Strategi Membaca Karangan Ilmiah
Tahukah Anda taktik membaca karangan ilmiah ? Taktik membaca dipengaruhi oleh jenis bacaan dan tujuan membaca. Taktik membaca nan harus Anda gunakan tergantung pada bacaan apa nan dibaca (misalnya karangan ilmiah) dan apa nan Anda perlukan dari sebuah bacaan tertentu.
Strategi membaca karya sastra jelas berbeda dengan membaca karangan ilmiah. Taktik membaca karangan ilmiah jelas berbeda dengan membaca surat kabar. Membaca artikel dengan sekedar ingin tahu memiliki taktik nan berbeda dengan membaca artikel buat mengumpulkan bahan menulis esai atau skripsi pun ternyata memiliki taktik nan berbeda.
Namun demikian, artikel kali ini akan kita batasi hanya nan berkaitan dengan membaca karangan ilmiah, seperti modul, buku, artikel, dan sebagainya. Sebelumnya, mari kita ketahui jenis bacaan, yaitu sebagai berikut.
- Sastra: cerita rekaan, puisi, dan drama.
- Nonsastra: Karangan ilmiah (seperti artikel, laporan penelitian, modul, buku pengetahuan, jurnal), dan surat.
Sementara itu, tujuan membaca adalah:
- menghibur diri; dan
- memperoleh informasi: sekadar ingin tahu, buat keperluan ilmiah (termasuk studi dan penulisan karya ilmiah), ujian, dan sebagainya.
Mitos Tentang Membaca Karangan Ilmiah
Banyak orang beranggapan bahwa membaca karangan ilmiah ialah pekerjaan nan berat, menjemukan, dan menghabiskan waktu. Bagaimana tidak, mereka melakukan kegiatan membaca karangan ilmiah dengan mendeteksi kata demi kata, kalimat demi kalimat, alinea demi alinea, dan halaman demi halaman. Kadang mundur buat membaca ulang bagian nan dibacanya. "Agar lebih jelas dan lebih yakin," katanya.
Bahkan, ada juga nan ketika membaca sambil menghafal bagian nan dibacanya. Tak lupa pula menandai dengan tinta berwarna atau stabilo dan menggarisbawahi bagian-bagian nan dibacanya. Luar biasa, kerja keras nan dilakukannya. Luar biasa energi nan dikeluarkannya. Begitu banyak waktu nan dihabiskan buat membaca karangan ilmiah.
Tapi apa nan terjadi? Begitu selesai membaca karangan ilmiah tersebut, sirna pula apa nan telah dibacanya. Tak ada nan menempel di otaknya. Tak ingat lagi apa inti bacaan itu.
Tak heran ketika selesai membaca karangan ilmiah, sampai pada bagian akhir halaman, muncul pertanyaan, "Apa nan baru kubaca tadi? Apa ya isinya?" Jawabnya, "Entahlah! Tidak ingat lagi." Kalau begitu keadaannya, hanya akan ada dua kemungkinan: putus harapan dan enggan membaca karangan ilmiah lagi atau membaca ulang apa nan sudah dibaca.
Mungkin hingga beberapa kali baca ulang. Ini pun ternyata masih belum memberikan pemahaman dan pengingatan nan memuaskan. Bagaimana Anda pernah mengalaminya, bukan?
Menurut De Porter dan Henacki, persoalan membaca karangan ilmiah nan seperti itu tak terlepas dari pengaruh keyakinan, Norma atau pengalaman, dan pemahaman kita tentang membaca. Pengalaman belajar membaca dan kegiatan membaca di sekolah maupun keluarga, sangat berpengaruh dalam membentuk Norma membaca.
Sewaktu belajar membaca di sekolah dasar, kita memang memulai dengan mempelajari huruf demi huruf menjadi kata, dan kata demi kata menjadi kalimat, hingga kita bisa membaca holistik kalimat tanpa mengeja hurufnya. Sayangnya, setelah termin akhir, kemampuan membaca kita cenderung tak berkembang.
Nah, ketika kita dihadapkan pada tunrutan buat membaca karangan ilmiah atau tulisan nan lebih banyak dan lebih rumit, kita tabrak tembok. Maksudnya, tak tahu apa nan harus dilakukan. Karena memang tak pernah dilatih sewaktu di sekolah cara membaca karangan ilmiah atau tulisan nan banyak dan rumit, bahkan ketika di perguruan tinggi sekalipun.
Mitos Salah Tentang Membaca Karangan Ilmiah
- Membaca karangan ilmiah itu sulit dan buang waktu.
- Membaca karangan ilmiah harus dilakukan terhadap seluruh bagian.
- Membaca karangan ilmiah dilakukan kata per kata atau kalimat per kalimat.
- Membaca karangan ilmiah adalah menghafal.
- Membaca karangan ilmiah harus perlahan agar bacaan terpahami dengan baik.
