Cerita Inspirasi Kristen dari The Polar Express

Cerita Inspirasi Kristen dari The Polar Express

Anak-anak ialah fase dalam kehidupan manusia nan membutuhkan banyak sekali cerita mengenai hal-hal baik. Pada dasarnya, sifat dan kepribadian seorang manusia telah dibentuk semenjak ia dalam kandungan. Perlakuan dan berbagai cerita inspirasi baik akan membentuknya menjadi pribadi nan juga baik, begitu pun sebaliknya.

Anak-anak sangat menyukai hari libur, terutama libur nan jatuh pada akhir tahun. Libur Natal dan tahun baru. Di saat seperti itu, berbagai media hiburan khususnya televisi menjadi ornamen terpenting dalam menyajikan cerita-cerita menarik. Salah satunya ialah cerita inspirasi Kristen .



Cerita Inspirasi Kristen buat Anak

Cerita inspirasi Kristen dapat datang dari mana pun, terlebih buat usia anak-anak. Sama halnya dengan agama lain, nan selalu mengajarkan kebaikan, Kristen pun demikian. Ia ialah agama nan penuh kasih, cerita nan disajikan pun selalu penuh dengan inspirasi-inspirasi baik.

Cerita inspirasi tak melulu harus disajikan secara dramatis. Ia juga dapat disajikan dalam bentuk nan lebih ringan, namun ceritanya tentu saja tetap berbobot. Anak-anak akan lebih mudah mencerna sesuatu, dalam hal ini nasihat atau cerita-cerita baik bila cara penyampaiannya melalui sesuatu nan juga mereka sukai, global khayalan salah satunya.

Penyajian berbagai cerita inspirasi Kristen dalam bentuk global khayal, nyatanya berdampak besar bagi mereka. Cerita mengenai Sinterklas dan Piet Hitam misalnya, kedua tokoh legenda cerminan sifat baik dan jelek tersebut hingga kini masih terpatri di benak anak-anak.

Sehingga secara tak sadar mereka tak mau menjadi anak nan nakal sebab pengaruh dari cerita Piet Hitam. Begitu pun sebaliknya, mereka akan menjadi anak nan manis sebab iming-iming hadiah dari Sintreklas.



Cerita Inspirasi Kristen dari Christmas Carol

Cerita insipirasi Kristen nan juga disajikan dalam bentuk cerita imajiner seseorang ialah Christmas Carol . Cerita inspiratif ini merupakan karangan seorang berkebangsaan Inggris bernama Charles Dickens.

Buku penuh khayalan ini diterbitkan pertama kali tanggal 19 Desember 1843 dengan judul A Christmas Carol in Prose, Being a Ghost Story of Christmas nan kemudian lebih dikenal dengan nama Christmas Carol .

Buku ini bercerita tentang seorang kikir bernama Ebenezer Scrooge. Ia ialah seorang nan gila harta, uang menurutnya ialah dewa. Karena sifatnya nan seperti itu, ia menjadi seseorang nan jahat, tak mempedulikan apa pun termasuk Natal.

Sampai suatu hari, ia dikejutkan oleh kehadiran tiga sosok hantu. Hantu tersebut syahdan merupakan pencerminan dirinya di masa lalu, kini, dan nanti. Ketiga sosok hantu tersebutlah nan memberikan Scrooge pencerahan, ia kemudian berubah menjadi lebih menghargai Natal.



Cerita Inspirasi Kristen dari The Polar Express

Sama halnya dengan Christmas Carol, The Polar Express juga merupakan cerita dari daya khayalan seseorang, kali ini daya khayalan dari seorang Chris Van Allsburg nan mendapat sambutan hangat dari para penikmat cerita fiktif.

Bercerita tentang seorang anak laki-laki nan menanti kedatangan Sinterklas di malam Natal, ia sengaja terjaga hingga larut malam buat melihat secara langsung sosok nan diidolakannya tersebut.

Saat tengah terjaga, ia dikejutkan oleh bunyi kereta uap dari arah luar rumahnya. Kereta uap tersebut lalu berhenti tepat di depan rumahnya, lalu petugas kereta uap menawarkan anak lelaki itu buat ikut naik kereta uap jika ingin berjumpa Santa.

Di dalam kereta ternyata sudah banyak anak nan sebaya dengannya. Mereka memiliki sifat nan berbeda. Ada anak nan bandel dan masih tak percaya dengan keberadaan Santa, dan ada juga anak nan cenderung pendiam.

Selama perjalanan menuju kutub utara, anak tersebut mendapat banyak sekali kejutan. Anak laki-laki itu juga sempat kehilangan karcis nan terbang tertiup angin, hingga lintasan kereta barah nan sudah tertutupi es. Ketegangan itu berlanjut hingga mereka sampai di kutub dan berjumpa dengan Santa.

