Banjir Nabi Nuh
Dalam sejarah peradaban Islam, mukjizat Nabi Nuh nan berupa kapal raksasa, dianggap sebagai salah satu inovasi nan mampu menciptakan pembaharuan dunia. Hal ini karena, teknologi pembuatan kapal Nabi Nuh tersebut dianggap cukup maju buat kehidupan pada masa itu.
Kekuatan rancangan kapal mukjizat Nabi Nuh ini diyakini setara dengan kekuatan kapal nan dibangun menggunakan teknologi modern sekarang ini. Sebab, kapal nan dibuat dari kayu itu, mampu menyelamatkan banyak jiwa, mulai dari manusia hingga binatang dari terpaan banjir bandang nan sangat dahsyat dan meluluhlantakkan masayarakat nan hayati saat itu.
Meski demikian, bagi umat nan beriman kepada Allah, apa nan dilakukan oleh Nabi Nuh berikut dengan kapal buatannya tentu bukan sebuah hal nan perlu diherankan. Sebab, Nabi Nuh membuat kapal raksasa tersebut bukan semata atas keinginannya saja melainkan berdasar dari wahyu nan datang langsung dari Allah. Pada saat itu, Nabi Nuh diperintahkan buat membuat bahtera atau kapal, dan Allah menjanjikan buat mengawasinya melalui wahyu Allah. Itulah mengapa, kekuatan dari kapal tersebut mungkin tak dapat dijangkau dengan akal sehat, dimana teknologi nan ada pada jaman Nabi Nuh sudah sangat maju. Terlebih kehidupan Nabi Nuh nan berada di daerah nan jauh dari lautan menjadikan sangat mustahil masyarakat di sana mengenal teknologi pembuatan kapal dengan baik.
Sejarah nabi Nuh sendiri dalam membuat kapal tersebut cukup panjang. Bermula dari sikap umat pada waktu itu, nan menganggapnya sebagai orang gila sebab menyebarkan ajaran nan berbeda dari keyakinan masyarakat pada saat itu. Bahkan, bukan hanya masayarakat nan memusuhinya.
Sebab, istri dan anak nabi Nuh sendiri, tak mengakui ajaran nan disampaikan oleh Nabi Nuh. Mereka kemudian bergabung dengan orang-orang nan memusuhi nabi Nuh. Meski demikian, Nabi Nuh tak serta merta melawan dengan cara kekerasan pada umat nan sudah memusuhinya itu.
Berbagai pendekatan secara halus, disampaikan oleh Nabi Nuh kepada orang-orang tersebut. Tujuannya ialah buat mengajak mereka, menyembah Allah sebagai Dzat nan menguasai langit dan bumi. Namun ajakan demi ajakan tersebut tak juga mengakibatkan pencerahan pada mereka.
Hingga kemudian, Allah memerintahkan pada Nuh buat membuat sebua kapal nan mampu menampung seluruh umat nan beriman, beserta dengan makhluk hayati lain nan ada pada masa itu. Nuh pun mematuhi perintah Allah dan mengajak seluruh pengikutnya buat bekerjasama bahu membahu membuat kapal nan sangat besar.
Selama membuat kapal ini, Nuh banyak ditertawakan oleh orang-orang nan memusuhinya. Mereka menertawakan Nuh beserta seluruh pengikutnya, sebab membuat kapal di sebuah lokasi nan sangat jauh dari lautan. Namun, hal itu tak menjadikan Nuh dan para pengikutnya patah semangat dan terus menyelesaikan pembuatan kapal tersebut.
Melihat kegigihan dan keyakinan dari nabi Nuh beserta pengikutnya, menjadikan kaum nan memusuhinya semakin merasa dengki. Berbagai cara dilakukan buat menghambat proses pengerjaan kapal tersebut. Termasuk diantaranya dengan menjadikan beberapa bagian dari kapal tersebut sebagai loka buat membuang hajat atau buang air besar.
Akibatnya, banyak bagian dari kapal tersebut nan menimbulkan bau menyengat dan tak sedap sebab banyaknya kotoran manusia di mana – mana. Di sini Allah membuktikan janji-Nya buat menjaga usaha Nuh beserta pengikutnya dalam membuat kapal.
Setelah pembuatan kapal usai, Nabi Nuh berdo’a kepada Allah dan melaporkan bahwa ada banyak kotoran manusia di beberapa sudut kapal tersebut. Allah menjawab dengan membuat sebuah mukjizat nan tak pernah diduga oleh Nabi Nuh beserta pengikutnya.
