Menjalankan Motivasi Cinta Sejati

Menjalankan Motivasi Cinta Sejati

Motivasi cinta merupakan dambaan bagi setiap manusia nan sedang berusaha meraih impian tentang cinta. Sebab, hal tersebut akan dapat membawa semangat baru dalam kehidupan manusia. Baik itu pada mereka nan sedang jatuh cinta, atau juga nan sedang terpuruk sebab cinta.

Tak jarang, buat mendapatkan motivasi cinta, seseorang mencarinya ke berbagai macam sumber. Namun seringkali pula, majemuk kisah nan nampak latif itu tak sinkron dengan fenomena nan kita dapat. Akibatnya, banyak orang nan merasa bahwa hidupnya tak ideal.

Gambaran estetika cinta di berbagai novel, seringkali menjadi kiblat seseorang ketika berbicara tentang cinta. Idealisme tentang cinta nan demikian elok tergambar dalam kisah itu, menjadi motivasi seseorang buat dapat membangun romansa nan serupa. Terkadang cita-cita itu demikian tinggi terbangun, sehingga ketika kegagalan nan didapat, justru rasa sakit nan demikian sangatlah nan didapat. Bahkan dalam beberapa kasus, masalah percintaan dapat berujung pada Rumah Sakit Jiwa.



Motivasi Cinta

Untuk itu, setiap orang khususnya remaja harus dapat memahami makna cinta secara menyeluruh. Bukan hanya atas apa nan dibayangkan atau melihat pada orang lain saja. Namun harus dapat lebih melihat pada diri sendiri, dan banyak belajar dari berbagai macam kasus.

Selain itu, kembali pada ajaran Tuhan ialah sebuah hal nan wajib dilakukan bagi setiap insan nan terlibat masalah dengan cinta pada manusia. Bahwa dalam ajaranNya, Tuhan sudah menjanjikan setiap insan manusia memiliki pasangan. Hanya masalah waktu nan membedakan antara satu manusia dan manusia lain.

Inilah nan mendasari adanya sebuah kalimat “cinta ialah misteri”. Sehingga kisahnya tak dapat berdasar pada romansa romantis melalui novel-novel best seller. Cinta ialah sebuah hak prerogatif Tuhan, di mana manusia tak memiliki hak sedikit pun buat menggugat atau mempertanyakannya. Manusia hanya berhak memohon buat segera didekatkan dengan sang jodoh.

Beragam kisah perceraian manusia, pada dasarnya merupakan sebuah citra bagi manusia nan begitu mendamba pasangan buat memaknai cinta. Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa hayati berpasangan akan selalu meraih kebahagiaan. Karenanya, bagi mereka nan belum berpasangan dan belum menemukan cinta, bukan berarti mereka tak dapat meraih bahagia. Sebab, definisi senang antar satu manusia dan manusia lain sangat diperbolehkan buat berbeda.

Di samping itu, kondisi demikian menunjukkan bahwa pada dasarnya cinta kepada manusia tak akan abadi. Kekuatan cinta nan diagungkan saat barah cinta mulai menyala, suatu saat dapat padam. Namun cinta kepada Tuhan ialah abadi dan selalu terjaga sepanjang manusia itu sendiri mau menjaganya.

Tanpa cinta dari manusia, seseorang dapat hidup. Namun tanpa cinta kepada Tuhan, manusia niscaya sengsara. Demikian janji Tuhan nan sangat niscaya kesahihannya. Untuk itu, manusia tak perlu meratap bila dalam global ini tidak ada manusia nan dapat dicintai buat dimiliki. Cinta kepada Tuhan, ialah sebuah cinta nan sejati dan tidak akan pernah lekang.



Menjalankan Motivasi Cinta Sejati

Setiap orang pastilah menginginkan buat mendapatkan cinta sejatinya. Karena memang hanya cinta sejati inilah nan tidak akan memandang cinta dari segi apapun juga kecuali hanya cinta itu sendiri. Cinta sejati tidak akan memandang harta nan dimiliki, kecantikan nan dimilikinya atau pun kedudukan nan juga ia miliki. Semuanya akan menjadi suatu hal nan tidak akan dipertimbangkan dalam mengarungi cinta sebab hal primer nan telah diambil oleh kedua insan nan sedang dimabuk cinta ialah hanya cinta itu sendiri.

Dalam mengarungi cinta sejati, ialah suatu hal nan bisa dikatakan lebih sulit buat dilakukan pada saat ini. sebab di luar kehidupan manusia terdapat begitu banyak godaan tentang bagaimana meluapkan dan merefleksikan wujud cinta ini kepada pasangan. Hal ini akan terlihat lebih sulit bagi nan belum menikah.

Pernikahan ialah sebuah ikatan kudus bahkan di dalam agama Islam, Allah SWT menilai pernikahan ialah salah satu dari tiga perjanjian nan berat, mitsaqon gholizhoh. Hal ini bisa menjadi bukti bahwa pernikahan bukanlah sebuah hal nan main-main atau bisa dilakukan dengan tidak serius. Karena memang inti dari sebuah pernikahan itu ialah hal nan besar.

