Nilai Ekologis dan Hemat Hutan Bambu di Bali
Keberadaan hutan bambu bagi kehidupan manusia memang sangat berarti sebab selain memiliki nilai hemat nan tinggi, juga berfungsi sebagai daerah resapan air. Di Indonesia, hutan bambu pun memiliki fungsi nan sama dan keberadaannya senantiasa dilestarikan. Berikut ini pelestarian hutan bambu di berbagai daerah di Indonesia.
Hutan Bambu Berfungsi Menjaga Sumber Air
Saat ini, warta kekeringan hampir tak ada habisnya. Akibat dari kekeringan ini cukup membuat masyarakat kebingungan seperti mengantre air bersih, terpaksa memanfaatkan air sungai nan kotor buat mencuci, tanaman padi terkena puso, huma pertanian rusak, sampai munculnya berbagai penyakit tanaman sebab musim kering.
Keadaan seperti nan disebutkan tadi sepertinya tak berlaku lagi bagi masyarakat di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupeten Lumajang. Saat ini, warga di desa nan terletak sekitar 40 kilometer dari Kota Lumajang ini tak lagi mengalami kekurangan air, baik pada saat musim kemarau ataupun musim hujan.
Ketika waduk dan sumur di berbagai daerah mulai mengering, genre air di sawah Desa Sumbermujur tak pernah berhenti mengalir. Suplai air terus mengalir ke sawah-sawah, mulai sawah terdekat dengan Gunung Semeru sampai ke sawah-sawah di perkampungan lainnya.
Hal ini terjadi karena mata air nan bernama Sumber Delling terus mengalirkan air bersihnya buat keperluan minum ataupun buat irigasi. Mata air nan bersumber dari Gunung Semeru ini dalam keadaan kemarau masih mampu mengalirkan air higienis sekitar 600 – 800 liter air tiap detik. Sementara itu, di musim hujan, debit airnya mencapai 1.000 liter per detik. Mata air ini tepatnya berada di antara hutan bambu nan luasnya sekitar 14 hektar.
Menurut tokoh masyarakat setempat, tak adanya kekeringan di desa ini sebab memang hasil kerja keras warga selama ini. Awalnya atau tepatnya pada 1970-an, mata air Sumber Delling debitnya hanya sekitar 300 liter per detik. Tapi kini, air di sini cukup melimpah.
Pada 1970-an, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan tak stabil. Masyarakat sekitar Desa Sumbermujur umumnya mengonsumsi bulgur dan bekerja sebagai pembuat gedek atau dinding dari anyaman bambu. Inilah nan kemudian membuat hutan bambu di sana hampir gundul sebab dimanfaatkan buat membuat anyaman bambu.
1. Saat Kritis
Dampak penebangan pohon bambu buat keperluan ekonomi ini ialah berkurangnya debit air di mata air Sumber Delling. Bahkan, warga sekitar harus rela antre mendapatkan air higienis di mata air tersebut pada malam hari karena di siang hari mata air ini tak cukup memenuhi kebutuhan masyarakat.
Melihat keadaan seperti ini, warga sekitar mulai berpikir dan sadar betapa pentingnya menjaga kelestarian hutan pohon bambu nan memengaruhi keberadaan sumber air. Walaupun memiliki sawah, tetapi jika sulit mendapatkan air, hasil pertanian pun otomatis akan tak maksimal. Warga sekitar pun akhirnya mulai menanam kembali hutan dengan bambu.
Tidak hanya itu, masyarakat sekitar pun secara sadar membuat pelindung mata air, menata hutan tersebut agar nyaman saat dikunjungi, dan secara rutin menjaga hutan dari kerusakan. Semua kegiatan ini ialah murni dari swadaya masyarakat tanpa ada dukungan dari pemerintah terkait.
Seiring berjalannya waktu, kini tak hanya bambu apus nan menjadi tanman orisinil hutan bambu tersebut. Ada sekitar 21 jenis bambu nan tumbuh fertile di hutan tersebut, mulai bambu thailand, bambu jenis ampel hijau, sampai ampel kuning.
2. Suasana Sejuk
Puluhan jenis bambu nan tinggi menjulang dan rimbun menciptakan kesan sejuk. Suasana sejuk ini semakin lengkap ketika terdengar suara gemericik air saat para pengunjung mulai berjalan memasuki area tengah hutan. Karena sejuknya, hutan ini bahkan menjadi habitat bagi ratusan kera dan kelelawar. Kera-kera ini sering terlihat turun dari pohon jika ada pengunjung datang ke hutan tersebut.
