3. Kondisi Lingkungan

3. Kondisi Lingkungan

Siapa orangnya nan tidak suka jika prestasi belajar anak-anak di bangku formal sukses dengan baik? Semua kita, baik guru, orang tua maupun pemerintah akan merasa bahagia jika prestasi belajar anak-anak Indonesia mampu membanggakan nama Indonesia. Untuk itu haruslah dicari bersama faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Sebagai contoh pada masa kelulusan Ujian Nasional, tidak sedikit para siswa nan mengalami depresi bahkan bunuh diri disebabkan kegagalan dari proses belajar nan bertahun-tahun ia jalani. Namun di sisi lain, tidak sporadis pula nan merasa bersyukur dengan aktualisasi diri kegembiraan. Adalah hal nan sangat diharapkan oleh orang tua dan guru, memiliki anak-anak nan mampu mengukir prestasi nan membanggakan.

Persoalannya sekarang, banyak diantara orang tua dan guru merasa kesulitan dalam menyuruh anak-anaknya buat belajar. Kemajuan teknologi permainan terkadang kian memperburuk keadaan, anak-anak lebih suka menghabiskan waktunya berlama-lama buat bermain game online, hingga melupakan tugas utamanya sebagai peserta didik formal, yakni belajar.

Untuk menangani permasalahan ini, pihak-pihak nan bertanggung jawab terhadap proses pendidikan seorang anak seperti guru dan orang tua, haruslah terlebih dahulu tahu dan memahami faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa .

Baik buruknya capaian hasil belajar siswa ternyata dipengaruhi oleh banyak hal. Inilah nan dimaksud dengan faktor-faktor tadi. Atau dengan kata lain bisa diartikan bahwa faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa merupakan hal-hal nan bisa memberikan pengaruh terhadap baik buruknya hasil belajar seorang siswa, tidak hanya dibuktikan dengan hasil tertulis namun juga ilmu nan dapat dipertanggungjawabkan oleh siswa bersangkutan.

Beberapa faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa diantaranya ialah sebagai berikut:



1. Cara Berpikir

Faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa nan pertama ialah cara berpikir. Setiap orang melakukan segala hal dalam hidupnya berdasarkan semua nan ada dalam pemikirannya. Misalnya, ada seseorang nan tak suka makan terong, lalu suatu saat di adiberitahu oleh orang lain bahwa kandungan zat nan ada dalam terong bisa membantu sistem pencernaan tubuh manusia salah satunya terong akan mempermudah buat buang air besar.

Orang tersebut pada saat itu sedang mengalami gangguan sulit buang air besar maka mencobalah ia buat makan terong. Dengan sugesti bahwa terong akan membantunya buat lebih lancar dalam buang air besar maka ia mulai menyukai makan terong. Dan akhirnya ia mempunyai Norma buat makan terong saat ia sulit buat buang air besar.

Inilah nan menunjukkan betapa sangat besar pemikiran nan ada dalam otak seseorang bisa mengubah konduite dan sikap nan dimiliki seseorang. Ketidaksukaan dalm hal makan terong berubah menjadi kesukaan dan Norma dalam makang terong sebab berubahnya frame berpikir tentang terong. Setelah tahu bahwa terong memberikan kegunaan bai tubuh maka timbullah rasa suka akan terong ini.

Hal ini dapat kita terapkan dalam pendidikan anak buat meningkatkan prestasi belajar mereka. Jika mungkin selama ini kita sebagai orang tua atau guru hanya menyuruh dan menyuruh buat anak atau siswa didik kita selalu belajar dan belajar tanpa memberikan klarifikasi atau alasan lebih tentang kenapa harus belajar.

Mungkin saja anak atau siswa didik kita hanya akan menuruti kita di kala memang dianggap perlu buat belajar dan di kala pemahaman tentang pentingnya buat belajar pergi menjauh dari dirinya maka keinginan buat belajar pun juga hilang.

Jadi penanaman tentang pentingnya belajar sangatlah pneting sebab jika memang sudah tertanam pemahaman ini maka tanpa disuruh buat belajar pun mereka akan belajar dengan pencerahan sendiri.

Apalgi buat kebanyakan anak muda sekarang nan kurang getol buat belajar, kita haruslah memulai dengan menyentuh pemikiran mereka. Jangan hanya diberi dogma semata buat belajar tapi berikan klarifikasi menyeluruh tentang kenapa mereka harus belajar.

Belajar sejatinya ialah sudah menjadi tugas kita sebagai seorang manusia. Belajar buat meningkatkan kualitas diri dan mencari ilmu nan belum kita kuasai sebab dalam menjalani hayati ini diperlukan ilmu. Salah satu saran untk mencari ilmu ialah dengan belajar.

