Saatnya Beraksi - Melukis Pemandangan

Saatnya Beraksi - Melukis Pemandangan

Jadwal kerja nan begitu padat membuat tubuh aku sangat penat, sambil terkapar dikursi kerja, mata aku nanar ke sana ke mari dan akhirnya tertegun pada lukisan pemandangan nan menempel di dinding ruang kerja. Ide nakal aku pun bermunculan. Lukisan ini memicu otak kanan aku buat berjalan-jalan ke sana ke mari hingga membayangkan pulau Bali.

Saya pun tersenyum simpul, segera handphone saya sambar dan menghubungi agen tiket pesawat langganan. Mau tahu apa nan aku lakukan ? Hmmm…kasih tahu nggak ya hehehe . Yup , Anda benar. Saya harus refreshing melihat empiris lukisan di dinding kamar kerja aku ini menuju loka asalnya.

Saya pun sudah mendapatkan jawaban dari balik telepon genggam aku mengenai jadwal tiket embarkasi pesawat buat besok. Saya sudah pesan tiket pesawat buat berkunjung ke Pulau Bali. Langsung menuju areal persawahan Tegalalang di Ubud, menatap hijaunya dedaunan di sawah, sambil membawa pensil dan kertas gambar. Pikniklah aku sambil belajar membuat lukisan pemandangan.Hai lukisan di kamarku. Besok pagi saya mencarimu di loka asalmu. Seru, 'kan?

Perjalanan pesawat dari Jakarta telah aku lewati, dan saat ini kakiku sudah mendarat di bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Bandara ini sedang getol-getolnya membangun diri. Luas bandara sedang ditambah dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas lain nan semakin komplit.

Kaki aku pun juga semakin komplit pegalnya saat melangkah di lorong bandara menuju loka penjemputan tamu. Saking besarnya bandara internasional ini. Tapi bayangan lukisan itu telah membawa semangat tersendiri buat saya. Sahabat kentalku sudah menunggu di ruang penjemputan dengan senyumnya nan khas. Biasa, senyum orang nan merindukan oleh-oleh makanan dari Jakarta.

Perjalanan dari bandara udara internasional I Gusti Ngurah Rai nan berada di pinggir selatan Pulau Bali ini, persis di pinggir pantai menuju Tegalalang Ubud ditempuh dalam 1,5 jam bersama sahabat kentalku. Ada insentif tambahan waktu sebab macet di perjalanan. Lukisan pemandangan di sepanjang perjalanan menuju Ubud sudah tersimpan dalam memoriku.

Tinggal menunggu saat nan tepat buat aku hambur-hamburkan idenya dalam buku gambar. Horee , saya siap membuat lukisan Tegalalang di Ubud. Tapi, sebelum ke lokasi kami mampir sejenak di warung ayam Kadewatan Ubud.

Perut sudah melakukan unjuk rasa, sambil membawa spanduk dan poster nan ditulis besar-besar AYO MAKAN, LAPAR NIH. Iya deh , akhirnya mobil kami pun beristirahat sejenak di warung ayam Kadewatan buat mengisi BBM -Bahan Bakar Mengenyangkan-.



Saatnya Beraksi - Melukis Pemandangan

Nah, sampailah sudah kaki ini di pinggir sawah. Pemandangan alam latif ini harus dapat diterjemahkan ke dalam gambar sketsa kertas putih nan sudah dipersiapkan. Bersiap-siaplah aku buat memulainya. Terlebih dahulu, aku pejamkan mata dan mengingat-ingat teori dasar menggambar dulu.

Ilmu ini aku dapatkan dari teman nan pernah menjadi kampiun menggambar taraf kelurahan saat acara tujuhbelasan. Tapi ini sangat ampuh buat pemula seperti saya, sebelum menggambar lukisan nan lebih rumit.

Hal nan terpenting ialah belajar menggunakan teknik arsir dan gradasi. Ini teknik dasar jika kita harus menggambar menggunakan pensil. Selain itu, buat menggambar lukisan bagi pemula, sebaiknya melalui termin ini dulu.

Arsir dan gradasi akan membantu kita mengetahui taraf intensitas cahaya, mengenali perbedaannya sehingga bisa melihat daerah gelap dan terang pada suatu objek. Latihan ini juga sangat membantu ketika harus membuat bayangan suatu obyek.

Latihan arsir dan gradasi ini dapat dimulai dengan membuat satu baris kotak seperti papan catur. Lalu dimasing-masing kotak itu, buatlah arsiran dengan berbagai variasi jenis pensil buat memberi imbas pencahayaan. Gunakanlah kombinasi pensil 2B, B, 4B, 2H dan sebagainya.

