Tidak Sekedar Ngampus di UPI Purwakarta
Universitas Pendidikan Indonesia (disingkat: UPI) merupakan salah satu universitas negeri nan berada di Bandung. Tepatnya di Jalan Dr. Setiabudhi nomor 229, Bandung. Kampus primer ini dikenal juga dengan sebutan Bumi Siliwangi. Teradapat tujuh fakultas di UPI kampus primer ini. Mungkin sebagian dari Anda ada nan penasaran mengapa kampus ini disebut sebagai kampus utama, bukan?
Ya, disebut sebagai kampus primer sebab UPI masih memiliki beberapa kampus daerah nan tersebar di empat daerah lainnya di Jawa Barat, yakni di Tasikmalaya, Sumedang, Cibiru, Purwakarta, dan satu lagi nan berada di Provinsi Banten, tepatnya di Serang. Artikel ini sendiri akan lebih banyak mengupas tentang kampus daerah nan terletak di Purwakarta atau terkenal dengan sebutan UPI Purwakarta .
Profil Pendidikan UPI Purwakarta
UPI Purwakarta berlokasi di Jalan Veteran nomor 8, Purwakarta. UPI Purwakarta merupakan salah satu kampus daerah nan mengadakan program studi S1 PGSD dan D2 PGTK. Kampus daerah ini dipersiapkan buat menciptakan lulusan berkualitas nan nantinya diharapkan mampu menjadi guru kelas di berbagai sekolah dasar atau taman kanak-kanak.
Selain mempersiapkan mahasiswanya buat menjadi guru kelas, terdapat juga empat jurusan lain nan dapat dipilih mahasiswa sebagai konsentrasi pendidikannya, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS.
Pada tahun akademik 2006/2007, UPI Purwakarta juga diberikan kesempatan buat mengadakan program studi Magister nan juga dikembangkan oleh Sekolah Pascasarjana UPI di dua kampus daerah lainnya. Berbeda dengan UPI Serang nan mengadakan Program Magister buat Jurusan Bimbingan Konseling, UPI Purwakarta dan UPI Sumedang mengadakan program Magister buat Jurusan Administrasi Pendidikan.
Jika Program pendidikan S1 di seluruh kampus daerah merupakan program kelas jauh sebab telah dikelola oleh kampus daerah itu sendiri, lain halnya dengan program S2 tersebut. Program ini tak termasuk dalam kategori kelas jauh sebab seluruh kegiatan perkuliahan dan evaluasi dikelola langsung oleh Sekolah Pascasarjana UPI.
Proses Belajar Mengajar di UPI Purwakarta
Sama halnya dengan empat kampus daerah lainnya, proses pembelajaran nan dilakukan di UPI Purwakarta pun mengacu pada kurikulum dan kalender akademik kampus primer UPI. Untuk urusan panduan penulisan karya ilmiah dan berbagai anggaran lain nan berlaku di lingkungan kampus primer UPI, turut pula diterapkan dan dijadikan sebagai acuan di seluruh kampus daerah.
Dosen nan mengasuh dan bertanggung jawab atas semua urusan pembelajaran di UPI Purwakarta merupakan lulusan nan berkompeten di bidangnya. Setidaknya saat ini terdapat 2 orang dosen dengan gelar Doktor, 24 dosen bergelar Master, dan 3 orang dosen bergelar Sarjana nan bahu-membahu mendidik para mahasiswa di UPI Purwakarta ini.
Jadi, bagi Anda nan berkeinginan buat menjadi guru Sekolah Dasar atau guru taman kanak-kanak, jangan ragu buat memilih UPI Daerah (di mana pun itu) sebagai loka menimba ilmu.
Tidak Sekedar Ngampus di UPI Purwakarta
Setelah mengkaji secara singkat tentang profil UPI Purwakarta, penulis ingin mengajak sobat Ahira berbicara tentang global mahasiswa di kampus. Kenapa ini perlu dibahas? Jawabannya, agar Anda tidak menjadi orang kebanyakan di kampus hanya melakukan empat K di UPI Purwakarta: Yaitu, Kampus… kantin… kongkow… Kos.
Umumnya, kebanyakan mahasiswa hanya melakukan empat aktivitas di atas. Datang ke kampus tujuannya hanya buat menghadiri kuliah. Masalah mengerti atau menyambung dengan apa nan dipaparkan oleh dosen, urusan nomor sepatu alias belakangan.
Yang paling penting, dapat ketemu teman dan mengobrol nantinya di kantin. Tentu saja nan diobrolkan bukan nan berkaita dengan mata kuliah, tapi tentang pacar, film dan sebagainya. Setelah lelah di kampus, terkadang inginnya jalan-jalan atau menonton film. Persis kehidupan mahasiswa nan masih muda, nan inginnya selalu fun .
Setelah lelah shopping , maka alternatif aktivitas selanjutnya nan dilakukan ialah mengunjungi kos teman. Kos selalu menjadi loka peristirahatan. Inilah nan terjadi pada kebanyakan mahasiswa. Seharusnya, mahasiswa tidak perlu menyibukkan diri dengan hal-hal nan tidak menunjang perkuliahan mereka.
Karena tujuan mereka kuliah adalah, buat menimba dan memperdalam ilmu nan dimiliki. Seharusnya, mahasiswa menyibukkan dirinya dengan kegiatan membaca, menulis dan mengikuti seminar. Atau, dapat jadi ikut bergabung di dunai organisasi nan ada di kampus.
