 1794, Eli Whitney menemukan gin kapas. Sebuah alat nan dapat memisahkan kapas dari bijinya. Dengan pengerjaan nan lebih cepat, pasokan kapas meningkat pesat.

Kemudian, Francis C. Lowell mampu meningkatkan efisiensi dalam pembuatan kain sebab proses pemintalan dan penenunan bisa dilakukan secara bersamaan. Hal ini memicu perkembangan industri tekstil di Inggris.

Pada 1846, Ellias Howe menciptakan mesin jahit. Hal tersebut menyebabkan banyak orang menjahit pakaiannya sendiri di rumah. Industri pabrikan bersaing dengan industri rumahan.

2. Bidang permesinan

Dalam sejarah revolusi industri, Eli Whitney terinspirasi suku cadang senapan nan dapat dibongkar pasang. Kemudian, mesin-mesin diubah menjadi mudah dibongkar pasang pula. Bagian baku dibuat oleh mesin, kemudian suku cadangnya dapat dibongkar pasang. Hal tersebut mengurangi biaya pembelian mesin baru saat mesin tersebut rusak sebab pemilik tinggal mengganti bagian nan rusaknya saja.

3. Bidang pertanian

John Deere membuat alat bajak pertama nan membantu mempercepat proses pertanian di Midwest. Selain itu, Cyrus McCormick membuat mesin pengetam nan membuat proses panen menjadi lebih cepat.

4. Bidang komunikasi

Ditemukannya mesin telegraf oleh Samuel F.B. Morse pada 1844 membuat komunikasi antardaerah menjadi lebih efisien.

5. Bidang transportasi

Pembangunan jalan nasional pertama, yaitu Cumberland Road membuat transportasi makin mudah dan mewarnai sejarah revolusi industri . Selain itu juga, inovasi mesin uap James Watt menginspirasi Robert Fulton membuat kapal uap pertama nan dinamai Clermont. Kapal uap tersebut menaikkan kecepatan kapal-kapal nan melewati sungai. Pembangunan rel kereta di Amerika Perkumpulan setelah masa Perang Sipil juga membantu transportasi bahan-bahan komersil.

6. Bidang pertambangan

Mesin uap James Watt memicu penambangan batu bara nan lebih banyak. Makin banyak orang menggunakan mesin uap buat kapal atau mesin berarti makin banyak batu bara nan dibutuhkan.



Dampak Sejarah Revolusi Industri pada Masyarakat

Revolusi industri berdampak besar pada perubahan sosial nan terjadi sekitar abad ke-18 sampai abad ke-19. Perubahan hampir terjadi di semua bidang, melalui inovasi baru, peraturan baru, dan sistem ekonomi baru.

Sebagai dampak dari banyaknya inovasi baru (mesin uap, lokomotif, perkakas tenun bermesin), jumlah produksi dan cara mentransportasikan komoditas berubah tajam. Dengan berbagai mesin mekanis, banyak pabrik dapat berdiri dan mereka dapat memproduksi banyak komoditas; nan sebelumnya belum pernah terjadi saat menggunakan tenaga manusia. saat itu, pabrik-pabrik baru dibangun di perkotaan, menyebabkan arus urbanisasi besar-besaran masyarakat pedesaan ke kota.

Dalam sejarah revolusi industri, dengan meningkatnya jumlah komoditas, ekonomi mulai menggelora. Satu-satunya cara buat revolusi industri terus berlangsung ialah dengan adanya pemberi dana atau investor. Hal ini memicu dibentuknya bank dan sistem perbankan buat membantu pengaturan dan penanganan genre dana. Di tahun 1800, sudah terdapat sekitar 70 bank di London. Karena harga mesin dan pabrik semakin menanjak, orang-orang nan memiliki kapital menjadi krusial keberadaannya.

Pada masa sebelum revolusi industri terjadi, anak-anak biasanya mempelajari keahlian hayati dan belajar berdagang dari ayahnya, lalu mereka akan membuka usahanya sendiri saat sudah berusia 20-an. Namun di masa revolusi industri, ini tak lagi terjadi. Pada revolusi industri, anak-anak tak diajari berdagang melainkan dijadikan buruh tetap di pabrik penenunan dan pemintalan kain. Mereka mendapat upah atas kerja kasar mereka.

Pabrik biasanya menyuruh anak-anak membersihkan cerobong asap. Meski terlihat berbahaya dan tak pantas, hal ini lazim dilakukan semasa itu. Adalah Lord Ashley nan merasa hal ini keterlaluan. Ia mengepalai tindakan advokasi buat mengubah cara membersihkan cerobong asap dan membuat peraturan terkait hal ini.

Dalam sejarah revolusi industri, pabrik-pabrik banyak dikritik sebab memberlakukan jam kerja nan panjang, perlakuan tercela pada buruh, dan pemberian upah nan rendah. Anak-anak usia 5 - 6 tahun dipaksa bekerja 12 - 16 jam per hari dan diberi upah 4 shilling per minggu.

Setelah memahami permasalahan pekerja anak, bidang dewan parlemen Inggris menetapkan 3 undang-undang baru buat membantu mengatur penggunaan tenaga anak-anak sebagai buruh. Inilah ketiga undang-undang tersebut:

  1. Undang-Undang Pengaturan Pabrik Katun (Cotton Factories Regulation Act) pada tahun 1819. Berisi peraturan buat mempekerjakan anak di atas 9 tahun dan memberikan jam kerja maksimal 12 jam per hari.
  2. Peraturan Hukum Pekerja Anak (Regulation of Child Labor Law) pada tahun 1833. Berisi anggaran tentang dipekerjakannya pengawas nan tugasnya mengawasi pabrik-pabrik terkait peraturan pekerja anak dan membuat pabrik mengaplikasikan peraturan tersebut sepenuhnya.
  3. Peraturan jam kerja (Ten Hours Bill) pada tahun 1847. Berisi peraturan nan menetapkan jam kerja maksimal 10 jam per hari buat perempuan dan anak-anak.

Itulah informasi seputar sejarah revolusi industri, sebuah revolusi nan mengubah global menjadi seperti nan kita kenal kini.