Permasalahan Ekonomi

Permasalahan Ekonomi

Istilah ekonomi Pancasila diperkenalkan saat pemerintahan Presiden Soeharto. Kesakralan Pancasila memang begitu dijaga oleh rezim saat itu. Ajaran Pancasila nan dijabarkan dari butir-butir sila Pancasila seolah menghiasi setiap sendi kehidupan bangsa pada masa itu.



Penerapan Pancasila dalam Kehidupan

Pancasila ialah dasar negara Republik Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila, yaitu sebagai berikut.

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
  1. Kemanusiaan nan adil dan beradab.
  1. Persatuan Indonesia.
  1. Kerakyatan nan dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
  1. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Setiap sila Pancasila dijabarkan sedemikian rupa, sehingga apa nan tertulis begitu sempurna. Namun, kenyataannya masyarakat pada saat itu merasa tertekan, bahkan ada nan tak setuju bila Pancasila dijadikan dasar atau asas negara satu-satunya. Kalangan nan tak setuju ditangkap dan dijebloskan ke penjara.

Hal ini tentu tak sinkron dengan sila ke-4. Bukankah dari sila ke-4 itu tercermin kebebasan berpendapat? Sekarang pun masih ada ranah-ranah ketika rakyat tidak boleh berseberangan dengan pemerintah. Jadi, penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kadang bertentangan dengan jiwa Pancasila itu sendiri.

Begitupun, pada bidang ekonomi. Dulu, ada banyak keterbatasan bagi kalangan rakyat bawah buat berbisnis. Apalagi, kalau tak mempunyai channel ke penguasa pada saat itu. Kini, walaupun alam keterbukaan telah semakin lebar, masih ada wilayah-wilayah nan susah dimasuki kalau tak ada dana. Bukankah ini tak sinkron dengan jiwa sila ke-5?

Mungkin ajaran Pancasila tidak lagi terlalu didoktrinkan, sehingga isi sila dari Pancasila pun mungkin sudah banyak nan lupa. Sudah agak sporadis menemukan karya tulis nan menjadikan Pancasila sebagai acum ataupun referensi.



Bentuk Ekonomi Pancasila

Tujuan ekonomi Pancasila berdasarkan sila ke-5. Itu artinya apa-apa nan ada di bumi, baik di dalam maupun di luar tanah, harus dibagi seadil-adilnya kepada seluruh rakyat Indonesia. Kenyataannya, hanya segelintir orang nan dapat menikmati berbagai kemewahan nan didapat dari isi perut dan dataran Indonesia.

Sementara itu, sebagian besar lainnya hanya mendapatkan "keadilan" dalam menanggung hutang negara nan sebesar gunung. Negara nan paling kaya di global ini ternyata tidak mampu memberikan kesejahteraan nan benar-benar sejahtera dalam bidang ekonomi kepada rakyatnya.

Bentuk ekonomi Pancasila nan cocok ialah koperasi nan berjiwa gotong royong. Namun, kehidupan koperasi sendiri tidak dapat lepas dari hukum ekonomi kapitalisme. Koperasi tetap harus berusaha mencari dana demi memberikan laba bagi para anggotanya. Sekarang pun rezim nan sedang berkuasa disinyalir tak menerapkan ekonomi nan berbasis Pancasila, tapi ekonomi neo-liberal.



Permasalahan Ekonomi

Ekonomi berasal dari kata “oikos” dan “nomos”. Arti ekonomi ialah kegiatan-kegiatan nan dilakukan buat memenuhi kebutuhan hidup. Adapun kegiatan ekonomi dibagi menjadi tiga, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi.

Untuk mengatur ketiga jenis kegiatan ekonomi tersebut, diperlukan sebuah sistem, yaitu sistem ekonomi. Dengan adanya sistem, kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan teratur.

Adapun sistem ekonomi global, pada dasarnya dikelompokkan menjadi tiga juga, yaitu sistem kapitalis, sosialis, dan campuran. Sistem ekonomi kapitalis berprinsip bahwa warga negara memiliki hak seluas-luasnya buat melakukan kegiatan ekonomi tanpa campur tangan pemerintah.

Sebaliknya sistem ekonomi sosialis ialah sistem ekonomi nan terpusat pada pemerintah dan rakyat tidak memiliki hak sama sekali dalam hal kepemilikan aset negara. Terakhir sistem ekonomi campuran ialah kombinasi antara kapitalis dan sosialis.

Sebelum kita menjawab, mana sistem ekonomi dunia nan berlaku sekarang, maka mari kita cermati kegiatan ekonomi pada masa sekarang ini. Sebagian besar kegiatan ekonomi nan dilakukan ialah condong pada kapitalis. Apa ciri-cirinya?

Salah satunya ialah pihak partikelir dibebaskan buat memekarkan usahanya seluas-luasnya tanpa dibatasi. Dalam artian lain juga berarti pihak nan bermodal dapat melakukan apa saja, atau dapat berarti uang ialah segalanya.

Lihat saja pada zaman sekarang ini, bukankah nan menguasai global memang orang-orang nan memiliki kapital nan besar. Bukankah nan kaya semakin kaya dan nan miskin semakin miskin. Itulah salah satu sisi kejam dari sistem ekonomi dunia nan kapitalis.

Ciri lain dari sistem ekonomi dunia nan mengarah ke kapitalis ialah pendayagunaan sebesar-besarnya pada sumber daya alam tanpa memikirkan imbas jangka panjang. Satu hal nan hanya menjadi pemikiran kaum kapitalis, yaitu untung, untung, dan untung. Tak ada nan lain.

