Mengenal Sifat Kimia Tanah

Mengenal Sifat Kimia Tanah

Tanah memiliki sifat fisik, sifat biologi, dan sifat kimia. Sifat fisik dan biologi tanah bisa dilihat secara kasat mata dan diteliti seperti rona tanah, tekstur tanah, kepadatan tanah, suhu tanah, struktur tanah, banyaknya mikroorganisme nan hidup, jamur tanah, dan pernapasan tanah.

Sifat kimia tanah mengacu pada sifat dasar tanah nan memiliki derajat keasaman atau pH nan berbeda-beda, pemupukan nan dilakukan oleh manusia, dan kandungan organik serta mineral di dalam tanah itu sendiri.

Sifat kimia tanah berperan besar dalam menentukan sifat dasar tanah pada suatu daerah. Dari sifat dasar inilah kemudian bisa diteliti bagaimana cara memperlakukan tanah dan bagaimana cara pembudidayaannya.



Pengelompokan Tanah

Tanah ialah lapisan permukaan bumi teratas nan tersusun atas butiran pasir, hasil pelapukan batuan serta sisa-sisa tumbuhan dan makhluk hayati lainnya, air, dan udara. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh batuan induk nan menyusun tanah tersebut, curah hujan, penyinaran matahari, dan lapisan epilog tanah tersebut.

Akibat hubungan faktor-faktor tersebut di atas, tanah nan terbentuk bisa beraneka ragam. Karena terbentuknya lapisan tanah juga latar belakangnya tak sama, unsur-unsur nan terkandung di dalamnya juga tak sama, menyebabkan bhineka pula pengaruhnya terhadap tanaman.

Sehingga apabila menginginkan hasil optimal dari tanaman nan ditanam di tanah tersebut, seperti telah dijelaskan sebelumnya, petani harus memperlakukan tanah secara bhineka pula.

Itulah kenapa para pakar secara serius meneliti berbagai macam jenis tanah serta unsur-unsur nan ada di dalamnya. Semua ini dilakukan buat memberikan hasil nan optimal dari tanah nan digunakan buat menanam tersebut.

Tapi sekali lagi hasil penelitian para pakar itu tak termanfaatkan dengan baik, salah satunya ialah para petani nan tak pernah mengupdate pengetahuan. Kalaupun ada keinginan buat menambah pengetahuan, hanya baru menggantungkan kepada para pakar penyuluh pertanian.



Beberapa Jenis Tanah

Berdasarkan unsur hara nan ada di dalamnya dan bagaimana lapisan tanah tersebut pada awalnya terbentu, para pakar tanah seperti dapat diakses dari makalah-makalah tanah, membagi tanah menjadi beberapa jenis. Salah satunya ialah tanah gambut (organosol).



1. Tanah Gambut

Tanah gambut ialah tanah nan terbentuk dari pelapukan makhluk hayati nan umumnya terdapat di rawa. Tanah ini kurang fertile sebab memiliki kadar keasaman nan rendah serta rendahnya jumlah unsur hara nan dikandungnya. Selain itu, taraf drainase dari tanah ini sangat rendah sehingga tanah ini kurang cocok digunakan buat pertanian.



2. Tanah Latosol

Tanah latosol ialah jenis tanah nan berwarna merah nan umumnya terdapat pada lapisan dalam. Jenis tanah ini sangat baik dalam menyerap air. Selama ini tanah merah selain dipergunakan sebagai huma perkebunan juga telah dimanfaatkan buat industri batu bata dan genteng.



3. Tanah Regosol

Tanah ini merupakan jenis tanah nan berasal dari erupsi gunung berapi. Tanah ini memiliki butiran nan agak kasar, berwarna keabuan, dan bersifat subur. Karena ciri nan dimilikinya, tanah ini cocok digunakan buat pertanian.

Namun demikian, sekalipun jenis tanah ini terkenal fertile dan sangat cocok buat huma pertanian, apagila tak secara tepat mengolahnya, tentu saja kesuburan tanah ini makin hari akan makin menurun bahkan semakin banyak berkurang.



4. Tanah Alluvial

Tanah alluvial merupakan jenis tanah nan umumnya terdapat di sepanjang genre sungai. Sifat tanah ini sangat dipengaruhi oleh material nan dikandung oleh sungai nan melaluinya. Namun demikian, umumnya jenis tanah ini cocok digunakan buat pertanian.



5. Tanah Litosol

Tanah litosol ialah jenis tanah nan masih muda nan terdapat di daerah dangkal (sekitar 45 cm) di bawah permukaan tanah. Seperti namanya, jenis tanah ini umumnya berbentuk seperti batuan padat. Namun demikian dengan perlakuan khusus, tanah jenis ini juga dimanfaatkan sebagai huma pertanian.



6. Tanah Grumusol

Tanah grumusol yaitu jenis tanah nan berwarna kelabu hingga hitam nan mempunyai sifat liat. Kadar keasaman nan dimilikinya umumnya basa sampai dengan netral. Pada musim kemarau, tanah ini akan tampak seperti tanah pecah dampak penyinaran matahari.

Jenis-jenis tanah lainnya nan ada di Indonesia ialah tanah andosol, tanah podsolik dan tanah rendzina. Tanah andosol ialah merupakan hasil pelapukan abu vulkanik. Umumnya jenis tanah ini termasuk jenis tanah nan fertile nan cocok digunakan buat pertanian.

Sementara tanah podsolik merupakan jenis tanah nan berwarna merah-kuning. Jenis tanah ini banyak terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Serta nan terakhir ialah tanah rendzina. Namun demikian jenis tanah terakhir ini tak begitu banyak tersebar di Indonesia.



