Berapa Lama Pembentukan Minyak Bumi Terjadi?
Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi nan dimanfaatkan manusia buat keberlangsungan hidup. Proses pembentukan minyak bumi tak terjadi begitu saja terjadi. Butuh waktu nan sangat lama dalam proses pembentukan minyak bumi agar minyak bumi bisa dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber energi.
Membahas soal proses pembentukan minyak bumi, tak dapat lepas dari pembahasan mengenai teori pembentukan minyak bumi dan keadaan pembentukan nan membuat minyak bumi secara khusus dan tak sama antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lainnya.
Jika dilihat dari kacamata seorang ilmuwan, proses pembentukan minyak bumi bisa dipelajari dari proses pembentukannya secara kimia dan proses pembentukan minyak bumi dilihat dari kacamata ilmu geologi. Pemahaman tentang proses pembentukan minyak bumi sangat diperlukan buat bahan pertimbangan hasil identifikasi.
Mengenai proses pembentukan minyak bumi, ada banyak teori nan menjelaskan mengenai pembentukan minyak bumi. Berikut ini teori pembentukan minyak bumi.
Teori Pembentukan Minyak Bumi – Teori Biogenesis (Organik)
Seorang pakar bernama Macqiur nan berasal dari Perancis merupakan orang pertama nan mengemukakan teori pembentukan minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Selanjutnya pada 1763, seorang pakar berkebangsaan Rusia, M. W. Lamanosow juga mengemukakan hal nan sama.
Pendapat kedua pakar itu didukung oleh para pakar lainnya, seperti New Beery, Engleer, Bruk, Bearl, dan Hofer. Pada pakar itu menyatakan bahwa minyaak dan gas bumi berasal dari organism bahari nan sudah wafat berjut-juta tahun nan lalu sehingga membentuk lapisan dalam perut bumi.
Teori Pembentukan Minyak Bumi – Teori Abiogenesis
Seorang pakar bernama Barthelot menyatakan bahwa minyak bumi memiliki kandungan logam alkali. Logam alkali ini jika dalam keadaan bebas dengan suhu tinggi akan bersentuhan dengan CO2 sehingga membentuk asitilena. Selanjutnya, Mandeleyev menyatakan bahwa proses pembentukan minyak bumi tejadi dampak adanya pengaruh kerja uap nan ada pada karbida-karbida logam nan ada di dalam bumi.
Selain itu, ada pakar lain nan mengemukan pendapatnya mengenai proses pembentukan minyak bumi sudah terjadi sejak zaman dulu kala atau bisa dikatakan bahwa pembentukan minyak bumi terjadi sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk. Pernyataan nan dikemukan itu berdasarkan fakta nan ditemukan meterial hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfer.
Dari sekian banyaknya teori mengenai pembentukan minyak bumi, teori minyak bumi secara biogenesis merupakan teori pembentukan minyak bumi nan banyak dikemukakan. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi nan semakin maju, teori mengenai pembentukan minyak bumi semakin berkembang. Selain teori pembentukan minyak bumi, analisis pembentukan minyak bumi pun terus berkembang.
Berpatokan pada teori biogenesis, proses pembentukan minyak bumi berasal dari kebocoran kecil nan permanen. Kebocoran itu terjadi di dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfer dengan permukaan bumi nan dijelaskan dengan 2 panah nan antagonis arah saat karbon dibawa dalam bentuk karbondioksida (CO2). Tanda panah pertama menunjukkan bahwa karbondioksida nan ada di atmosfer berasimilasi. Artinya, CO2 diekstrak dari atmosfer oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah kedua, karbondioksida (CO2) dilepaskan ke atmosfer melalui respirasi makhluk hidup, seprti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Dalam proses ini, telah terjadi kebocoran kecil nan memungkinkan sebagian kecil karbondioksida tak dilepaskan kembali ke atmosfer dalam bentuk CO2, tapi malah mengalamai transformasi nan akhirnya menjadi fosil nan bisa terbakar.
Bahan bakar fosil ini jumlahnya asangat sedikit. Bahan organik nan mengalami proses oksidasi selama pemendaman. Hal ini akan mengakibatkan bagian primer karbon organik dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan sedimen.
Pada awalnya, senyawa itu, seperti karbohidrat, protein, dan lemak diproduksi oleh makhluk hayati sinkron dengan kebutuhannya. Misalnya, buat mempertahankan diri, berkembang biak, atau sebagai komponen fisik dan makhluk hidup. Komponen nan dimaksud dapat berbentuk sel, membran, pigmen, lemak, gula, atau proyein nan berasal dari tumbuh-tumbuhan ataupun dapat berasal dari hewan, baik hewan berdarah dingin maupun berdarah panas.
