Kedatangan Bangsa Arya

Kedatangan Bangsa Arya

Tahukan Anda mengenai masa bangsa Dravida , nan telah tercatat sebagai salah satu sejarah peradaban antik pra-Hindu? Dravida merupakan bangsa nan dikenal sebagai warisan kota nan berbasis dengan kebudayaan Harappa.

Kebudayaan Harappa telah ada sejak 3000-1500 SM nan terdapat pada Lembah Sungai Indus di India, tepatnya terletak pada Harappa dan Mohenjo Daro. Negara India merupakan salah satu tonggak peradaban tertua di global nan telah ditemukan pada daerah Sungai Indus.



Kebudayaan Bangsa Dravida

Negara India terletak seolah-olah terpisah dengan benua Asia. Hal ini menyebabkan negara India memiliki sebutan dengan anak benua Asia. Jika Anda berjalan-jalan di negara India, Anda akan menemukan pegunungan nan latif nan disebut dengan gunung Himalaya.

Gunung Himalaya terletak di bagian utara negara India. Gunung ini, nan telah memisahkan antara negara-negara lain nan terdapat di benua Asia dengan negara India.

Sedangkan pada sisi sebelah barat gunung Himalaya, Anda akan menemukan celah nan di sebut dengan Celah Khaibar. Selanjutnya, dari Celah Khaibar ini nan nantinya bisa menghubungkan antara daerah-daerah nan terdapat di sebelah utara dengan negara India.

Peradaban orang Dravida, dimulai dari lembah sungai nan dikenal dengan lembah Sungai Indus. Air nan mengalir pada Sungai Indus, merupakan genre sungai nan berasal dari mata air Tibet, nan mengalir deras melalui pegunungan Himalaya.

Sungai Indus merupakan sungai nan memiliki panjang kurang lebih sekitar 2900 kilometer. Sungai Indus merupakan sungai nan mengalir panjang, dan terdapat pada negara India.

Jika ditelusuri, genre dari sungai Indus ini nanti akan berjumpa dengan genre sungai nan lain dan pada akhirnya akan bermuara pada bahari Arab. Atas kesuburan nan terdapat di daerah sekitar sungai Indus, terjadilah sebuah kehidupan baru, nan memiliki peradaban dan kebudayaan nan luar biasa.



Peradaban Bangsa Dravida

Peradaban nan terdapat pada sungai Indus, tak lain ialah suku dari orang Dravida nan lebih tepatnya terletak pada kota Mohenjo Daro dan Harappa. Peradaban dari orang Dravida memiliki kemiripan dengan kebudayaan dari bangsa Sumeria, nan terletak pada sekitar sungai Eufrat dan Tigris.

Peradaban orang Dravida telah meninggalkan bukti-bukti kehidupan dan ternyata mereka sudah mengenal tulisan dan lukisan. Hal ini berdasarkan atas penemuan-penemuan peninggalan nan berasal dari peradaban orang Dravida. Peninggalan-peninggalan tersebut, berupa lukisan-lukisan binatang, tembikar nan ada tanda-tanda tulisannya dan berbagai cap dari gading.

Kota Harappa nan terletak di Punjab dan sebelah utara Karachi, merupakan kota nan merupakan sisa-sisa dari kebudayaan di lembah Sungai Indus. Orang India pada zaman itu, di sebut dengan orang Dravida. Orang Dravida nan hayati pada zaman tersebut merupakan orang orisinil dari negara India dan sudah memiliki rumah nan cukup lumayan buat dihuni.

Rumah nan mereka bangun memiliki ciri-ciri, yaitu rumahnya sudah memiliki tangga dan berdinding tebal. Orang Harappa pada saat itu, juga sudah mengenal tentang sesembahan.

Orang Harappa, sangat mementingkan kesuburan wanita sebab pada saat itu banyak sekali orang Harappa nan membuat patung-patung dewi serta menyembah simbol-simbol kesuburan, seperti hewan sapi, Dewi Ibu, pohon keramat, dan lain sebagainya.

Penduduk Dravida merupakan penduduk orisinil dari negara India pada saat itu, nan memiliki ciri-ciri fisik, seperti, berhidung pipih dan pesek, berkulit hitam, bibir tebal menonjol, berambut keriting berwarna hitam, dan berperawakan kecil atau tubuhnya pendek.

Pada saat itu, orang Harappa atau orang Dravida sudah merancang dan membangun kota-kota nan cukup canggih di zaman tersebut. Hal ini nan telah menjadikan orang Harappa menjadi orang India sejak saat itu.