Sistem ekonomi dunia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Mulai dari sistem ekonomi tradisional, modern, hingga kapitalis seperti sekarang. Perkembangan sistem ekonomi dunia tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan pola pikir manusia.

Semakin lama, manusia cenderung semakin ingin bebas dan tak mau dikekang keinginannya. Begitu pula dengan kegiatan ekonomi nan mereka lakukan. Mereka semakin ingin terlepas dari aturan-aturan nan selama ini diberlakukan pemerintah.

Oleh karena itu, sistem ekonomi kapitalis mengalami perkembangan nan cukup pesat. Saat ini, hampir negara-negara di seluruh global menggunakan sistem ekonomi kapitalis. Sekalipun negara tersebut mengatakan bahwa sistem ekonominya ialah campuran, namun pada kenyataannya ialah kapitalis.

Jadi, bila ada orang nan bertanya, sistem ekonomi apakah nan dipakai global saat ini? Jawabannya memang sistem ekonomi kapitalis. Yang kuat akan semakin kuat, sedangkan nan lemah akan semakin lemah. Sungguh ironi.

Masalah perekonomian di Indonesia nan sempat terjadi bukan hanya masalah deflasi dan inflasi. Sektor ekonomi riil, seperti industri rumah tangga, pangan, maupun jasa, pun terkadang masih mengalami kendala hingga saat ini sehingga masalah perekonomian nan ada di Indonesia belum tuntas sepenuhnya.

Jika kita mau menghubungkan masalah perekonomian Indonesia dengan pengangguran dan kemiskinan, tentu kondisi ekonomi Indonesia masih jauh disebut stabil. Usaha pemerintah buat memenuhi kebutuhan pokok pun seringkali mengalami kendala.

Alhasil, kita harus berulang-ulang mengimpor beras atau gandum dari negara lain. Output pertanian kita sampai sekarang masih belum cukup buat memenuhi kebutuhan pokok dalam negeri. Inilah salah satu masalah perekonomian di Indonesia.

Kita pernah punya cerita manis dan membanggakan soal ketahanan pangan Indonesia. Ketika Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri, Indonesia pernah memberikan donasi beras kepada India sebanyak 2.000 ton. Prestasi nan sangat luar biasa di saat republik baru seumur jagung.

Namun, bagaimana dengan masalah perekonomian di Indonesia sekarang? India kini telah menjadi bagian dari kekuatan ekonomi Asia nan sangat diperhitungkan, di samping Cina dan Jepang.

Distribusi ialah masalah perekonomian di Indonesia nan juga perlu dibenahi. Distribusi merupakan bagian krusial dari sebuah kegiatan ekonomi.

Lancar atau tidaknya jalur distribusi akan berpengaruh terhadap pasar dan kekuatan ekonomi masyarakat. Terkadang, jalur distribusi nan harus dilewati seseorang begitu panjang sehingga memakan banyak biaya sehingga menjadikannya sebagai masalah perekonomian nan ada di Indonesia nan sudah mentradisi.

Sebagai contoh, ketika harga cabai di pasar melonjak. Secara sederhana, mestinya petani cabai mendapat laba dari kenaikan ini. Fakta berbicara lain, sebagian besar mereka sama sekali tak mendapatkan laba dari kenaikan harga di pasar.

Kondisi ini muncul sebab jalur distribusi cabai dari petani hingga ke pasar begitu panjang. Para petani nan tak memiliki akses langsung ke pasar biasanya menjual hasil panen ke penadah cabai dengan harga nan sudah disepakati. Seharusnya, masalah perkonomian di Indonesia ini harus cepat diatasi.

Dari penadah, masuk ke tengkulak nan lebih besar dan harganya pun semakin bertambah. Pertambahan ini dipengaruhi pula oleh biaya distribusi nan harus dikeluarkan. Ketika persediaan cabai di pasar berkurang, otomatis harga akan sangat melambung dan laba sudah ada di depan mata para tengkulak.

Petani nan menjadi produsen semestinya mendapatkan laba dari kenaikan harga. Namun, sebab jalur distribusi nan panjang, mereka menjadi pihak nan sangat dirugikan.

Beberapa masalah perekonomian nan masih saja muncul di Indonesia ialah kondisi infrastruktur perekonomian, angka pengangguran nan tinggi, tingginya inflasi, belum maksimalnya FDI ke Indonesia, belum maksimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi, dan masalah perekonomian di Indonesia nan lainnya.

Sistem ekonomi dunia nan berlaku di Indonesia menjadikan negara kita secara tak langsung menganut sistem ekonomi kapitalis. Bagaimana kita mengatasinya agar sistem ekonomi nan dijalankan di Indonesia ini bisa memberikan kesjahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia?

Untuk itu, mulailah dari diri sendiri dengan menjalani pola hayati nan ekonomis dan teratur. Apabila barang nan dimiliki masih bisa dipakai, maka manfaatkanlah dengan baik. Atau, membeli barang nan baru dan barang nan lama bisa diberikan kepada orang nan membutuhkan.

Inilah kenyataannya. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri bahwa ekonomi Pancasila terlupakan atau mungkin coba dikubur sebab tidak dapat bersaing dengan ekonomi global. Entahlah. Apapun itu, ajaran Pancasila tetap baik dan masih perlu dilestarikan dan disebarkan lagi walau tidak harus menjadi doktrin nan terlalu dipaksakan.