Dampak Buruk dan Bahaya Rokok
Saat ini, Norma merokok menjadi budaya di Indonesia dan sebuah keprihatinan besar dalam masyarakat. Kebiasaan merokok bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi oleh siswa nan masih duduk di bangku sekolah. Kita bisa melihat siswa merokok di lingkungan sekitar dan menjadi pemandangan sehari-hari.
Dapatkah Anda bayangkan sepuluh tahun kemudian akan menjadi apa siswa nan kecanduan nikotin berkedok rokok tersebut? Ungkapan orang tua nan sering kita dengar ialah ”belum tua sudah sakit-sakitan”, kelak itulah citra masa depan generasi muda di Bumi Pertiwi ini.
Pelajar terkadang sangat gengsi jika tak ikut andil dalam tren nan sedang update di sekolah. Mereka takut dikatakan gak gaul dan norak jika tak berpartisipasi dalam pergaulan di sekolah. Oleh sebab itulah, siswa menyalahartikan kata ”gaul” sehingga berujung pada ”penyiksaan diri” sendiri.
Sebagaimana nan kita ketahui, global pelajar ialah masa transisi bagi siswa. Mereka cenderung mengikuti Norma teman-teman dan orang lain. Masa pencarian jati diri masih sangat jauh dari kamus hayati mereka. Akhirnya, mereka hanya mengetahui tren dan tak ingin ketinggalan dalam pergaulan.
Mereka cenderung ngekor dan ngikut tren nan sedang booming daripada menjadi diri sendiri. Bagi pelajar perempuan, mereka niscaya akan update tentang fashion dan sejenisnya, tetapi buat pelajar laki-laki biasanya bertingkah sok jagoan bak pahlawan kesiangan. Biasanya, mereka menunjukkan sikap tersebut dengan ditemani oleh sebatang rokok di sela jari tangan.
Selain itu, sikap tersebut ialah bahasa tubuh nan ingin diperlihatkan kepada semua orang bahwa mereka bukanlah ”anak mami” nan culun dan cengeng. Akhirnya, kita sering melihat di lingkungan sekolah ada banyak pelajar nan merokok di warung-warung pinggir jalan.
Siswa merokok ialah bentuk gaya hayati di sekolah. Sikap siswa tersebut telah menjadi misteri generik dan sebagian besar masyarakat telah menyadari hal tersebut.
Dampak Buruk dan Bahaya Rokok
Rokok menjadi faktor negatif nan telah meracuni pelajar. Kecanduan akan nikotin dalam rokok tak hanya berdampak sementara, tetapi permanen. Faktanya, setiap orang nan telah kecanduan akan sangat sulit terlepas dari rokok. Rokok tak hanya membawa akibat jelek terhadap kesehatan, tetapi juga pada kepribadian.
Anda bisa memperhatikan para pecandu rokok nan jika dalam satu hari tak mendapatkan apa nan mereka inginkan, maka emosi mereka akan langsung meledak. Mood mereka dengan sangat cepat berubah dan hal itu tentu saja akan memberikan energi negatif terhadap orang lain nan ada di sekitar mereka.
Jika pecandu tersebut ialah seorang pelajar, maka keberadaan siswa merokok di lingkungan sekolah tak hanya memberikan akibat jelek bagi diri mereka sendiri, tapi juga terhadap teman-teman mereka nan lain.
Pelajar kurang mengetahui kandungan bahan kimia di dalam rokok. Faktanya, mereka tak peduli terhadap hal tersebut. Walaupun penelitian menyatakan bahwa sekitar 60% kandungan di dalam rokok itu bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker), mereka hanya membuang muka, tak peduli.
Satu hal nan paling menakutkan ialah fenomena bahwa imbas jelek rokok justru lebih membahayakan orang lain nan ada di sekitar mereka, yaitu para perokok pasif. Asap nan dilepaskan oleh perokok aktif mencapai 85% dan jika terhirup akan membahayakan kesehatan.
Paru-paru Anda akan rusak jika sekumpulan bahan kimia berbahaya nan terkandung di dalam rokok masuk ke dalam paru-paru. Bahan kimia apa saja nan terkandung di dalam rokok? Bahan kimia tersebut ialah aseton atau penghapus cat kuku, amoniak atau bahan pembersih lantai, metanol atau bahan bakar roket.
