Pengangguran Terselubung

Pengangguran Terselubung

Konferensi Internasional VIII "Ahli Statistik Perburuhan" nan diselenggarakan di Jenewa pada 1954 menyatakan, "Penganggur ialah seseorang nan telah mencapai usia eksklusif nan tak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan agar memperoleh upah. Sebagian penganggur siap bekerja tetapi tak mencari pekerjaan." Salah satu karena tingginya taraf pengangguran ialah besarnya arus migran masuk kota.

Masalah pengangguran, baik itu pengangguran terselubung ataupun bukan, saat ini sangat penting sebab pertumbuhan tenaga kerja di kota lebih besar dari peningkatan kesempatan kerja. Kekurangan lapangan pekerjaan dirasakan bagi mereka nan berusia 18 sampai 25 tahun. Sebab, mereka umumnya berpendidikan lebih tinggi dari orang tuanya. Sehingga cenderung bertahan agar bisa memperoleh pekerjaan dengan upah tinggi.



Fenomena Terjadinya Pengangguran

Beberapa latar belakang terjadinya pengangguran di antaranya:

  1. Besarnya arus urbanisasi.
  2. Pemutusan interaksi kerja.
  3. Terbatasnya lapangan pekerjaan.
  4. Pemulangan tenaga kerja (TKI).
  5. Banyaknya lulusan perguruan tinggi nan belum siap bekerja dan berwirausaha.
  6. Kurangnya keterampilan individu menghadapi persaingan kompetitif.
  7. Pengangguran acap kali dihubungkan dengan isu globalisasi dan dampak dari kapitalisme.


Tingginya Taraf Pengangguran

Peluang kerja sebenarnya banyak sekali, asalkan kreatif. Makanya, tak heran taraf pengangguran lulusan perguruan tinggi dua kali lebih tinggi daripada nan berpendidikan rendah. Salah satu alasannya sebab mereka nan berpendidikan tinggi gengsi buat menerima upah nan rendah. Sementara di sisi lain, pengusaha lebih suka memperkerjakan lulusan SMA sebab mau dibayar murah dan dapat dilatih buat bekerja terampil.

Bahaya laten pengangguran menyebabkan 'depresi massal', sikap mengambil jalan pintas dengan bunuh diri sebab tak sanggup menghadapi tekanan hidup. Namun, sebagai umat beragama selayaknya konfiden bahwa Tuhan tak akan membebani manusia di luar kesanggupannya memikul beban.

Kembali kepada persoalan pengangguran. Di negara berkembang terdapat kelebihan tenaga kerja nan berebut mendapatkan pekerjaan istimewa ( privileged jobs ). Para pekerja biasanya dilindungi dari pendayagunaan sewenang-wenang melalui peraturan upah minimum dan tunjangan.

Upah tak bisa jatuh pada taraf eksklusif dan biasanya meningkat sejalan dengan atau lebih dari taraf inflasi. Ini merupakan suatu perangsang bagi para industrialis buat menggunakan mesin padat modal. Akibat lainnya ialah mendorong arus penduduk dari pedesaan ke perkotaan karenanya produksi dan konsumsi lebih berdaya guna di perkotaan.



Pengangguran Terselubung

Para pengangguran, terkadang begitu ramai terlihat ketika ada informasi penerimaan CPNS (pegawai negeri sipil) dan acara-acara semisal job fair nan pengunjungnya mencapai puluhan ribu dalam sehari. Namun tetap saja para pencari kerja tak mendapatkan pekerjaan. Padahal, nan datang kebanyakan ialah lulusan perguruan tinggi. Hal ini nan disebut pengangguran terselubung.

Hal lainnya ketika berlangsung penerimaan mahasiswa baru. Ini juga sebuah 'pertanda' bagi pengangguran berikutnya. Pada beberapa perguruan tinggi, wisuda dapat dilakukan sampai dua atau tiga kali dalam setahun.

