Sejarah Belanda: Negara di Bawah Permukaan Laut
Orang Indonesia niscaya tak akan pernah melupakan negara nan satu ini. Ikatan emosional dan psikisnya terlalu kuat, sebab negara ini pernah menjajah cikal bakal Indonesia, selama 350 tahun. Ya, negara tersebut ialah Belanda. Negeri kecil di benua Eropa nan terkenal dengan kincir angin, kembang tulip, dan tim sepak bolanya nan hebat. Mari kenali sejarah Belanda melalui artikel ini.
Sejarah Belanda: Zaman Antik dan Abad Pertengahan
Kegiatan bercocok tanam diperkenalkan ke Belanda sekitar tahun 4.500 SM. Awalnya, para petani membuat peralatan dan senjata dari batu-batuan. Namun setelah tahun 1.900 SM, mereka mulai menggunakan perunggu. Adapun penggunaan besi baru muncul pada tahun 750 SM.
Di abad ke-1 SM, bangsa Romawi Antik menguasai Belgia dan wilayah selatan Belanda. Mereka membangun jalan-jalan besar dan kota-kota. Akan tetapi mereka tak memperluas wilayahnya ke bagian utara Belanda. Di abad ke-4 pasukan Romawi mundur dari negara ini setelah kerajaannya hancur lebur.
Lantas, tinggallah orang-orang Jerman, Frank, Saxon, serta Frisia di negeri kincir angin ini. Pasukan Prancis kemudian menaklukkan negeri ini dan menjadi penguasa utamanya di abad ke-8 Masehi. Melalui proses misionari, masyarakat Belanda menjadi penganut Kristen. Salah seorang tokohnya, yaitu Santa Boniface wafat sebagai martir oleh pasukan Frisia pada tahun 754.
Di tahun 768, Frank menguasai Eropa. Di bawah kepemimpinan Charlemagne, kerajaan ini menguasai hampir seluruh wilayah Eropa, termasuk Belanda. Belanda saat itu dibagi ke dalam beberapa wilayah, dan setiap wilayah dikuasai oleh seorang bangsawan. Ketika Charlemagne meninggal (tahun 814) kerajaan Frank terpecah menjadi 3, yakni Pancis, Jerman, dan sebuah wilayah antara Belanda dan Jerman. Wilayah tersebut akhirnya dikuasai oleh Kerajaan Jerman di tahun 925.
Di abad ke-9 dan ke-10, masyarakat Belanda dihantui teror penyerangan bangsa Viking. Ini terjadi sampai abad pertengahan. Di abad pertengahan, Belanda bangkit; kota-kota dibangun kembali dan perekonomian berangsur-angsur lancar. Namun baru pada abad ke-14 Belanda menganggap dirinya benar-benar merdeka.
Sejarah Belanda di Masa Renaissance
Saat terjadi renaissance , Belanda dan negara-negara kecil lainnya di Eropa dikuasai oleh keluarga besar Habsburg nan berkuasa. Di tahun 1555, raja Spanyol, Phillip II menguasai Belanda. Kebangkitan terjadi di negeri kecil ini, rakyat mulai memahami feodalisme para pejabat kerajaan. Para aktivis reformasi mengalami tindakan semena-meda dan siksaan sadis. Namun reformasi terus berlanjut.
Di era ini muncul paham calvinisme, nan diciptakan oleh John Calvin. Para aktivis calvinisme kerap kali menghancurkan karya seni religius nan ditemukan di gereja-gereja di Belanda. Konvoi ini disebut iconoclastic fury . Raja Phillip tak tinggal diam. Di tahun 1567, ia mengirimkan Duke of Alva dan pasukannya buat menekan gerakan calvinisme dan menekankan kekuasaannya atas tanah Belanda. Dalam penyerangan ini, tercatat 12.000 orang penganut calvanisme dan rakyat sipil tewas.
Pemberontakan ini dibantu oleh Pangeran William dari Inggris. Ia mempersatukan para bajak bahari buat melawan kekuasaan Spanyol di Belanda. Penyerangan dilakukan dari bahari sehingga pasukan Spanyol kewalahan. Saat pasukan Spanyol menyerang balik, terjadi peperangan nan dahsyat.
Akhirnya pada 1579, hampir semua negara-negara kecil nan dijajah Spanyol manunggal dan menyatakan kemerdekaannya. Belanda pun ikut ambil bagian. Negara ini mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1588. Akan tetapi kerajaan Spanyol tak tinggal diam. Mereka berusaha merebut kembali wilayah jajahannya, tetapi gagal.
Di abad ke-17, Belanda tumbuh menjadi negara nan maju serta makmur. Mereka mulai melakukan pelayaran ke berbagai loka di dunia, termasuk di antaranya Indonesia, Asia Tenggara, dan Australia. Belanda tumbuh semakin pesat. Tidak hanya di bidang ekonomi dan politik, bidang seni, filosofi, dan sains pun maju di negeri ini.