Selain itu, rokok mengandung arsenik, DDT atau obat pembasmi serangga, butan atau bahan bakar korek api, katmium atau baterai mobil, karbon monooksida atau gas knalpot, hidrogen sianida atau gas racun buat sanksi mati, naphthalene atau bahan kapur barus, toulene atau bahan pelarut industri, dan viniklorida atau bahan paku PVC.
Larangan Tegas terhadap Rokok
Pelajar dilarang oleh pihak sekolah buat mengonsumsi rokok dan peraturan tersebut harus ditaati oleh siswa. Semua guru, anak didik, dan orangtua siswa telah mengetahui hal ini tetapi peraturan tersebut tetap dilanggar oleh siswa itu sendiri.
Sekolah harus serius dalam memberikan hukuman terhadap pelanggaran nan dilakukan pelajar menyangkut tata tertib dan anggaran nan telah dibuat oleh pihak sekolah. Sekolah harus peduli dengan kualitas pendidikan. Sekolah juga tak mengenal kata ”basa-basi” dalam menegakkan disiplin dan wibawa di sekolah.
Sanksi akan langsung diberikan kepada pelajar nan membangkang, termasuk kepada siswa nan merokok di lingkungan sekolah. Sekolah nan tak menegakkan kedisiplinan hanya akan membiarkan hal tersebut berlangsung tanpa ada hukuman konkret bagi pelanggarnya.
Satu hal nan perlu kita pahami juga, keberadaan warung-warung di sekitar lingkungan sekolah ialah bentuk provokator nan memberikan angin segar kepada pelajar buat membeli rokok.
Siswa melarikan diri pada saat jam istirahat sekolah ke warung pinggir jalan, buat sekedar merokok ialah pemandangan biasa nan tampak konkret di keseharian pelajar di lingkungan sekolah. Sudah seharusnya, pihak sekolah menindak tegas para pedagang rokok tersebut agar tak melegalkan rokok bagi pelajar.
Di samping itu, embargo merokok di lingkungan sekolah tentu tak hanya tertuju buat siswa, tetapi juga kepada guru, staf, dan setiap orang nan ada di lingkungan sekolah tersebut. Dengan begitu, upaya tegas buat siswa agar tak merokok akan tampak konkret dan diharapkan akan memberikan hasil nan baik ke depannya.
Selain itu, jangan sampai peraturan nan dibuat hanya buat anak didik, tetapi berlaku buat para guru. Guru dilarang merokok di dalam lingkungan sekolah dan jangan sampai guru melanggar dan serta semaunya merokok di hadapan para siswa. Hal tersebut sama saja dengan melegalkan istilah lama nan berbunyi ”peraturan dibuat buat dilanggar”.
Semoga pada sepuluh tahun mendatang, masa depan para pelajar tak akan terganggu dengan kecanduan rokok. Jika rokok sudah sukses menghipnotis mereka, maka Anda tak perlu heran jika suatu hari nanti mereka akan mencoba bereksperimen dengan hal nan baru, yaitu narkoba. Narkoba sangat berbahaya bagi masa depan mereka.
Fenomena mengenai rokok dan narkoba ialah hal nan tak bisa dipungkiri oleh masyarakat. Rokok menjadi batu loncatan pertama sebelum pelajar mencicipi narkoba. Anda bisa melihat bukti tersebut dari media massa. Rokok dan narkoba bagaikan dua sahabat nan kompak. Lalu, jika ditambah lagi dengan alkohol? Habislah, mereka para pengkonsumsi barang-barang haram tersebut.
Merokok bukanlah sebuah bentuk gaya hayati nan memberikan manfaat, tapi justru membawa mudarat dalam meracuni paru-paru generasi muda. Siswa merokok sudah seharusnya ditindak tegas sejak dini. Para guru dan pemerintah seharusnya bekerja sama dalam menangani masalah ini.
Merokok tampak seperti masalah sepele, tetapi imbas dari Norma merokok akan membawa mudarat hingga akhir usia. Imbas tersebut bukan hanya bagi perokok itu sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
Demikianlah artikel seputar pemasalahan siswa merokok. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.