Bangsa Spanyol

Bangsa Spanyol

Sejarah mencatat ada empat bangsa Eropa nan pernah menjajah berbagai wilayah di Nusantara. Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia itu awalnya membawa niat mencari sumber rempah-rempah nan menguntungkan dalam perdagangan. Namun, melihat keelokan dan kekayaan alam di Nusantara, niat tersebut berubah menjadi hasrat ingin menjajah.



Surga Rempah-Rempah

Memang, sejak dahulu Indonesia telah dikenal sebagai surga rempah-rempah. Tanaman seperti cengkeh, jahe, jintan, merica, kemiri, bawang merah/putih, dan sebagainya, tersedia melimpah ruah. Khususnya di wilayah Indonesia Timur (Maluku).

Rempah-tempah pada masa prakolonial merupakan barang dagangan paling berharga. Tak hanya digunakan sebagai penyedap rasa, rempah-rempah juga biasa digunakan dalam pengobatan. Karenanya, ketenaran rempah-rempah tidak kalah dengan emas batangan.

Berbekal alasan seperti itu, bangsa-bangsa Eropa berupaya mencari jalan menuju pulau-puau di Nusantara nan diketahui sebagai sumber rempah-rempah. Mulai dari bangsa Portugis, Spanyol, Belanda hingga Inggris, pernah mencicipi laba perdagangan rempah-rempah tersebut. Perdagangan nan akhirnya mengambil bentuk monopoli dan dominasi wilayah (kolonial). Inilah cerita awal kedatangan bangsa Eropa di Indonesia.



Bangsa Portugis

Pada awal abad ke-16 (1511), bangsa Portugis di bawah pimpinan Alfonso D'albuquerque, menguasai Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia Tenggara. Tujuannya ialah buat mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah.

Tak puas menguasai Malaka, Portugis kemudian melanjutkan ekspedisinya menuju Timur, yaitu ke Ternate (Maluku) tahun 1512. Berbeda dengan Malaka nan merupakan pusat perdagangan rempah-rempah, Ternate ialah sumbernya. Penghasil primer remah-rempah nan berkualitas dan bernilai jual tinggi.

Bangsa Portugis pun berupaya menaklukkan Ternate nan saat itu dikuasaai kerajaan-kerajaan lokal. Peperangan tidak terhindarkan dan berakhir dengan dikuasainya Ternate oleh bangsa Portugis.

Tak hanya mendirikan pos dan benteng perdagangan, bangsa Portugis juga berupaya "menginternalkan" budaya mereka ke dalam rakyat Ternate. Budaya Portugis tersebut sampai sekarang masih bisa dilacak jejaknya di kehidupan masyarakat Ternate (Maluku). Inilah sejarah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia. Salah satunya adalah, Portugis.



Bangsa Spanyol

Tidak ingin kalah dengan negara tetangganya (Portugis), bangsa Spanyol juga turut serta dalam "perburuan" rempah-rempah. Hanya bedanya, jika Portugis mengambil arah timur melewati Afrika dan India, maka Spanyol sebaliknya. Mereka mengambil arah barat, yaitu melewati Benua Amerika, kepulauan Filipina, dan akhirnya mendarat ke Ternate pada 1521.

Terjadilah perseteruan antara kedua bangsa kolonial tersebut buat memperebutkan dominasi atas Ternate. Perseteruan nan memaksa Paus (pemimpin spiritual umat Katolik) buat campur tangan. Kedua bangsa itu akhirnya berdamai dengan menandatangani Perjanjian Saragossa (Zaragoza). Perjanjian nan salah satu isinya berupa pemberian "hak milik" wilayah Kepulauan Ternate kepada bangsa Portugis.



Bangsa Belanda dan Inggris

Dua bangsa nan terakhir ini boleh dibilang telat datang ke Nusantara. Bangsa Belanda pertama kali menjejakkan kakinya pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Kedatangan mereka sama seperti bangsa Portugis dan Spanyol, yaitu buat berdagang. Hal ini terlihat dari dibentuknya suatu komisi perdagangan, nan kemudian dikenal dengan nama Vereegnigde Oostindische Compagnie (VOC).

Begitu juga bangsa Inggris datang ke Nusantara pada 1811 dengan kongsi dagang bernama East India Company (EIC), berpusat di India. Tujuannya, merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda nan saat itu sudah menguasai sebagian besar Nusantara (tak hanya di Ternate).

Mengulang kelakuan bangsa Portugis dan Spanyol, kedua bangsa ini (Belanda dan Inggris) pun saling bertikai. Peperangan tidak terhindarkan, dan baru berakhir ketika disepakatinya perjanjian London tahun 1815.

Berisi kesepakatan bahwa Inggris harus mengembalikan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Sejak saat itu, kekuasaan kolonial Belanda tidak tergoyahkan hingga pencaplokan Jepang pada tahun 1942 dan kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945. Inilah dua sejarah kedatangan bangsa Eropa di Indonesia, yaitu Belanda dan Inggris.



Apakah Tujuan Kedatangan Bangsa Eropa di Indonesia Saat ini?

Apa nan menjadi bahasan di atas ihwal kedatangan bangsa Eropa di Indonesia terjadis sebelum terjadi kemerdekaan. Kini, mereka pun masih suka datang ke Indonesia. Tujuannya beragam, namun salah satunya masih ada nan sama. Yaitu, menikmati rempah-rempah milik Indonesia. Hanya saja, saat ini mereka sudah tak dapat lagi menjajah Indonesia dan mengambil begitu saja rempah-rempah tersebut.