Bagaimana mungkin pernikahan bisa dianggap sebagai sebuah hal nan remeh? Jika di dalam sebuah pernikahan ada sebuah perubahan nan begitu besar dalam kehidupan dua manusia nan awalnya ialah tidak saling mengenal.

Jika seorang wanita telah menikah maka walinya akan beralih dari tangan sang ayah menjadi suaminyalah nan menjadi walinya. Wali ialah sosok manusia nan memegang peranan nan krusial di dalam kehidupan. Wali haruslah melindungi dan menjaga si wanita. Sedangkan wali akan menerima ketaatan dan kepatuhan absolut dari si wanita.

Jadi, kepada suaminyalah sang istri akan memberikan kepatuhannya. Sedangkan orang tua terutama ayahnya akan menjadi sosok nomer dua setelah suami. Hal ini akan lebih jelas ketika akan terjadi benturan antara keduanya yaitu ayah dan suami maka orang nan harus dipatuhi ialah sang suami.

Hal ini bisa terlihat melalui sebuah riwayat hadits nan memiliki arti. “Bahwa seorang pria melakukan safar dan ia melarang isterinya untuk keluar rumah. Lalu orangtua wanita itu sakit. Maka ia pun meminta izin kepada Rasulullah SAW buat menjenguk ayahnya. Lalu Rasulullah SAW bersabda kepadanya: “Bertakwalah engkau kepada Allah dan jangan melanggar pesan suamimu.” Tidak lama kemudian, ayah wanita itu meninggal. Maka ia pun kembali meminta izin kepada Rasulullah SAW buat melayat jenazah ayahnya. Akan tetapi, beliau kembali bersabda kepadanya: “Bertakwalah engkau kepada Allah dan jangan melanggar pesan suamimu.” Setelah itu, Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi SAW: “Sesungguhnya saya telah mengampuni dosa-dosanya karena ketaatannya kepada suaminya.” Terlihat jelaslah bagaimana seorang istri memposisikan suaminya di depan kedua orang tuanya.

Mungkin akan banyak nan mempertanyakan tentang betapa besarnya hak dari suami ini. ya, memang suami memiliki hakyang begitu besar akan diri istrinya. Dan seluruh hak ini ialah pemberian dari Allah SWT nan memang telah diberikan kepada suami dan haruslah dijalankan oleh sang istri. Dan inilah nan akan menjadi jalan bagi si istri buat mendapatkan surganya Allah.

Hal lain nan terjadi dalam sebuah pernikahan ialah halalnya atau diperbolehkannya segala bentuk interaksi nan mungkin terjaid di antara laki-laki dan wanita nan telah berubah posisinya menjadi suami dan istri. Dalam islam melarang adanya interaksi nan lebih intens antara laki-laki dan wanita kecuali dalam ikatan pernikahan.

Namun setelah pasangan suami istri ini menikah maka semua hal nan ingin mereka lakukan ialah sebuah hal nan diperbolehkan bahkan akan mendatangkan banyak pahala bagi keduanya. Jika pada masa masih membujang, buat melihat wanita saja, seorang laki-laki haruslah menahan pandangannya agar tak sampai menjadi rekaan bagi dirinya. Namun setelah menikah maka memandang istri dengan penuh cinta saja akan banyak mendatangkan ridho Allah.

Segala bentuk interaksi langsung dengan wanita bagi laki-laki nan belum menikah ialah sebuah hal nan sangat dilarang. Namun ketika sudah menikah dan dilakukan oleh suami kepada istrinya maka hal itu justru ialah sebuah hal nan akan mendatangkan ridho Allah juga bahkan Allah menuyuruh kita buat banyak-banyak melakukannya.

Sebut saja berduaan, memegang tangan, berciuman bahkan melakukan interaksi badan ialah sebuah perbuatan nan bernilai ibadah jika dilakukan oleh suami istri. Inilah indahnya Islam dalam mengatur masalah interaksi suami istri.

Dan nan lebih jauh dari interaksi suami istri ialah bahwasanya Allah SWt telah menitipkan sebuah amanah besar bagi kehidupan manusia dan keberlangsungannya manusia itu sendiri di dalam global ini melalui pernikahan.

Di dalam pernikahan inilah akan dimungkinkan buat terjadinya kehamilan dari sang istri. Karena memang interaksi suami istri memiliki tujuan buat bisa melahirkan adanya manusia nan baru. Dan hanya dalam sebuah pernikahan hal ini boleh buat terjadi. Dengannya maka akan lahir anak nan menjadi penerus kehidupan manusia di global ini.

Jadi memang pernikahan tidaklah sebatas interaksi antara dua orang manusia, laki-laki dan wanita. Namun lebih dalam lagi kita akan memahamai bahwa pernikahan ialah sebuah jalan ibadah bagi laki-laki dan wanita tersebut. Jalan ibadah nan apabila dijalankan dengan sahih akan membuat jalan mereka berdua lebih mudah buat mencapai surgaNya Allah nan paling didambakan oleh setiap manusia nan beriman. Itulah makna dari motivasi cinta sejati.