Setelah hutan bambu di desa ini kembali rimbun, debit mata air Sumber Delling pun secara perlahan kembali meningkat. Saat ini, mata air ini telah sukses mengalirkan air ke seluruh sawah di Sumbermujur dan sawah-sawah di desa sekitarnya.
Belajar dari pengalaman, masyarakat Desa Sumbermujur kini mulai berubah. Masyarakat Sumbermujur nan awalnya tak peduli dengan keberadan hutan pohon bambu, kini telah menjadi penjaga hutan. Semoga usaha pelestarian hutan ini menginspirasi kita semua buat melakukan hal nan sama.
Nilai Ekologis dan Hemat Hutan Bambu di Bali
Mungkin masih banyak orang nan belum tahu jika Bali mempunyai loka wisata unik, yakni hutan bambu atau bambu forest . Loka wisata ini terbilang unik karena lain daripada nan lain dan menyuguhkan perbedaan makna berbeda kepada setiap pengunjungnya. Bagi Anda nan sudah bosan menikmati wisata gunung, pantai, pura, dan danau di Bali, tak ada salahnya jika berkunjung ke wisata bambu forest nan berada di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
1. Nilai Ekologis dan Ekonomis
Bambu forest nan terletak di Bangli ini dianggap mempunyai nilai hemat dan ekologis nan tinggi. Hal ini sebab peran warga sekitar nan selalu menjaga kelestarian dan kealamian bambu forest .
Semua warga di sini sangat patuh pada peraturan tentang pelestarian bambu forest . Bagi masyarakat sekitar, pembudidayaan dan pelestarian bambu forest sudah menjadi tanggung jawab mereka karena dipercaya sebagai warisan nenek moyang nan akan memberi kegunaan bagi kehidupan mereka.
Bambu forest ini luasnya sekitar 45 hektar dan difungsikan juga sebagai daerah resapan air primer selain sebagai loka wisata. Oleh karena itulah, hutan ini dianggap mempunyai nilai ekologis nan sangat tinggi.
Baik warga ataupun para wisatawan nan berkunjung ke hutan ini tak boleh menebang bambu sembarangan dan hanya diperbolehkan melakukan tebang pilih di hari nan sudah ditentukan. Hal ini dilakukan agar tak terjadi kerusakan pada pohon bambu.
Masyarakat Bali nan mayoritas memeluk agama Hindu dan di dalam ajarannya berlandaskan Tri Hita Karana menyatakan bahwa peranan pohon bambu dalam berbagai upacara keagamaan belum bisa tergantikan. Oleh sebab itu, setiap masyarakat Bali diharuskan tunduk pada peraturan nan melarang melakukan penebangan liar dan kewajiban buat menjaga kelestarian bambu forest .
2. Bali Clean and Green
Terkait dengan program pemerintah daerah Provinsi Bali, khususnya program dari Kabupaten Bangli nan berupaya menjadikan Bali higienis dan hijau, maka sangat jelas bahwa keberadaan dan kelestarian bambu forest setidaknya sedikit membantu mewujudkan program tersebut.
Selain berfungsi sebagai daerah resapan air, bambu forest pun mempunyai nilai ekonomis, baik itu dalam menunjang majemuk acara keagamaan ataupun buat melestarikan kebudayaan dan kesenian di Bangli. Misalnya, tidak sporadis bambu dipakai buat sirap atau atap rumah di Desa Penglipuran. Rumah-rumah nan atapnya terbuat dari bambu inilah nan selanjutnya dijadikan sebagai daya tarik wisata dan tentunya akan menghasilkan pemasukan dari para wisatawan.
3. Berwisata
Pohon-pohon bambu sangat pas dinikmati saat adanya angin besar nan menggoyangkan pohon-pohon bambu hingga mengeluarkan bunyi nan terdengar beraturan. Dengan berwisata mengunjungi bambu forest atau hutan bambu , selain bisa menyaksikan dan menikmati estetika berbagai macam pohon bambu (bambu petung dan bambu talang), para wisatawan pun secara otomatis diberi penyadaran tentang pentingnya melestarikan dan menjaga alam dari kerusakan.
Itulah klarifikasi seputar kegunaan hutan bambu bagi kehidupan manusia. Mari kita bersama-sama melestarikannya.