Jika makhluk hayati mati, sebanyak 99,9 % senywa karbon nan ada di dalam tubuh makhluk hayati akan mengalami siklus sebagai rantai makanan. Sementara itu, 0,1 % senyawa karbon akan terjebak di dalam tanah atau di dalam sedimen. Hal inilah nan merupakan asal muasal senyawa fosil nan dikenal sebagai sumber penghasil minyak bumi.
Fosil sebagai embrio pembentukan minyak bumi akan mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu loka nan kemungkinan besar menjadi reservoir. Atau ada nan hanyut bersama genre air sehingga menumpuk di dasar laut.
Proses pembentukan minyak bumi terjadi daam 3 tingkat, yaitu:
- Pembentukan sendiri nan terdiri atas pengumpulan zat organik alam sedimen, pengawetan zat organik, transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
- Melakukan migrasi minyak bumi nan terbentuk dan tersebar di dalam lapisan sedimen nan terperangkap.
- Akumulasi tetes minyak nan beredar dalam lapisan sedimen hingga berkumpul menjadi akumulasi internasional.
Berapa Lama Pembentukan Minyak Bumi Terjadi?
Sekitar 30 juta tahun nan lalu atau pada zaman akhir zaman dinosaurus, lebih dari 50 % dari cadangan minyak nan ada di bumi ini sudah terbentuk. Bahkan, cadangan minyak lainnya diperkirakan lebih tua lagi, diperkirakan umurnya 500 juta tahun nan lalu.
Pada umumnya, para geologis sependapat bahwa pembentukan minyak bumi terjadi sebab endapan organism, tumbuhan, dan hewan selama ratusan juta tahun. Jika organism bahari nan mati, jasad reniknya akan mengendap di dasar laut, kemudian tertimbun pasir dan lumpur. Selanjutnya, akan membentuk lapisan nan kaya zat organik nan akhirnya akan menjadi batuan endapan.
Proses ini terus berulang terjadi seperti itu. Satu lapisan menutup lapisan lainnya. Kemudian, selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada nan menyusut atau beralih tempat. Zat-zat nan membentuk batuan endapan pada umumnya tak cukup mengandung oksigen buat mengurai material organik secara maksimal.
Bakteri pengurai zat ini menjadi material nan kaya zat hidrogen dan karbon. Tekanan dan suhu nan semakin tinggi nan berasaal dari lapisan bebatuan di atasnya, lalu melakukan proses distilasi sisa-sisa bahan organik.
Selanjutnya, secara perlahan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan nan diperkirakan berumur 600 juta mengandung sumber minyak bumi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pembentukan minyak bumi terjadi dampak organisme nan terurai oleh bakteri pengurai.
Proses pembentukan minyak bumi dipengaruhi beberapa factor, yaitu:
1. Degradasi Thermal
Hal ini dampak sedimen terkena penimbunan, maka akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu merupakan salah satu faktor nan sangat penting.
2. Reaksi Katalis
Adanya katalis akan meyebabkan proses akselerasi proses kimia dalam pembentukan minyak bumi.
3. Radioaktivasi
Radioaktivasi membentuk hidrokarbon parafin. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh radioaktif terhadap zat organik.
4. Aktivitas Bakteri
Bakteri memiliki peran krusial dalam pembentukan minyak bumi. Bukan hanya itu, bakteri memegang peranan krusial sejak matinya senyawa organik hingga pembentukan minyak bumi.
Dari klarifikasi panjang lebar di atas, bisa disimpulkan bahwa proses pembentukan minyak bumi berawal dari organisme dan mikroorganisme nan wafat dan tertimbun di dalam tanah atau laut. Selanjutnya, dengan donasi bakteri mikroorganisme atau bakteri pengurai, organisme (fosil hewan dan tumbuhan) diubah menjadi minyak bumi.
Proses pembentukan minyak bumi ini sangat lama, dibutuhkan waktu sekitar 100 juta tahun. Sungguh sebuah awaktu nan sangat lama. Jadi, buat menjaga keberadaan minyak bumi di bumi ini, kita harus berhemat dan memanfaatkan energi dari minyak bumi secara baik dan bijak. Selain itu, penggunaan energi alternatif pun harus segera diterapkan.