Mengenal Sifat Kimia Tanah

Sifat kimia tanah meliputi kadar keasaman tanah, kandungan karbon organik, dan kapasitas tukar kation.



1. Kadar Keasaman Tanah

Ph nan menjadi ukuran antara 0 – 14. Bila dalam tanah terkandung ion hidrogen atau H+ nan cukup banyak, maka tanah tersebut bersifat masam, dengan nilai pH antara 0-7. Sebaliknya, tanah akan bersifat basa atau alkali apabila banyak mengandung ion OH- dengan nilai pH 7 – 14.

Namun, adakalanya kedua ion tersebut seimbang sehingga tanah akan bersifat netral. Tanah nan baik buat bercocok tanam pada umumnya memiliki kadar pH antara 3 – 9. Kadar keasaman tanah perlu diperhatikan agar pemanfaatan mineral dan unsur hara dalam tanah bisa dimaksimalkan.

Di antara unsur hara nan terkandung dalam tanah yaitu fosfor, nitrogen, dan kalium. Tanah nan terlalu masam tak bisa mengoptimalkan fungsi dari unsur-unsur tanah dengan baik. Begitu pula dengan tanah nan terlalu basa, akan membuat tanah menjadi kering bahkan kehilangan unsur haranya.



2. Kandungan Karbon Organik

Seperti kita ketahui, karbon organik dalam tanah bisa meningkatkan kesuburan. Adanya karbon organik dalam tanah menentukan kualitas mineral tanah itu sendiri.

Namun, adakalanya tanah hanya memiliki sedikit saja kandungan karbon organik. Maka, absolut diperlukan pupuk organik buat membantu tanah dalam mendapatkan titik kesuburannya.

Kandungan karbon organik dalam tanah harus dipenuhi sebanyak 2%. Perhatikan pula kapasitas tukar kation, yaitu terjadinya pertukaran senyawa kimia dalam tanah nan bisa mempengaruhi jumlah karbon organik atau C-organik.



3. Kapasitas Tukar Kation

Pada saat pH tanah mencapai kadar 7, terjadi kapasitas tukar kation. Hal ini memungkinkan tanah menjadi semakin subur, atau sebaliknya. Kapasitas tukar kation nan tinggi umumnya terdapat pada tanah dengan kandungan bahan organik dan tanah liat nan tinggi. Kapasitas tukar kation bisa dipengaruhi oleh tekstur tanah, bahan organik nan terkandung dalam tanah, pemupukan, dan adanya jenis liat dalam tanah.



Sifat Kimia Tanah Berdasarkan Cirinya

Tanah tak dapat dikatakan “tanah” jika tak memiliki beberapa kriteria atau ciri-ciri tanah seperti nan terdapat dibawah ini.



1. Mengandung Unsur Hara

Ciri tanah nan pertama ialah mengandung unsur hara dalam jumlah nan cukup. Bagaimana mengenali unsur hara dalam tanah? Unsur hara tanah bisa dilihat berupa mineral-mineral nan nan menentukan kesuburan tanah. Mineral-mineral tersebut berupa kadar organik di dalam tanah nan dipengaruhi oleh perubahan iklim, sifat-sifat tanah itu sendiri, vegetasi, juga interaksi antara tanah dan air.



2. Tekstur Tanah

Ciri tanah nan selanjutnya ialah tekstur tanah. Tekstur tanah menggambarkan kasar atau halus permukaan tanah itu sendiri. Apakah tanahnya menentukan kesamaan termasuk pada tanah lempung, debu, atau tanah pasir.

Untuk mendeteksi sifat kimia tanah berdasarkan teksturnya, dapat dilakukan dengan cara memasukkan tanah ke dalam tabung ukur, kemudian beri larutan HCL ke dalam tabung ukur. Lalu, hancurkan tanahnya dan aduk hingga halus. Diamkan selama satu malam. Keesokan harinya, akan terlihat dalam tabung ukur tekstur nan terdapat dalam tanah.



3. Struktur Tanah

Struktur tanah ialah sifat fisik tanah sekaligus karakteristik tanah nan menunjukkan keterikatan butir tanah nan satu dengan butir tanah nan lain. Pengelompokkannya dilakukan dengan membedakan bentuk dan susunan agregat tanah menjadi granuler (kersai), lempung, gumpal, tiang, remah, butir tunggal, dan masif.



4. Rona Tanah

Warna tanah menentukan kualitas tanah. Rona tanah ini dipengaruhi oleh kadar bahan organik, kadar mineral, kadar lengas, dan taraf drainase tanah. Tanah nan berwarna gelap menandakan memiliki bahan organik nan cukup tinggi.

Tanah nan berwarna putih menandakan memiliki kadar mineral-mineral feldspar, kaolin, kalsit, dan kuarsa. Tanah nan berwarna merah, cokelat, atau kuning, biasanya menandakan memiliki kandungan mineral-mineral besi, hematit, magnetit, dan limonit.



5. Reaksi Tanah

Dalam pengukuran taraf keasaman sifat kimia tanah pada karakteristik tanah ini, jika ion H+ diindikasikan tinggi, tanah tersebut bersifat asam. Pengukuran taraf keasaman ini dilakukan menggunakan indikator larutan, yaitu pH dan H2O KCL IN dengan ukuran 1:2,5. 1 buat volume tanah dan 2,5 buat H2O. Dapat juga menyelupkan alat pH meter, anode dan katode, ke dalam larutan tanah.