Jihad Terbesar

Jihad Terbesar

Saat ini, banyak sekali orang nan telah termakan dengan propaganda negatif dari barat tentang jihad dan pengertian jihad. Jihad mereka citrakan identik dengan bom bunuh diri, perang brutal, dan islamisasi paksa. Ditambah lagi warta pengeboman nan dilakukan di Perancis nan diyakini dilakukan oleh kelompok nan mempunyai interaksi dengan Pesantren Ngruki Solo, asumsi itu seolah semakin mengental. Padahal, makna jihad dalam Islam sendiri tak sesempit itu.



Tidak Adil

Tidak adil rasanya kalau pelaku kejahatan itu beragama Islam dan berasal dari Timur Tengah, maka kejahatannya dianggap sebagai bagian dari terorisme. Sedangkan kalau kejahatan nan dilakukan oleh orang barat sendiri dan berkulit putih, maka kejahatan itu dianggap sebagai kejahatan biasa. Misalnya, penembakan nan terjadi di Empire State Building nan menewaskan 4 orang nan tidak berdosa dampak adanya aksi tembak-menembak antara pelakuk penembakan dengan pihak polisi, kejadian ini dianggap sebagai kejahatan biasa.

Begitu juga ketika James The Joker nan menembaki para penonton film Batman, sang pelaku tak dianggap sebagai seorang teroris nan sedang melakukan jihad. Ia hanya dianggap melakukan kejahatan nan disebabkan oleh kelainan kejiwaan. Bayangkan kalau nan melakukannya ialah orang muslim, maka kejadian itu akan dianggap sebagai bagian dari jihad. Keadaan ini telah diprotes oleh banyak orang termasuk para pembuat film. My Name Is Khan ialah salah satu film nan menggambarkan bahwa orang Islam itu bukan teroris. Ajaran Islam tak membolehkan membunuh jiwa nan tidak bersalah walau ia seorang kafir sekalipun.

Ajaran Islam itu lembut dan harus berlaku lembut kepada semua orang. Islam sebagai rahmat seluruh alam tentu saja tak akan membiarkan kejahatan dan kekejaman menimpa umatnya. Apa nan telah terjadi dengan cara-cara orang nan mengatasnamakan Islam, itu hanya lah satu bentuk penyimpangan. Mereka memahami makna jihad dengan cara nan tak benar. Jihad tak identik dengan perang dan melawan dengan senjata. Menahan amarah pun ialah sebuah jihad.

Seorang suami nan sabar menghadapi istrinya nan sering uring-uring ialah satu sikap jihad. Sang suami berusaha menahan emosinya agar tak terjadi pertengkaran. Amarah itu dari setan dan tak boleh diperturutkan.begitupun ketika sang istri menghadapi suaminya nan bahagia mengambil harta istrinya, sang istri ikhlas dan tak menuntut kecuali berharap Allah Swt akan mengganti harta itu, ialah salah satu sikap jihad melawan tekanan emosi nan dapat saja meledak. Saat suami bekerja keluar rumah dengan niat mencari nafkah bagi keluarganya, ia telah melakukan jihad di jalan Allah Swt. Kalau ia dipanggil oleh nan Maha Kuasa, ia wafat dalam jalan nan baik.



Makna Bahasa

Banyak orang nan ingin berjihad dan wafat syahid agar ia masuk surga tanpa dihisap. Siapa nan tak mau seperti itu. Menunju surga dengan mudah. Apakah semudah itu menuju surga ketika jalan ke surga ditempuh dengan menyakiti orang lain termasuk orang Islam sendiri? Apakah dikatakan jalan ke surga itu begitu lurusnya ketika membunuh diri sendiri dan meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang suami dan ayah? Rasanya tak adil. Tetapi, memang hanya Allah Swt nan tahu apa nan akan terjadi dan hanya Dialah nan maha adil memutuskan segala perkara dan urusan.

Jihad secara bahasa sebenarnya berarti usaha nan sungguh-sungguh atau mencurahkan tenaga agar tercapai tujuan. Usaha tersebut tak melulu berkaitan dengan perang, tapi juga dalam masalah sehari-hari seperti mencari rezeki, mencari ilmu, atau memperoleh tujuan nan diinginkan masing-masing orang. Memahami konteks jihad dalam Islam, maka jihad ialah melakukan segala sesuatu nan diridhoi oleh Allah dengan sungguh-sungguh dan usaha keras, serta sinkron dengan tuntunan sunnah Rasulullah SAW.

Jihad Dalam Ayat Madaniyah dan Jihad Dalam Ayat Makkiyah

Dalam Al-Qur'an terutama ayat-ayat madaniyah, setidaknya ada 26 kata jihad nan terselip. Memang kesemuanya menunjuk pada makna jihad nan berarti perang melawan kaum kafir. Juga keutamaan tentang jihad fi sabilillah dan ancaman jika seorang muslim menolak buat berjihad. Sehingga sahih adanya jika ada nan memaknai jihad ialah perang di jalan Allah.