Cerita inspirasi Kristen buat anak-anak mengajarkan hal nan baik tanpa harus menggurui. Mereka akan mencerna dan meresapi cerita nan terjadi di film-film animasi tersebut dengan sendirinya. Tentu saja sinkron dengan pemikiran dan caranya sendiri nan terkadang sulit dimengerti oleh orang dewasa.



Cerita Inspirasi Kristen dari Kisah Hikmah

Kita juga dapat menceritakan pada anak-anak cerita inspirasi kristen dari kisah hikmah nan penuh makna. Melalui pendekatan kisah hikmah ini, anak-anak dapat melihat contohnya secara langsung melalui perpaduan khayalan dan kehidupan nyata. Sepeti nan dapat kita lihat dalam cerita inspirasi Kristen dari kisah hikmah berikut.



#1

Hati nan Bersyukur

Seorang raja bersama pengiringnya keluar dari istananya buat menikmati udara pagi. Di keramaian, ia berpapasan dengan seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini, "Apa nan engkau inginkan dariku?"


Si pengemis itu tersenyum dan berkata, "Tuanku bertanya, seakan-akan tuanku bisa memenuhi permintaan hamba."


Sang raja terkejut, ia merasa tertantang, "Tentu saja saya bisa memenuhi permintaanmu. Apa nan engkau minta, katakanlah!"


Maka menjawablah sang pengemis, "Berpikirlah dua kali, wahai tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa-apa."


Rupanya sang pengemis bukanlah sembarang pengemis. Namun raja tak merasakan hal itu. Timbul rasa jemawa dan tidak bahagia pada diri raja, sebab mendapat nasihat dari seorang pengemis. "Sudah saya katakan, saya bisa memenuhi permintaanmu. Apapun juga! Aku ialah raja nan paling berkuasa dan kaya-raya."


Dengan penuh kepolosan dan kesederhanaan si pengemis itu mengangsurkan mangkuk penadah sedekah, "Tuanku bisa mengisi penuh mangkuk ini dengan apa nan tuanku inginkan."


Bukan main! Raja menjadi geram mendengar 'tantangan' pengemis di hadapannya. Segera ia memerintahkan bendahara kerajaan nan ikut dengannya buat mengisi penuh mangkuk pengemis kurang ajar ini dengan emas!. Kemudian bendahara menuangkan emas dari pundi-pundi besar nan di bawanya ke dalam mangkuk sedekah sang pengemis.

Anehnya, emas dalam pundi-pundi besar itu tak bisa mengisi penuh mangkuk sedekah. Tak mau kehilangan muka di hadapan rakyatnya, sang raja terus memerintahkan bendahara mengisi mangkuk itu. Tetapi mangkuk itu tetap kosong. Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian, ratna mutumanikam telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar, berlubang.


Dengan perasaan tidak menentu, sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis, ternyata dia bukan pengemis biasa, terbata-bata ia bertanya, "Sebelum berlalu dari loka ini, dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?"


Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, "Mangkuk itu terbuat dari keinginan manusia nan tanpa batas. Itulah nan mendorong manusia senantiasa bergelut dalam hidupnya".


"Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman nan mengasyikkan kala engkau menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua nan telah kau dapatkan itu, seolah tak ada lagi artinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian nan masuk dalam mangkuk nan tidak beralas itu. Kegembiraan, gairah, dan pengalaman nan mengasyikkan itu hanya tatkala dalam proses buat mendapatkan keinginan. Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tak pernah merasa puas. Ia selalu merasa kekurangan. Anak cucumu kelak mengatakan : power tends to corrupt; Kekuasaan cenderung buat berlaku tamak".


Raja itu bertanya lagi, "Adakah cara buat bisa menutup alas mangkuk itu?"


"Tentu ada, yaitu rasa syukur terhadap segala sesuatu nan telah kau miliki. Jika engkau pandai bersyukur, Itu akan menambah nikmat padamu," ucap sang pengemis itu, sambil ia berjalan kemudian menghilang (renungan-harian.com) .



#2

Meja Kayu

Suatu ketika, ada seorang kakek nan harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka nan berusia 6 tahun. Tangan orang tua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tidak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orang tua nan pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya nan bergetar dan mata nan rabun, membuatnya susah buat menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.

Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata nan tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata nan keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tidak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka nan berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya nan sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedang membuat apa?"

Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu untuk ayah dan ibu buat makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat loka kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tidak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tidak ada kata-kata nan terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu nan harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek buat kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan nan keluar saat ada piring nan jatuh, makanan nan tumpah atau taplak nan ternoda. Kini, mereka dapat makan bersama lagi di meja primer (Anonim) .

***