- Membaca karangan ilmiah bisa dilakukan dengan prinsip asal baca.
Kini, saatnya bagi Anda buat mengejar ketertinggalan kemampuan baca Anda. Langkah fundamental nan perlu dilakukan adalah melakukan introspeksi dan sekaligus pemugaran atas pemahaman nan galat tentang membaca karangan ilmiah dan menghancurkan mitos salah tadi, kemudian menggantinya dengan keyakinan dan optimisme nan lebih baik tentang membaca, yakni sebagai berikut.
- Membaca karangan ilmiah itu mudah dan mengasyikan.
- Membaca karangan ilmiah itu menangkap hal-hal krusial nan diperlukan.
- Membaca karangan ilmiah itu tak perlu dilakukan kata per kata atau kalimat per kalimat.
- Membaca karangan ilmiah itu berarti memahami dan menangkap isi bacaan.
- Membaca karangan ilmiah itu harus dilakukan dengan cepat.
- Membaca karangan ilmiah nan efektif menggunakan taktik baca nan sesuai.
Strategi Membaca Karangan Ilmiah
Banyak taktik membaca nan bisa digunakan buat karangan ilmiah. Mcwhorter menunjukkan beberapa langkah krusial dalam membaca karangan ilmiah atau belajar melalui teks. Langkah-langkah itu meliputi kegiatan prabaca dan prediksi dan memfokuskan kegiatan membaca. Berikut pembahasannya.
1. Taktik Membaca Karangan Ilmiah - Kegiatan Prabaca dan Prediksi
Kegiatan prabaca bertujuan buat mengidentifikasi dan mengenali topik atau gagasan nan sangat krusial tentang isi bacaan dan pengorganisasian tulisan itu. Dengan demikian, pembaca dari awal sudah memiliki citra menyeluruh tentang isi bacaan.
Dia pun bisa mengidentifikasi bagian mana nan krusial dan perlu dipahami sebab itu harus dibaca, dan mana nan tidak. Ini akan membantu Anda membaca lebih efisien sebab tak perlu membaca semua isi karangan ilmiah. Kegiatan prabaca dan prediksi dilakukan dengan cara sebagai berikut.
- Cermati judul; Judul memberikan citra tentang holistik topik nan terdapat dalam karangan ilmiah.
- Bacalah daftar isi. Dengan membaca daftar isi, Anda akan mendapatkan citra nan nisbi lengkap mengenai hal-hal nan akan dibahas dalam sebuah karangan ilmiah.
- Bacalah bagian pendahuluan atau pengantar. Dengan membaca bagian pendahuluan, Anda akan mendapatkan informasi tentang ruang lingkup materi tulisan, bahkan kadang-kadang tersampaikan pula pendekatan dan keterbatasan tulisan tersebut.
- Bacalah judul dan anak judul bab atau heading nan terdapat dalam bacaan. Judul, anak judul, atau heading merupakan label atau topik nan menggambarkan isi karangan ilmiah.
- Bacalah alinea atau kalimat pertama di bawah judul, anak judul, atau heading . Alinea atau kalimat pertama biasanya menginformasikan gagasan inti. Namun, ada pula nan hanya sekadar transisi nan tak perlu Anda baca.
- Bacalah konklusi atau akhir paragraf. Simpulan atau akhir paragraf biasanya berisi inti materi nan akan membantu kita mengidentifikasi gagasan karangan ilmiah.
- Bacalah dengan cepat akhir karangan ilmiah. Bagian ini biasanya menginformasikan daftar pustaka, glosarium, indeks, dan riwayat penulis. Informasi ini akan membantu kita buat memahami bacaan dan kualitas tulisan dengan lebih baik.
2. Taktik Membaca Karangan Ilmiah - Memfokuskan dan Memantau Aktivitas Membaca
Membaca bukan asal baca. Bukan pula sesuatu nan rutin. Juga bukan sekadar aktivitas fisik nan ditunjukkan hanya dengan menggerak-gerakkan mata dari satu baris ke baris lain. Pembaca mahir lazimnya membuat "rencana baca" sebelum membaca dilakukan. Planning baca itu adalah menetapkan tujuan membaca, memilih taktik nan cocok, memantau pemahaman hasil baca, serta memperbaiki keefektifan taktik baca nan dipilihnya.
Untuk memfokuskan proses membaca karangan ilmiah, kita perlu melakukan langkah-langkah berikut.
- Tetapkan tujuan baca (untuk melakukan prabaca dan prediksi).
- Susun pertanyaan pemandu.
- Pilih taktik baca.
Setelah melakukan prabaca dan prediksi, serta telah menetapkan tujuan baca dan memilih taktik membaca nan sesuai, kini Anda siap membaca karangan ilmiah. Membacalah dan nikmatilah hasil persiapan baca Anda. Manfaatkan pengetahuan Anda tentang membaca karangan ilmiah nan baru saja didapatkan.