Sejarah Belanda: Negara di Bawah Permukaan Laut
Belanda termasuk salah satu negara tua, sebab secara resmi lahir pada 1581. Bentuk negaranya bukan republik melainkan monarki konstitusional, dengan kepala negara seorang raja atau ratu. Sedangkan, kepala pemerintahan dipegang oleh seorang perdana menteri. Meski luas wilayahnya sangat sempit, yaitu sekitar 40 ribu km2, tak lebih luas daripada propinsi Jawa Timur, namun negara ini termasuk negara maju dengan pendapatan per kapita hampir US $30 ribu. Bandingkan dengan Indonesia nan pendapatan per kapitanya baru mencapai US $2 ribu.
Orang Belanda termasuk kelompok manusia nan sangat rajin, pintar, ulet, dan terbuka. Sejak pertama kali warganya tinggal di wilayah tersebut, mereka sadar sedang mendiami daerah nan tak normal. Bayangkan saja, hampir seluruh wilayah Belanda berada di bawah permukaan laut. Rata-rata sekitar 1 meter di bawah laut. Bahkan, salah satu wilayahnya lebih rendah 7 meter dibanding laut.
Akan tetapi, otak mereka bekerja keras buat menemukan cara terbaik mengatasi masalah tersebut. Hasilnya dapat dilihat sampai sekarang. Hampir semua wilayah nan berbatasan dengan bahari Utara, kini disekat oleh dinding nan sangat kokoh, menyerupai sebuah benteng atau bendungan nan mampu menahan air. Berkat dinding-dinding tersebut, Belanda tetap kondusif dari ancaman air bahari nan sewaktu-waktu dapat mendatangkan bencana.
Sejarah Belanda : Pernah Dikuasai Nazi
Pada masa-masa awal berdirinya, sejarah Belanda diwarnai rintangan nan datang silih berganti. Mulai dari perang di Eropa, perang Dunia, sampai kolonialisasi. Mereka pernah dicaplok Prancis, nan menguasai hampir seluruh Eropa pada masa kepemimpinan Napoleon Bonaparte. Belanda juga sempat dikuasai Nazi Jerman menjelang Perang Global II, dan terpaksa tunduk pada anggaran Nazi. Ratusan ribu warga keturunan Yahudi di negeri itu menjadi korban kekejaman Nazi.
Namun, meskipun sempat dikuasai sejumlah negara, Belanda tetap leluasa melakukan kolonialisasi di negara lain. Salah satunya di Indonesia. Meski awalnya dilakukan oleh perusahaan swasta, yaitu VOC, tetapi pemerintah Belanda kemudian secara resmi menjadikan Indonesia sebagai daerah koloninya. Sama seperti nan mereka lakukan terhadap Suriname, sebuah negara kecil di Amerika Tengah.
Sejarah Belanda : Punya Tokoh Hebat
Selain dikenal sebagai penjajah oleh bangsa Indonesia dan Suriname, Belanda sesungguhnya dikenal juga sebagai penghasil tokoh-tokoh hebat. Pada beberapa abad silam, mereka memiliki seniman-seniman kelas dunia, khususnya di bidang seni lukis. Anda mungkin pernah mendengar Rembrant atau Van Gogh. Kedua maestro lukis global itu lahir dan besar di Belanda. Di bidang olahraga, khususnya sepakbola, siapa nan tidak kenal Johan Cryuff, salah satu pemain legendaris nan dikagumi di seluruh dunia.
Sampai sekarang, Belanda masih terus bertahan sebagai negara maju, seperti cita-cita para pendirinya. Simbol-simbol kepopuleran bangsa itu masih kokoh bertahan di antara kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Datanglah ke sana, maka setiap musim semi kembang tulip mengembang dengan indahnya dan kincir-kincir angin raksasa terus berputar sepanjang waktu.
Sejarah Belanda di Abad ke-20
Abad ke-20 ialah era perang dunia, dan Belanda turut serta di dalamnya. Pada Perang Global I, Benlanda awalnya bersikap netral sampai Kaiser Jerman melarikan diri ke Belanda dan mendapatkan suaka di sana. Ini terjadi pada tahun 1918. Sejak itulah Belanda terlibat perang dunia. Di tahun 1930-an, Belanda mengalami masa-masa sulit setelah perang. Banyak pengangguran dan kemampuan hayati pun menurun. Lambat laun negeri ini mulai bangkit kembali.
Selanjutnya pecahlah Perang Global II. Seperti halnya saat Perang Global I, Belanda berusaha buat netral. Akan tetapi tiba-tiba saja Jerman memborbardir negara ini dan memintanya menyerah. Dari sinilah Belanda menyiapkan pasukannya. Jerman terus menerus memojokkan Belanda hingga rakyatnya benar-benar sulit hidup; ini ialah masa terparah dalam sejarah Belanda. Kesulitan demi kesulitan menyebabkan Belanda kalah perang dan harus membangun kembali negaranya dari awal. Bagaimanapun juga, kekalahan Belanda memberi peluang bagi Indonesia buat merdeka.