Awal mulanya, orang Harappa atau orang Dravida telah tinggal tersebar di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, pada akhirnya, mereka memerintah negara sendiri dan hanya tinggal di sebelah selatan.

Hal ini disebabkan sebab ketika mereka tinggal di daerah bagian utara, mereka harus bekerja pada negara nan sudah merebut daerah tersebut, sehingga orang Dravida hanya menjadi orang taklukan saja.

Penduduk nan menempati Lembah Sungai Indus pada saat itu terdiri atas dua tipe penduduk. Hal ini, berdasarkan dengan ditemukannya fosil-fosil dari penduduk tersebut.

Penduduk nan pertama ialah penduduk orang Dravida orisinil nan memiliki ciri-ciri berhidung pipih dan pesek, berkulit hitam, bibir tebal menonjol, berambut keriting berwarna hitam dan berperawakan kecil atau tubuhnya pendek.

Penduduk orisinil orang India, sampai saat ini masih ada, nan terdapat di antara kasta rendah. Penduduk nan kedua, yaitu penduduk nan berasal dari pendatang, keturunan suku Mediteranian nan hayati pada masa pradinasti di Arab, Mesir, dan Afrika Utara.

Suku Mediteranian memiliki ciri-ciri fisik dengan memiliki kulit nan lebih terang, hidung mancung, memiliki mata nan lebar, dan bertubuh langsing. Setelah kedatangan suku Mediteranian, berlanjut dengan kedatangan bangsa Arya dari Iran, di antara 2000 dan 1000 tahun Sebelum Masehi.



Kedatangan Bangsa Arya

Bangsa Arya merupakan bangsa nan tergolong dari bangsa Indo Jerman sebab masih sama dengan bangsa orang-orang Yunani, Eropa, Romawi, dan Asia. Mereka memiliki ciri-ciri dengan kulit berwarna putih, bentuk hidung nan melengkung, dan memiliki badan nan tegap.

Bangsa Arya datang melalui jurang-jurang pegunungan Hindu Kush kemudian menetap di dataran Sungai Indus dan menjelajahi India hingga sampai bagian selatan, serta sampai pada sungai Gangga.

Sebelumnya, bangsa Arya merupakan bangsa nan suka mengembara atau istilahnya disebut dengan setengah nomaden. Perpaduan antara kebudayaan orang Dravida dan kebudayaan bangsa Arya nan akhirnya membentuk kebudayaan baru, nan disebut dengan kebudayaan India. Bangsa Arya, nan datang di daratan sungai Indus ternyata telah menaklukkan orang Dravida.

Kekalahan orang Dravida dengan Bangsa Arya, dikarenakan bangsa Arya memiliki keunggulan dalam hal berperang. Bangsa Arya lebih menyukai peternakan dibandingkan dengan pertanian.

Padahal orang Dravida sebagian besar sangat mementingkan hal pertanian dan sering menyelenggarakan perniagaan di daerah sepanjang pantai. Bangsa Arya menganggap lembu dan kuda sebagai binatang nan suci.

Hal ini sebagai bukti bahwa pada saat itu orang Dravida lebih unggul peradabannya, dibandingkan dengan bangsa Arya. Buktinya saja, orang Dravida pada saat itu sudah mengenal ilmu pertanian dan perniagaan.

Orang Dravida pun sudah dapat merancang dan membangun kotanya sendiri, kemudian orang Dravida juga sudah mengenal buat menyembah patung-patung dewa nan sudah dibuat. Sehingga hal ini menandakan bahwa gejala-gejala agama Hindu berasal dari orang Dravida.

Gejala-gejala agama Hindu ditandai dengan adanya pengakuan dewa-dewa induk. Sedangkan bangsa Arya masih dalam kategori primitif, namun ilmu peperangannya lebih baik dibandingkan orang Dravida.

Demikianlah asal mula peradaban dari orang Dravida nan terdapat pada Lembah Sungai Indus, hingga sampai kedatangan bangsa Mediteranian, serta bangsa Arya nan telah menaklukkan orang Dravida.



Peninggalan Peradaban di India

Bukti peninggalan kebudayaan bangsa Dravida hingga masa reruntuhannnya
Peradaban kebudayaan orang Dravida memang cukup pesat. Menurut para arkeolog , zaman terbentuknya peradaban Dravida, yaitu pada zaman Chalcolithicum.