Kebanyakan dari anak didik atau pelajar saat ini belajar hanya buat mendapatkan nilai nan baik saja. Setelah mendapatkan nilai nan baik itu, apa nan sudah dipelajari hilang tidak berbekas.

Ini sangatlah mungkin buat terjadi sebab niat nan ada memang hanya buat mencari nilai nan baik saja. Inilah kenyataan nan ada. Bahkan mereka sanggup dan rela melakukan segala hal buat mendapatkan nilai nan bagus.`

Jadi, kita haruslah merubah cara berpikir mereka tentang belajar. Belajar bukan hanya sekedar buat mencari nilai nan bagus saja atau memenuhi tuntutan guru atau orang tua. Belajar sejatinya ialah buat diri mereka sendiri, sebagai bekal buat menempuh hayati nan lebih konkret lagi ketika mereka telah lulus dari bangku sekolah dan benar-benar terjun ke masyarakat.

Dengan berubahnya cara berpikir nan dimiliki oleh mereka maka akan lebih mudah bagi mereka buat memberikan usaha nan nyata, nan datang dari diri mereka sendiri buat meningkatkan prestasi belajar. Ini menjadi salah satu dari faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa.



2. Motivasi

Faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa nan kedua ialah motivasi. Dalam melakukan banyak hal, kita absolut membutuhkan sebuah motivasi. Dalam setiap usaha apa saja, baik itu bekerja, meraih kesuksesan, berbisnis dan sebagainya. Termasuk didalamnya ialah proses belajar.

Motivasi ialah pemberian semangat buat terus berusaha dan berusaha agar mendapatkan apa nan ingin dicapai. Seorang anak perlu memiliki motivasi nan tinggi terhadap proses belajar nan sedang ia jalani. Motivasi ini dapat muncul dari orang tua maupun pihak pendidik.

Contoh sederhana ialah motivasi kata-kata. Sangat sederhana sekali, namun sungguh memiliki fungsi nan besar. Baik orang tua maupun pendidik hendaklah selalu menuturkan kalimat-kalimat motivasi terhadap anak didiknya. Bukan lantas memarahi anak nan dianggap tulalit dan bodoh.

Seorang pendidik idealnya ialah sosok nan sabar dan memiliki motivasi nan tinggi dalam memajukan prestasi belajar peserta didiknya. Motivasi nan tinggi dimiliki oleh orang tua dan para pendidik akan menular secara tak langsung pada para peserta didik. Bentuk motivasi sederhana nan lain misalnya pemberian hadiah pada siswa-siswa nan dinilai memiliki prestasi belajar. Pemberian hadiahnya ini dapat dilakukan oleh guru maupun orang tua.

Motivasi memang bisa dijadikan faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa nan jitu. Dengan motivasi nan kuat, seseoprang bisa melklukan segala hal dengan lebih baik lagi.



3. Kondisi Lingkungan

Faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa nan lain ialah soal keadaan lingkungan loka tinggal maupun belajar siswa. Seorang siswa nan berada di perkotaan nisbi memiliki prestasi belajar nan lebih baik dari pada siswa nan tinggal di pedesaan. Seorang siswa nan bersekolah di sekolah binaan nan memiliki frekuensi belajar lebih tinggi, nisbi akan lebih pintar jika dibandingkan siswa nan bersekolah di sekolah nan gurunya sporadis datang. Sekali lagi soal lingkungan.

Orang tua sebetulnya dapat memberi solusi cantik buat persoalan ini. Yakni dengan cara menciptakan kondisi lingkungan belajar nan aman dan menyenangkan di lingkungan rumah. Orang tua dapat mengambil peran para guru saat berada di rumah. Lingkungan keluarga ialah sebuah sekolah kehidupan nan tidak kan pernah usai dijalani oleh seorang anak.

Jadi sebagai orang tua, kita harus memilih lingkungan belajar nan baik buat anak kita. Lingkungan akan membentuk anak kita menjadi seperti apa nan ada. Pemilihan lingkungan ini haruslah menjadi konsen nan primer bagi kita. Lingkungan ini merupakan salah satu dari faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa.



4. Minat dan Bakat

Perlu diperhatikan bahwa salah satu hal nan membuat seorang anak tak berminat dalam mempelajari sebuah disiplin ilmu boleh jadi sebab Ia tak berminat atau berbakat terhadap disiplin ilmu tersebut. Layaknya masa kecil seorang Einstein, kejeniusan seorang anak itu dapat jadi tersembunyi. Dan kita akan melihatnya saat ia menemukan disiplin ilmu nan diminatinya. Inilah beberapa faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Banyak hal nan termasuk sebagai faktor-faktor nan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kita sebagai orang tua ataupun guru, haruslah bisa melihat dan mngoptimalkan faktor-faktor ini agar prestasi nan didapat oleh anak atau pun siswa didik kita juga bisa dicapai dengan optimal pula.