Mahasiswa memang harus menjadi aktivis. Dengan bergabung di organisasi, dapat menambah wawasan baru nan tak didapat di perkuliahan. Yaitu, global berorganisasi dan global kepemimpinan. Artinya, dengan menjadi aktivis di dalam sebuah organisasi akan merubah cara berpikir. Apalagi, jika di dalam organisasi tersebut terdapat forum kedarisasinya.
Mahasiswa memang harus dekat dengan buku dan organisasi. Buku memang menjadi pegangan primer nan mesti dimiliki mahasiswa. Pasalnya, dosen suka sekali hanya memberikan setengah saja nan dimilikinya. Untuk memperdalam semua itu, maka mahasiswa harus banyak membaca.
Jika Anda kuliah nan non eksat, maka sistem perkuliahan kesamaan menggunakan pola diskusi. Tentu saja, agar Anda aktif dalam diskusi mesti banyak membaca. Di sinilah menjadi nilai poin buat mendapatkan perhatian dosen. Dosen akan selalu ingat paras Anda ketika memberikan opini terhadap persoalan nan dikupas. Apalagi, jika pendapat nan Anda kemukan memiliki sumber acum nan valid.
Karena itu, jangan jadikan kampus mirip seperti mall, maka Anda bakal kecewa. Tahukah Anda seperti mahasiswa nan menjadikan kampusnya seperti mall? Yaitu, mahasiswa nan hanya datang melihat-lihat perkuliahan. Bila telah selesai, maka jalan atau pulang kembali ke rumah.
Persis seperti orang ke mall. Datang Cuma hanya buat melihat-lihat lihat, bila ada nan tertarik dibeli dan bila tak ada nan tertarik, memilih pulang.
Sungguh sangat kecewa jika menjadi mahasiswa seperti ini. Kampus nan menjadi gudang ilmu tidak dimanfaatkan dengan baik. Perpustakaan nan mestinya dijadikan ruang baca, hanya dihadiri ketika akan menulis skripsi.
Jadilah Mahasiswa Pascasarjana UPI Purwakarta Siap Sejak Dini
Terkadang banyak sekali mahasiswa pascasarjana tidak memiliki kesiapan ketika memasukinya. Termasuk barangkali beberapa mahasiswa pascasarjana UPI Purwakarta. Ketidaksiapan tersebut tampak dari lamanya proses penyelesaian tesis sebagai tugas akhir.
Sejatinya, semua itu dapat disiasati sejak dini. Anda nan melalui kuliah 4 semester, mestinya dapat menyiapkan judul tesis sejak dini. Anda fokuskan pada topik apa nan bakal diangkat menjadi tesis Anda. Lakukan saja sejak dini identifikasi masalah di lokasi nan bakal dijadikan penelitian.
Setelah itu, pikirkan solusinya dengan memperkuat surat keterangan nan menunjungnya. Semua ini dapat Anda lalui dengan santai di setiap semester. Ketika di semester 1, Anda dapat memanfaatkan buat menyiapkan Bab I. Anda persiapkan dengan matang. Jangan lupa buat mengunjungi perpustakaan, melihat proses pengerjaan tesis nan sudah dilakukan alumnus pascasarjana UPI Purwakarta.
Ketika Anda memasuki semester 2, maka pesiapkan Bab II nan berisi dengan teori-teori buat pemecahan masalah. Perkuat dengan surat keterangan nan matang. Persiapan nan Anda lakukan dapat dengan santai, tapi dilakukan dengan pasti. Cari surat keterangan nan benar-benar akurat.
Ketika Anda memasuki semester 3, maka Anda tinggal mempersiapkan Bab III. Anda tinggal melaporkan proses pelaksaan penelitian nan dilakukan dan pemaparan proses penilitian.
Ketika Anda memasuki semester 4, maka Anda tingal menyerahkan hasil nan susun dari semester 1 hingga semester 3 kepada dosen pembimbing. Maka belum pun usai perkuliah di semester 4, Anda sudah dapat melaukan penelitian. Sembari menyelesaikan perkuliah di semester 4, Anda pun menyiapkan Bab IV. Selesai semester 4, maka selesai juga tugas akhir perkuliahan.
Kebanyakan mahasiswa kurang mempersiapkan taktik santai tapi niscaya ini. Kebanyakan orang menyiapkan di saat-saat sudah akhir semester 4. Sehingga semangat kuliahnya nan sudah menurun akan semakin menurun melihat beratnya menyelesaikan tugas akhir.
Jujur, pen kuliah. Ketemu teman dan banyak bergaul, menyebabkan apa nan dicita-citakan menjadi kabur. Apalagi nan sempat terjangkit pacaran alias cinta lokasi. Membuat perkuliahan hanya dijadikan jalan buat bertemu. Awalnya niat belajar berubah haluan menjadi berpacaran.
Tentu saja ini merugikan. Merugikan biaya dan merugikan waktu nan telah dilalui. Meskinya dapat banyak membeli surat keterangan buku buat penunjang perkuliahan, akhirnya menjadi tersendat lantaran sibuk pacaran nan menguras uang buat jalan-jalan dan makan-makan. Jika sudah demikian, uang dan waktu menjadi sia-sia.
Melalui artikel sederhana nan mengupas tentang UPI Purwakarta ini, penulis mengajak sobat Ahira nan sedang menempuhkan pendidikan di universitas buat lebih fokus pada perkuliahan nan sedang dijalani. Siapkan taktik agar cita-cita tercapai dengan lancar.