Mereka tak perlu repot membersihkan semua kotoran nan ada di kapal tersebut. Sebab, berkat kekuasaan Allah orang-orang nan tadinya mengotori kapal tersebut justru kemudian berbalik membersihkan kotoran itu.
Hal ini terjadi ketika salah seorang dari kaum kafir itu selesai membuang hajat di loka tersebut, dirinya terperosok ke dalam lubang buat membuang kotoran. Ajaibnya, orang tersebut nan pada mulanya terkena penyakit tiba-tiba sembuh setelah kakinya menginjak kotoran tersebut.
Segera saja, warta ini menyebar di telinga kaum kafir lainnya. Mereka, terutama nan sedang mengidap sakit keras dan sulit sembuh, berbondong-bondong datang ke kapal nan dibuat oleh Nabi Nuh. Disana mereka berebut buat mendapatkan kotoran nan tadinya dibuang buat mengotori kapal tersebut.
Berkat izin Allah, semua orang nan menggunakan kotoran tersebut sukses disembuhkan. Akibatnya, kapal nan tadinya penuh dengan kotoran tersebut sukses higienis kembali tanpa harus dibersihkan oleh Nabi Nuh beserta pengikutnya. Hal ini merupakan salah satu mukjizat Nabi Nuh nan diberikan sebagai jawaban atas konduite umat pada saat itu nan memusuhinya.
Setelah kapal tersebut higienis dari kotoran manusia, Nabi Nuh dan pengikutnya diperintahkan Allah buat segera menaiki kapal tersebut. Di dalam kapal itu, semua pengikut nabi Nuh beserta binatang-binatang nan ada pada masa itu, berkumpul buat menunggu kejadian besar nan dijanjikan Allah kepada umat manusia nan mengingkari perintah Allah.
Banjir Nabi Nuh
Banjir nan menimpa kaum kafir di jaman Nabi Nuh ini terjadi setelah peristiwa hujan nan berlangsung secara terus menerus selama 40 hari. Dampak hujan nan terjadi tanpa henti tersebut, mengakibatkan kenaikan ketinggian mata air nan ada di lokasi tersebut dan mengakibatkan banjir nan sangat besar.
Dalam berbagai literatur disebutkan, bahwa banjir nan menimpa umat Nabi Nuh itu memiliki ketinggian hingga 5000 meter. Hal ini dikuatkan dengan dugaan inovasi kapal Nabi Nuh nan berada di atas gunung nan berada di perbatasan Turki dan Iran.
Lokasi loka banjir tersebut terjadi, diperkirakan berada di kawasan Mesopotamia. Hal ini diperkuat dengan berbagai penelitian ilmiah, nan menunjukkan bahwa di kawasan tersebut pernah terjadi sebuah bala besar nan menyebabkan semua peradaban di kawasan tersebut lenyap dan tertimbun tanah.
Dari hasil penelitian nan dilakukan para arkeolog, dugaan banjir besar ini terjadi tiga abad sebelum Masehi. Estimasi ini dilakukan berdasar data dari hasil temuan berbagai benda nan terkubur di kawasan tersebut dan menunjukkan bukti telah terjadi banjir besar pada masa itu.
Selain itu, dari fakta nan ada menunjukkan bahwa kawasan Mesopotamia dikenal sebagai kawasan nan memiliki peradaban tertua di dunia. Lokasi ini terletak di antara dua sungai besar yaitu sungai Eufrat dan Tigris. Sehingga secara logika, sangat memungkinkan terjadinya sebuah banjir besar nan terjadi setelah adanya hujan dalam jangka waktu lama di loka tersebut.
Dalam sebuah foto satelit menunjukkan adanya fosil nan menyerupai bentuk perahu. Diperkirakan ukuran bahtera tersebut mencapai 153 meter sehingga dapat menampung banyak orang di dalamnya.
Dengan melihat topografi wilayah tersebut nan jauh dari lautan, banyak nan menganggap bahwa fosil tersebut memang sahih bekas kapal Nabi Nuh. Hal ini menunjukkan ketinggian air nan pernah terjadi ketika banjir besar tersebut berlangsung. Diperkirakan ketinggian air mencapai angka 5000 meter, nan dibuktikan dengan ketinggian gunung dimana fosil kapal itu diketemukan.
Dari berbagai fakta tersebut, menunjukkan bahwa ada dua mukjizat nabi Nuh. Yang pertama ialah teknologi pembuatan kapal nan sangat besar, dimana pada masa tersebut belum ada teknologi modern nan mampu menandinginya. Baik dari ukuran maupun kekuatan kapal tersebut. Mukjizat nabi Muh nan kedua adalah, mampu menyembuhkan orang sakit dengan menggunakan kotoran manusia.