Pada masa di bawah kekuasaan pemerintah Inggris, telah dilakukan perintisan ekskavasi kota terpendam di kota Harappa dan Mahenjo daro nan terletak pada tepi Sungai Indus.

Hingga pada tahun 1925 dengan dipimpin oleh Sir John Marshall, mereka telah menggali bekas kota Mohenjo Daro. Ekskavasi tersebut membuahkan hasil, yaitu telah ditemukannya bukti peradaban Dravida sebagai berikut

  1. Telah ditemukan materai-materai nan digunakan buat wahana dalam menghindari bahaya.
  1. Ditemukan perhiasan barang mewah nan terbuat dari emas dan perak, perhiasan tersebut seperti gelang, anting-anting, dan kalung. Alat-alat rumah tangga dan permainan anak nan memiliki daya seni nan tinggi dan latif sebab sudah dihiasi dengan gambar dan ukiran.
  1. Telah ditemukan bangunan bekas rumah dan pedopo. Di mana, bangunan rumah tersebut sudah dilengkapi dengan pintu dan memiliki ukuran batu bata nan sama. Selain itu, telah ditemukan bangunan bekas perairan nan tertata rapi dan kolam pemandian dewa dewi, sehingga bisa ditarik konklusi bahwa orang Dravida sudah menggunakan api.
  1. Orang Dravida sudah mengenal binatang peliharaan berupa unta, gajah, anjing, dan kerbau.

Penggalian nan dilakukan di kota Harappa telah ditemukan bukti peradaban orang Dravida, yaitu sebagai berikut.

  1. Di temukan arca-arca bernilai seni tinggi.
  1. Ditemukannya peralatan dapur nan terbuat dari tanah liat, pembakaran batu bara, dan periuk-periuk.
  1. Ditemukan ukiran-ukiran kecil nan berbentuk wanita telanjang dengan dada terbuka dan terbuat dari Terracotta.
  1. Telah ditemukan arca-arca nan melukiskan lembu menyerang harimau, lembu bertanduk satu, melukiskan binatang angan-angan nan disucikan, dan melukiskan manusia.
  1. Bangunan perkotaan tertata rapi.
  1. Sudah mengenal agama keibuan.
  1. Orang Dravida sudah hayati menetap.
  1. Peradaban orang Dravida merupakan peradaban pra-Hindu.

Orang Dravida telah memuja tokoh nan menggambarkan tentang semacam ibu pertiwi nan ternyata banyak dipuja oleh orang di daerah Asia kecil nan disebut dengan Mother Goddes.

Tokoh Mother Goddes banyak digambarkan pada lukisan kecil di periuk belanga, jimat-jimat, dan materai. Selain itu, mereka telah menggambarkan dewi-dewi lainnya dengan bentuk tokoh nan memiliki tanduk serta berpaduan dengan pohon kudus pipala.

Selain itu, telah ditemukan materai batu nan menggambarkan seorang dewa bertanduk dan bermuka tiga dengan posisi duduk di kelilingi binatang. Pada zaman berikutnya, dewa bertanduk dan bermuka tiga nan berposisi duduk dengan di kelilingi binatang disamakan dengan tokoh Siwa-Mahadewa.

Dugaan tersebut juga diperkuat dengan ditemukannya lambang siwa nan dinamakan dengan lingam. Dalam hal ini, masih ada keraguan tentang ada tidaknya obyek pemujaan pada materai nan sudah ditemukan tadi.

Peradaban orang Dravida juga sudah mengenal tentang cara pemakaman pada jenazah. Misalnya, cara pemakaman di Mohenjo Daro, yaitu Norma dalam melakukan pembakaran jenazah.

Selanjutnya, abu dari jenazah tersebut akan diletakkan pada tempayan khusus. Sedangkan tulang belulang nan tak dibakar, juga akan diletakkan dan disimpan pada tempayan.

Orang Dravida mengalami reruntuhan, dampak adanya faktor kekeringan, gempa bumi, gunung meletus, kebanjiran, endemi penyakit, dan sebab kedatangan bangsa Arya nan telah memporak-porandakan ketenangan orang Dravida, sehingga mengakibatkan jatuhnya peradaban lembah sungai Indus.

Demikian sejarah mengenai masa peradaban bangsa Dravida nan terletak pada Lembah Sungai Indus. Semoga informasi ini, bisa menambah wawasan Anda serta bermanfaat bagi Anda.