Variasikan dengan tekanan-tekanan eksklusif pada masing-masing bidang kotak tersebut. Nah, kalau sudah mulai terbiasa dan hafal dengan imbas pencahayaannya, mulailah buat melatihnya dengan membuat satu obyek. Misalnya gambar meja dan kursi dengan sudut pencahayaan nan diatur dengan kombinasi arsiran nan sudah Anda ketahui.

Nah, lukisan pemandangan di depan kita ini harus dihidupkan dengan membuat arsirannya. Ingat pula mengenai tekstur. Setiap benda niscaya mempunyai tekstur permukaan. Nah, buatlah garis-garis tekstur obyek itu sedetil mungkin, dikombinasikan dengan tata pencahayaan nan baik dari arsiran Anda menggunakan karakter rona dari masing-masing pensil.

Sketsa Lukisan Pemandangan Alam

Nah, buat obyek lukisan pemandangan alam ini, kita harus sering-sering berlatih. Dalam setiap kesempatan Anda bepergian, amatilah obyek pemandangan nan menarik menurut Anda. Selalu sediakan kertas kosong dan pensil buat melatih keterampilan menggambar lukisan.

Jika telah menemukan obyek pemandangan nan tepat menurut Anda, sketsalah dengan cepat dan secara utuh. Perhatikan dulu holistik obyek nan ada. Pejamkan mata dan bayangkan dalam benak anda, lalu rasakan hingga masuk ke dalam bawah sadar Anda. Nikmati suasana di loka itu, lalu tuangkanlah secara generik obyek-obyek dalam lukisan tersebut.

Proses pembayangan dalam bawah sadar ini perlu Anda nikmati, sampai muncul hasrat buat menuangkannya dalam kertas gambar. Jika hasrat ini sudah muncul, maka tuangkanlah sampai tuntas seluruh obyek nan ada dalam lukisan Anda. Anda boleh berhenti jika proses sketsa obyek secara utuh sudah anda lakukan. Jika belum, teruskanlah sampai tuntas terlebih dahulu.

Saya pun berusaha demikian. Ilmu nan aku dapatkan dari seorang sahabat pakar menggambar itu berusaha aku praktikkan dalam lukisan pemandangan secara utuh. Pemandangan persawahan di Tegalalang Ubud ini ialah pemandangan terindah menurut saya. Sporadis ada kondisi pemandangan alam seperti ini. Sawah-sawah tertata dengan baik. Sistem pengelolaan subak ternyata benar-benar dapat diterapkan dengan baik oleh masyarakat petani di Bali.

Lukisan Pemandangan - Sebuah Terapi Batin

Pada sebagian besar pelukis, membuat lukisan pemandangan ialah sebuah terapi batin. Dalam proses melukis pemandangan ini, sang pelukis merasa bebas berekspresi, tanpa dibebani oleh ikatan anggaran dalam teknik menggambar. Pelukis bebas memilih obyek dan menuangkannya dalam kanvas, sambil menuangkan segala kondisi hati nan terpendam. Dalam psikologi, hal ini ialah teknik releasing , atau teknik melepaskan ketegangan jiwa.

Hal ini dapat menjadi pilihan tersendiri buat lebih menemukan ketenangan batin. Tiap orang mempunyai caranya sendiri-sendiri buat melakukan terapi batin. Ketenangan jiwa memang hal nan sangat pribadi. Itulah kenapa aku juga memilih cara ini buat mengembalikan kestabilan jiwa saya. Membuat lukisan pemandangan ialah salah satu pilihan nan dapat aku tempuh. Itulah pula kenapa aku berada di loka ini.

Lukisan pemandangan ialah bentuk dari rasa syukur sang pelukis. Beberapa pelukis besar seperti Raden Saleh, Basuki Abdullah sesekali melakukan proses pembuatan lukisan pemandangan di sela-sela kesibukan mereka dalam membuat lukisan nan merupakan karakteristik khas mereka. Membuat lukisan pemandangan ibarat oase di gurun pasir. Hal ini ialah saat bagi mereka buat keluar dari rutinitasnya. Rekreasi batin nan menarik.

Cukup lama aku termenung di pinggir sawah daerah Tegalalang Ubud. Ada banyak pilihan nan disediakan pada aku buat aku pindah ke dalam kertas gambar. Beberapa lukisan pemandangan telah menunggu buat aku eksekusi ke dalam kertas putih nan telah aku persiapkan.

Saya masih berusaha memahami segala hal nan ada di depan saya. Lukisan alam konkret ini begitu hebat. Sebuah karya besar nan dapat hayati dan menghidupi orang-orang disekitarnya. Hanya ada satu pelukis besar nan mampu berbuat demikian.

Siapa lagi kalau bukan Tuhan Yang Maha Esa, dan aku sedang berusaha buat menangkap pesan-Nya. Nah, apakah Anda sudah siap buat membuat lukisan pemandangan. Mulailah dari sekarang juga kawan.