Mengapa Harus Gula?
Gula merupakan benda manis nan dihasilkan dari tumbuhan tebu nan dimanfaatkan buat pemanis makanan. Kalau ingin sekedar memberi klarifikasi tentang darimana asal gula, dan bagaimana sebenarnya benda manis ini, dapat saja dituliskan dengan lengkap. Namun, fiturnya tentu bisa membuat Anda bosan. Jadi bagaimana bila di sajikan dalam bentuk fakta-fakta unik nan belum pernah Anda dengar sebelumnya.
Setiap orang sangat menyukai jenis makanan nan mengandung benda nan manis ini. Tetapi, jika seseorang mencoba buat diet, sangat sulit sekali menghindari makanan nan mengandung benda ini. Sebab hampir disemua jenis makanan bisa kita temukan benda ini, baik sebagai pemanis alami maupun sebagai penambah cita rasa pengganti MSG (monosodium glutamat).
Oh, Jahatnya Gula!
Beberapa pakar seperti Allison Reyna tertarik menjelaskan perihal jahatnya benda putih manis itu. Lantas mengapa pula benda itu telah menjadi suatu topik nan menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir ini terutama di majalah wanita. Berikut beberapa topik hangat tentang benda manis ini, diantaranya:
• Konsumsi saat ini:
Hari ini, orang Amerika rata-rata mengkonsumsi 2-3 pon gula setiap minggu. Sementara pada akhir abad ke-19 (1887-1890), Amerika rata-rata dikonsumsi hanya 5 lbs, per tahun. Selama 20 tahun terakhir, konsumsinya di AS telah meningkat dari 26 pon sampai 135 lbs, per orang per tahun. Bagaimana di Indonesia? Penulis meyakini paparannya tak begitu jauh, sebab Norma mengkonsumsi benda manis ini dikabarkan meningkat terus.
• Konsumsi tersembunyi:
Konsumsi benda manis ini baik nan disuling, diproduksi dalam bentuk sangat halus, atau menjadi bahan primer pada makanan lain, dan dimasukkan ke dalam banyak makanan nan kita makan seperti roti, selai kacang, bumbu, saus, dan lain-lain.
Beberapa dari jenis "termurnikan" tersebut lebih dikenal sebagai sukrosa (gula meja), atau dekstrosa (gula jagung), juga konsentrat tinggi fruktosa (sirup jagung).
• 4 Kelas
Terdapat 4 kelas dari bentuk gula sederhana (sukrosa, fruktosa, madu, dan malt) nan dianggap "berbahaya" bagi kesehatan ketika di konsumsi jangka panjang ialah bila jumlahnya lebih tinggi dari 15%, nan semua ini terdapat pada kalori karbohidrat nan dicerna setiap harinya.
Sebagai cara menghindarinya ialah dengan mengkonsumsi makanan nan mengandung karbohidrat kompleks nan terdapat pada sayuran, kacang, kacang-kacangan, biji-bijian. Hal ini juga ialah salah satu cara buat menahan kadar berlebih dan tetap tersimpan di bawah 15%.
• Masalah Kesehatan
Gula dalam bentuk sederhana, telah dikabarkan berkontribusi dan/atau memperburuk kesehatan manusia. Termasuk menjadi katalisator pada beberapa penyakit ini misalnya: asma, gangguan mood, gangguan mental, gangguan saraf, diabetes, penyakit jantung, batu empedu, hipertensi, dan arthritis.
• Akibat Insulin
Benda manis ini meningkatkan kadar insulin, menghambat divestasi hormon pertumbuhan nan menekan sistem kekebalan tubuh. Apabila seseorang terlalu banyak insulin maka akan memperbesar peluang penyimpanan lemak.
Sehingga ketika Anda makan makanan nan kadar manisnya tinggi maka otomatis menaikan berat badan dengan cepat, dan juga mempercepat peningkatan kadar trigliserida, nan keduanya telah dikaitkan dengan penyakit jantung.
• Penyakit Degeneratif
Benda manis ini tak memiliki nilai gizi konkret (mineral, vitamin dan serat) dan sebagai hasilnya, memiliki imbas memburuk pada sistem endokrin, menyebabkan konsumsi benda manis ini menjadi salah satu dari 3 penyebab primer penyakit degeneratif.
• Penyebab Kanker
Ternyata stimulus, atau katalisator, atau bahan bakar nan disukai kanker tak lain ialah glukosa. Pengendalian glukosa darah seseorang agar tak semakin meningkat ialah melalui diet, olahraga, meditasi suplemen, dan obat resep. Sebab hal ini sangat krusial buat membantu program pengobatan kanker hingga tuntas.
Jadi lain kali ketika Anda berpikir buat menikmati beberapa sendok gula dalam kopi Anda. Ingat, di zaman Firaun, di zaman Napoleon, di zamannya para menak, orang dapat menemukan cara buat minum kopi tanpa dibubuhi oleh pemanis. Kopi memang faktanya getir tapi Anda mengubahnya menjadi manis. Cara minum nan aneh? Baiklah itu fakta dari orang penyuka nan pahit-pahit.
Mengapa Harus Gula?
Berapa banyak nan konsumsinya dalam perhari, seminggu, atau pertahun? Barangkali sulit terlepas, sebab ada wejangan lain, ah banyak juga kok orang tua nan saban tahun makan dan minum gula banyak-banyak, tapi tetap panjang umur.