Katakanlah, setiap satu perguruan tinggi dalam setahun meluluskan seribu mahasiswanya. Maka akan semakin banyak pencari kerja, dan persaingan memperebutkan laha pekerjaan semakin ketat. Ini nan disebut pengangguran terselubung. Suatu keniscayaan nan tak dapat dipungkuri lagi. Tanggung jawab siapakah ini?

Jauhkan Diri dari Pengangguran Terselubung

Bagi Anda nan saat ini masih kuliah, maka saatnya mengasah kreativitas nan dimiliki. Tujuannya, agar setelah wisuda tidak sibuk dan susah mencari pekerjaan. Manfaatkan saja kreativitas nan dimiliki. Bagaimana membangun kreativitas? Jawabannya, sangat mudah. Lihat saja apa hobi dan kesukaan Anda?

Jika Anda suka menggambar, maka tekuni seni lukis di samping perkuliahan nan digeluti. Tak usah merasa bahwa perkuliahan nan Anda geluti sealur dengan hobi Anda. Itu jangan dipikirkan. Tapi pikirkan saja bahwa Anda harus dapat memiliki kreativitas.

Akan lebih baik lagi, bila perkuliahan Anda belum selesai namun Anda sudah menguasai kemampuan nan dimiliki. Misalnya saja Anda sudah dapat melukis dan menerima permintaan orang lain buat melukis. Anda tetap kuliah dan juga tetap menjadi pelukis.

Jika Anda tidak memiliki hobi nan jelas. Artinya, masih bingung kesukaan Anda di bidang mana. Anda tinggal pilih saja. Apakah Anda menyukai game atau suka bermain komputer? Jika iya, cobalah pelajari secara berdikari atau autodidak buku-buku nan mengupas tentang komputer. Katakan saja, Anda mempelajari Corel Draw atau Adobe Photoshop. Pelajari saja secara mandiri. Siapkan dalam sehari, waktu sekitar 1-2 jam buat mengupas tentang Corel Draw atau Adobe Photoshop.

Ikuti satu demi satu arahan nan disampaikan buku-buku tutorial tersebut. Bila Anda telah menguasainya, maka sekarang sudah dapat diklaim sebagai orang nan memiliki kreativitas. Karena dengan mempelajari Corel Draw dari awal sampai akhir, maka Anda sudah dapat membuat desain pakaian kaos. Tingga bekerjasama dengan tukang sablon, maka sekarang status nan digelar tidak lagi pengangguran. Karena sudah memiliki pekerjaan, meski sedang menempuh perkuliahan.

Atau bagi Anda nan sudah selesai perkuliahan, lalu bingung mencari pekerjaan. Pasalnya, cukup banyak pesaing. Sedangkan Anda sendiri merasa tidak konfiden dapat bersaing dengan mereka. Maka cara nan telah disebutkan dapat Anda geluti. Yaitu, dengan mempelajari Adobe Photoshop. Jika dipelajari dari awal hingga akhir, maka sudah dapat melamar pekerjaan di penerbit atau di percetakan.

Pasalnya, cukup banyak percetakan nan memerlukan orang-orang nan pintar mengoperasikan Adobe Photoshop atau Corel Draw. Banyaknya pesanan spanduk atau penerbitan buku, membuat percetakan membutuhkan pekerja nan pakar di bidang percetakan. Jika sudah bekerja di percetakan, maka selamatlah diri Anda dari istilah pengangguran terselubung. Pengangguran nan telat tamat kuliah, namun tidak mendapatkan pekerjaan. Hanya menunggu, kapan ada penerimaan lowong CPNS.



Belajar Menulis dengan Cepat dan Tepat

Bagi Anda nan tidak ingin bekerja sibuk dengan pengutak-atikan program, maka menjadi penulis ialah jalan nan paling tepat. Anda masih kuliah, tidak ada masalah. Malah, mahasiswa ialah bagian dari orang nan tidak pernah lepas dari penulisan. Hampir setiap kuliah, ada tugas menulis makalah. Karena itu, tidak ada sebenarnya kamus pengangguran bagi mahasiswa, jika ketika perkuliahan selalu aktif mengerjakan tugas makalah nan dibebankan dosen.