Kini, kedatangan bangsa Eropa di Indonesia dengan tujuan menikmati rempah-rempah nan sudah tercampur dalam bentuk makanan. Terutama makanan nan berhubungan dengan bawang putih dan bawang merah, cukup banyak orang-orang Eropa menyukainya. Sehingga boleh dikata, makanan nan memiliki campuran rempah-rempah dapat menjadi salah satu pemikat kedangan bangsa Eropa di Indonesia.



Makanan Indonesia nan Ada Rempah-Rempahnya

Untuk melihat jenis makanan apa nan bisa memikat kedatangan bangsa Eropa di Indonesia , penulis merasa perlu mencamtumkan beberapa jenis makanan khas Indonesia nan ada rempah-rempahnya. Meksi terkadang tidak masuk bahan utama, tapi tanpa rempah-rempah ia tidak nikmat.



1. Pempek

Percayakah Anda kedatangan bangsa Eropa di Indonesia sebab ingin makan pempek? Jawabannya, dapat iya dapat tidak. Semua tergantung pada lidah mereka. Namun, kebanyakan bangsa Eropa nan suka masakan menyukai pempek. Apa pasalnya?

Pempek menjadi daya tarik kedatangan bangsa Eropa di Indonesia nan memiliki hobi masakan disebabkan adanya asam jawa dan bawang putih. Keduanya memang tak terdapat di dalam pempek, tapi keduanya berada di dalam saus pempek. Saus inilah nan membuat orang Eropa ketagihan. Karena Pempek berasal dari Palembang, saus tersebut dikenal dengan nama cuko



2. Serabi

Serabi juga menjadi daya tarik kedatangan bangsa Eropa di Indonesia, meski tidak semua orang eropa suka memakannya. Pasalnya, serabi tergolong jenis makanan nan manis. Orang-orang Eropa sporadis suka dengan makan-manakan nan manis.

Namun bagi orang Eropa nan suka dengan serabi, nan menjadi daya tariknya ialah saus gula merahnya nan dicampur potongan jahe atau daun pandang. Jahe nan menyebabkan orang-orang Eropa menyukai serabi sebab dapat menghangatkan.



3. Tahu Gejrot

Makanan nan terbuat dari tahu kulit ini bisa menjadi daya tarik kedatangan bangsa Eropa di Indonesia saat ini. Pasalnya, makanan ini langka untuk mereka, tapi disukai sebab ada bahan rempah-rempahnya. Yaitu, bawang putih, cabai rawit dan cabai hijau. Pedasnya luar biasa. Namun ini pula nan disukai oleh orang-orang Eropa. Apalagi jika dicampur degan sedikit gula merah, luar biasa nikmatnya makan tahu gejrot



4. Gado-Gado

Makanan nan satu ini memang sangat disukai oleh kebanyak orang Eropa. Makanan nan banyak sayurannya memang memiliki rating tidak terkalahkan dilidah orang-orang Eropa lantaran full sayur-sayuran. Plus, diiringi dengan bumbu atau saus kacang nan terdiri dari komposisi bumbu seperti bawang putih, gula merah, garam dan sedikit kencur.



5. Sayur Asem

Sayur asem juga menjadi bagian dari makanan favorit orang-orang Eropa bila datang ke Indonesia. Makanan nan berkuah dan full sayur-sayuran ini memang menjadi makanan nan enak sekali dinikmati. Bayangkan saja, isi sayur asem penuh dengan sayur-sayuran, bumbu pembuat sayur asemnya sendiri tidak terlepas dari aneka macam rempah-rempah. Yaitu, bawang putih, kemiri, bawang merah, sedikit jahe dan sedikit terasi.

Maka pantas saja bila sayur asem termasuk pemikat kedatangan bangsa Eropa di Indonesia saat ini. Khususnya bagi orang-orang Eropa nan hobi kuliner, sayur asem hampir tak pernah terlupakan buat mereka santap saat di Indonesia.



6. Tempe Bacem

Tempe bacem juga termasuk makanan nan disukai sebagian orang Eropa nan datang ke Indonesia. Pasalnya, di dalam olahan masakannya terdapat rempah-rempah yaitu lengkuas, bawang putih, bawang merah, ketumbah, jintan dan lain-lain. Selain dilatarbelakangi sebab ada rempah-rempah, bahan dasar tempe sendiri ialah sayur-sayuran. Sehingga orang-orang Eropa begitu menyukainya.

Terkadang, tempe bacem nan dapat dikategorikan sebagai daya tarik kedangan bangsa Eropa di Indonesia ini enak juga dimakan sebagai cemilan. Sehingga wajar sekali jika sebagian mereka menyukainya.

Inilah artikel nan menceritakan penyebab kedatangan bangsa Eropa di Indonesia , baik dulu maupun saat ini. Namun menjadi pelajaran krusial buat pemerintah agar membantu para petani, dalam hal menghasilkan rempah-rempah nan bagus dan juga menyelamatkan mereka dari oknum nan tak bertanggungjawab dalam hal pembelian rempah-rempah secea lansung kepada mereka.

Jika saling bantu membantu, maka hasilnya akan maksimal. Ingat, rempah-rempah dapat menjadi warga negara asing buat datang ke negeri ini. Dari melihat estetika alam Indonesia hingga menikmati makanan Indonesia nan tidak terlepas dari rempah-rempah nan mereka sukai.