Memang repot, kalau perbandingannya semacam itu. Dan lebih repot lagi, kalau Anda ketakutan akan fakta seram tentang benda manis ini.
Sekedar mau sedikit cerita. Ketika bayi mencoba benda manis ini buat pertama kalinya, si bayi langsung tertarik buat merasakannya lagi.
Penelitian menunjukkan bahwa benda manis ini homogen objek wisata, dan itu ialah bawaan sejak lama. Bahkan, para ilmuwan percaya dorongan menggulakan dirinya inilah nan merupakan bawaan membantu manusia primitif memilih makanan nan kondusif sambil menghindari zat getir nan sering dikonotasikan beracun, padahal belum tentu.
Daya tarik benda manis ini juga diperkuat oleh kesenangan langsung memilih makanan nan manis di banding nan pahit. Ambil contoh, ada sawi segar, dan pala dengan manisan, mana nan akan Anda pilih? Jadi, menyukai nan manis merupakan bawaannya manusia. Tidak mungkin Tuhan menciptakan manusia tanpa prosedur defens nan bagus terhadap kesamaan dasar manusia itu sendiri.
Akhirnya perlu diakui sedikit bahwa makan makanan yan g mengandung benda manis ini pleasureable. Kita telah diberitahu di masa lalu bahwa konsumsi benda manis ini bisa menimbulkan beberapa risiko kesehatan. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa banyak dari keyakinan tentang benda manis ini ialah mitos di banding fakta.
Menurut sejumlah organisasi bergengsi - termasuk American Dietetic Association, Administrasi Makanan, dan Obat, atau dari National Academy of Sciences - tak ada bukti bahwa benda manis ini berhubungan dengan penyakit langsung, kecuali barangkali gigi berlubang. Jika bend manis ini dalam jumlah sedang dikonsumsi juga akan baik-baik saja sebagai bagian dari diet seimbang.
Mengapa benda manis ini digunakan buat membuat jelly, selai, dan makanan manisan? Benda manis ini digunakan dalam selai, jeli dan manisan sebab bertindak sebagai pengawet. Pada penerapannya, dengan air nan tersedia, gula mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya. Untuk melakukan tugas ini, gula harus hadir dalam konsentrasi tinggi. Selain itu juga benda manis ini berfungsi sebagai alat bantu pembentuk gel bersama dengan bahan lainnya.
Selain dari peran vitalnya sebagai pengawet dan sebagai donasi buat pembentuk gel, benda manis ini juga krusial buat rasa buah nan inheren manis pada jeli dan selai. Karena rasa manis dan rasa buah, manisan, jeli dan selai buah secara tradisional telah digunakan buat melengkapi berbagai roti, muffin, kue, dan biskuit.
Rasa manis benda ini nan mendorong orang mengkonsumsi berbagai makanan nan mengandung zat gizi nan rasanya manis dalam makanan sehari-hari. Berikut tanya jawab menarik tentang benda manis ini:
- Fakta: Katanya gula menyebabkan hiperaktif pada anak. Apakah hal ini benar?
Jawab: Asosiasi Diet Amerika dan Administrasi Makanan dan Obat mengatakan tak ada bukti atau nan bilang bahwa benda manis inibertanggung jawab buat perubahan konduite pada remaja atau orang dewasa. Bahkan, beberapa studi menunjukkan bahwa rendah protein, dan tinggi karbohidrat pada makanan bisa menyebabkan relaksasi.
- Tanya: Apakah orang gemuk mengkonsumsi lebih banyak gula daripada orang nan lebih kurus?
Jawab: Sebaliknya, studi menunjukkan bahwa orang nan lebih berat cenderung makan lebih banyak lemak, dan seditit pemanis, daripada orang kurus. Bahkan, lemak memiliki 9 kalori per gram sedangkan gula memiliki 4 kalori per gram.
Namun, ada memang beberapa makanan nan kadar lemak dan kadar pemanisnya tinggi. Jadi, jika ingin mencoba buat menurunkan berat badan, nan terbaik ialah dengan membatasi asupan kalori Anda secara keseluruhan.
- Tanya: Apakah ada tuh nan namanya "gigi manis"?
Jawab: Faktanya kebanyakan orang nan berpikir mereka memiliki gigi manis sebenarnya memiliki "gigi lemak." Rasa lapar buat sesuatu nan manis adalah, bagi banyak orang, merupakan keinginan genetik dan budaya nan ditentukan dari rasa dan tekstur lemak.
- Tanya: Sepertinya ada kesan bahwa selai dan jeli berkalori tinggi. Sahih tak ya?
Jawab: selai dan jeli merupakan penyedia energi cepat dan kebetulan rasanya wuenak, hanya memiliki 48 kalori per sendok makan (sebagian jeli bahkan dibuat dengan pemanis rendah kalori).
Bahkan sesendok, selai dan jeli memiliki sekitar setengah besaran kalori dari mentega (atau margarin), dan lemak nan dikandungnya malah tak ada. Jadi roti mentega sudah jelas berkalori dua kali lipat dari selai dan jeli. Di tambah fakta roti mentega juga mengandung lemak.
Bila kita seudah mengetahui tentang ciri gula, pastinya kita akan lebih bijak dalam mengkonsumsinya. Dan jangan takut dengan fakta tentang gula, sejauh Anda di masyarakat ialah orang memiliki pola hayati nan baik.