Nah, setelah tamat atau bahkan sebelum tamat, Anda pun sudah dapat menjadi seorang penulis. Ya, sederhananya menjadi penulis di surat kabar. Menjadi penulis di surat kabar, ialah langkah bijak buat menghasilkan uang dan melenyapkan diri dari istilah pengangguran terselubung.

Lantas, bagaimana caranya cara cepat menjadi penulis? Caranya cukup sederhana. Anda tinggal melakukan tiga proses. Menulis dulu, menulis lagi dan menulis terus. Proses belajar ini hanya membutuhkan waktu tiga minggu dan setelah itu tulisan Anda diprediksikan dengan kuat akan muncul di surat kabar.

  1. Menulis Dulu

Proses menulis dulu ialah proses pembelajaran mengenal jumlah karakter kata nan dibutuhkan media nan dibidik buat memuat tulisan nan dibuat nantiny. Plus, mempelajari seperti apa topik nan paling disukai media. Cara belajarnya cukup sederhana. Anda menulis ulang setiap hari selama sehari, satu artikel opini nan dimuat. Lakukanlah aktivitas ini selama seminggu.

Namun perlu Anda ingat. Anda mesti mengetik ulangnya dalam sehari satu artikel. Akan lebih baik, ketika menuliskannya mulut Anda ikut menyebutkan kata demi kata nan diketik. Lakukanlah proses ini dalam seminggu.

  1. Menulis Lagi

Proses menulis lagi ialah proses pemantapan tentang karakter kata nan dibutuhkan, topik apa nan umumnya diterima redaksi dan proses buat berani mengeluarkan pendapat. Karena dalam proses ini, Anda masih melakukan hal nan sama seperti di proses menulis dulu. Anda menulis ulang satu artikel opini nan dimuat di surat kabar nan bakal dituju. Namun, di dalam penulisan tersebut Anda boleh menambahi konten tulisan dengan memasukkan pendapat Anda.

Pendapat tersebut harus dapat membuat tulisan tetap sempurna. Artinya, mesti dapat menyatukan satu paragraf dengan paragraf nan lain. Karena dalam proses menulis dulu Anda sudah paham bagaimana menghubungkan satu paragraf dengan paragraf nan lain.

Inilah proses keberanian Anda buat mengeluarkan pendapat. Mungkin di hari pertama Anda hanya berani mengeluarkan satu pendapat. Namun di hari selanjutnya Anda bakal berani mengeluarkan beberapa pendapat. Tentunya dengan argumentasi nan dipertanggungjawabkan dan memiliki sumber bacaan atau referensi.

  1. Menulis Terus

Proses menulis terus ialah proses pembelajaran Anda sendiri. Di sini, Anda mesti menulis sendiri dengan topik nan Anda ingin tuliskan. Tentunya, Anda sudah memahami seperti apa redaktur memilih topik tulisan nan dimuat. Maka Anda mesti memulainya. Namun, buat selama tujuh hari jangan dulu dikirim ke surat kabar.

Tapi cobalah selama tujuh hari tersebut konsisten menulis sehari satu artikel dengan jumlah karakter kata nan dibutuhkan surat kabar. Dan tentunya, Anda tetap terus memantau artikel nan dimuat.

Setelah tujuh hari, cobalah tulisan nan ditulis di hari ke delapan tersebut dikirim ke surat kabar nan dituju. Namun tetaplah Anda menulis setiap hari. Maka Anda bakal menyaksikan tidak sampai lebih dari tiga minggu bakal muncul tulisan Anda.

Tahukah kenapa dapat secepat itu tulisan Anda dimuat? Karena Anda sudah memahami ciri tulisan nan menjadi perhatian redaktur.

Inilah artikel sederhana nan mengupas pengangguran terselubung dan cara penyelesaiannya dengan melakukan proses kreativitas.