Sedangkan makna jihad dalam ayat nan turun di Mekkah, sama seperti makna jihad secara bahasa, yaitu bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu usaha. Itu juga nan menjadi dasar pemikiran dan dalil dari mereka nan mengatakan bahwa jihad dalam Islam tak selalu identik dengan perang mengangkat senjata melawan musuh Islam.



Jihad Terbesar

Dalam sebuah hadist, dikisahkan bahwa pada suatu ketika Rasulullah dan para sahabatnya sedang beristirahat dari sebuah perjalanan perang. Rasulullah lantas bersabda bahwa mereka harus segera bersiap buat menghadapi jihad nan lebih besar lagi. Sahabatnya bertanya, hendak berjihad kemana lagi kah mereka, dan Rasulullah menjawab, jihad nan lebih besar ialah jihad melawan hawa nafsu diri sendiri.

Dari pengertian jihad dalam Islam di atas, maka tidaklah sepantasnya ada saling menyalahkan antar muslim sebab disparitas pendapat tentang jihad. Mencari titik persamaan dan titik temu dari berbagai pendapat tersebut demi terciptanya perdamaian ialah sebuah perbuatan nan terpuji. Dari pada saling menghujat dan menyalahkan pendapat muslim lain hingga terjadi konflik dengan saudara seiman. Wallahu 'alam.



Macam-macam Jihad dalam Islam

Ayat Al Quran tentang Jihad

Di dalam Islam, anjuran buat melakukan jihad banyak terdapat dalam ayat-ayat Al Quran. Jihad dalam Islam merupakan suatu bentuk cara perjuangan melawan suatu kebatilan. Salah satu ayat Al Quran nan memerintahkan kepada umat Islam buat melakukan jihad ialah sebagai berikut;

Firman Allah swt:

“Dan berjihad lah kamu di jalan Allah dengan jihad nan sebenar-benarnya. ...” (Qs. Al-Hajj: 78).

Bentuk-bentuk Jihad Dalam Islam

Jihad dalam Islam bisa dikelompokkan ke dalam beberapa bentuk, diantaranya sebagai berikut;

Jihad jiwa dan nyawa

Jihad dalam Islam nan paling primer dan membutuhkan keikhlasan dan keimanan nan cukup tinggi buat melakukannya ialah jihad jiwa dan nyawa. Menjadi syuhada merupakan cita-cita paling tinggi seorang Muslim nan memahami agamanya. Menjadi seorang syuhada memiliki banyak keutamaan. Syuhada ialah pilihan Allah. Tidak semua orang nan telah berjihad jiwa dan nyawa mereka memperoleh gelar syuhada.

Jihad melawan hawa nafsu

Merupakan jihad dalam Islam nan membutuhkan kesabaran luar biasa para pelakunya. Jihad melawan hawa nafsu erat kaitannya dengan sikap sabar dalam meninggalkan perbuatan maksiat. Jihad melawan hawa nafsu juga memiliki keistimewaan bagi mereka nan lulus dan mampu melakukannya.

Keistimewaan nan akan dirasakan nan paling jelas ialah lulusnya ujian dan semakin meningkatnya keimanan seseorang. Orang nan kuat bukanlah orang nan secara fisik memiliki bentuk tubuh nan kuat dan sebagainya, namun juga memiliki kekuatan hakiki dalam melawan dan mengendalikan hawa nafsu.

Hawa nafsu banyak macam-macamnya. Nafsu keinginan buat memiliki global beserta isinya merupakan bagian dari sikap nafsu manusia nan perlu dikendalikan. Terjebak dengan hawa nafsu tak hanya akan membuat seseorang menjadi ingkar nikmat dan lupa pada Tuhannya, manusia jenis ini juga akan lalai dan terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan.

Melakukan jihad hawa nafsu merupakan cara buat memuliakan manusia. Seorang manusia nan tak dapat mengendalikan hawa nafsu dan membiarkannya secara liar, maka nilai manusia tersebut tidak jauh beda dengan binatang nan secara bebas mengumbar hawa nafsunya. Munculnya perintah buat melakukan jihad hawa nafsu bagi manusia tidak lain buat menjaga ketinggian prestise manusia itu sendiri. Manusia nan mulia ialah manusia nan mampu mengandangkan hawa nafsunya. Tidak membiarkannya berkeliaran secara liar.

Jihad harta

Mengorbankan harta di jalan Allah merupakan bagian dari jihad seorang Muslim. Para sahabat telah banyak mencontohkan bagaimana sebagian besar harta mereka diserahkan buat kepentingan jihad.
Lihatlah bagaimana dermawannya Rasulullah kepada Islam dan dakwah, bahkan hingga ujung nyawa di tenggorokan, Beliau masih risau dengan uang sembilan dinar nan ia miliki. Lalu lihat pula bagaimana para sahabat lain seperti Usman bin Affan, Abu Dardah nan memberikan kebunnya buat dakwah Islam kala itu.

Memberikan harta nan dimiliki buat kepentingan jihad bukanlah hal nan mudah. Terlebih jika diri pribadi merasa butuh dengan harta tersebut. Maka akan ada upaya perjuangan jihad di sana antara memberikan harta atau tidak, disanalah letak jihad harta tersebut.