Nilai Filosofis Sistem Ekonomi Campuran

Nilai Filosofis Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan pedoman dari dua bentuk sistem ekonomi sosialisme dan kapitalisme. Proses penyatuan ini dilakukan buat menyerap elemen-elemen nan positif dan bergerak maju dari kedua sistem ekonomi tersebut. Sistem ini merupakan gabungan dari kekuatan dari dua sistem ekonomi tersebut.



Sejarah Sistem Ekonomi Campuran

Sejarah kontradiksi nan keras dan bahkan tak serasi dari kapitalisme dan sosialisme telah menstimulasi pemikir-pemikir buat mencari bangun ekonomi dengan karakteristik dasar nan merupakan gabungan unsur-unsur terbaik dari keduanya. Sebenarnya, sistem ekonomi ini bisa saja menghilangkan konotasi perpaduan antara dua sistem ekonomi tersebut sebab sistem ekonomi ini memiliki karakteristik khasnya tersendiri.

Sistem ekonomi ini menggerakkan elemen-elemen bergerak maju nan sebelumnya memang dimiliki tiap-tiap sistem ekonomi. Sebenarnya, kedua bentuk sistem ekonomi tersebut telah menuju ke arah sistem campuran sebab masing-masing berusaha membuang kelemahan-kelemahannya sehingga tersisa unsur-unsur nan bergerak maju dan positif.

Seperti nan dikatakan Hegel bahwa perkembangan sebuah pemikiran akan mencapai suatu bentuk terbaik melalui proses dialektik menuju suatu sintesa (teori dialektika). Proses ini merupakan perpanduan dari thesa dengan antithesa dalam keharmonisan dan menuju ke arah kedinamisan.

Negara nan sedang berkembang beranggapan akan mampu mengejar ketertinggalannya dengan banyak tak mencontoh bentuk ekstrem sistem ekonomi tersebut, tetapi menyerap unsur-unsur bergerak maju dari keduanya. Salah satu pemikiran Hegel ini menarik buat disimak sebagai dasar pemikiran mengapa muncul sistem ekonomi campuran sebagai alternatif dari sistem nan bertentangan.

Bila hal itu terjadi, kedua sistem ekonomi tersebut memiliki kelemahan fundamental sehingga cara terbaik, yaitu menggabungkannya buat mengejar ketertinggalan negara-negara nan sedang berkembang. Kenyataan dialektik sebagai suatu teori ini ditemukan oleh kelompok idealisme dan mengalami masa puncaknya dalam pemikiran filosofi Hegel.

Dialektik pernah diajukan oleh Immanuel Kant sebagai suatu logika dari penalaran terhadap alam dan kenyataan global buat memberikan ratifikasi nan transenden. Kemudian, Hegel menginterpretasikan dialektik sebagai operasionalisasi dari penalaran, tanpa kaitan dengan hal nan transeden.

Hal ini memberikan fenomena lebih sahih dan lebih mendalam dibanding pemikiran analitis pertentangan sebagai hasil dari perpaduan ide-ide nan bisa dicapai melalui cara sintesa buat menghasilkan pengetahuan lebih benar.

Proses sintesa nan meningkat menjadi alasan primer terwujudnya sistem ekonomi ini nan merupakan perpaduan dari sistem kapitalisme dan Marxisme. Hal ini tak seperti Karl Marx nan mengadopsi dialektik sebagai pembenturan kelas di dalam sejarah nan selalu saling berhadapan.

Motif mencari laba ialah unsur terpenting dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Akan tetapi, bukan segalanya sebagaimana ditekankan dalam sistem ekonomi kapitalisme. Tanpa motif keuntungan, tak akan ada usaha dan pertumbuhan ekonomi akan terhampat jika motif ditekan dan dimatikan seperti di negara komunis. Sistem ekonomi ini tetap berbasis pada prinsip pasar nan terkendali oleh anggaran pemerintah.



Definisi Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem kapitalis dan sistem sosialis. Perpaduan ini mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian. Jadi, bisa diartikan sebagai jalan tengah antara peran absolut negara dan peran menonjol individu. Jalan tengah ini disesuaikan dengan keadaan saat perpaduan itu terjadi sehingga peran situasi dan lingkungan sangat memberi rona pada sistem campuran tersebut. Sistem ekonomi ini banyak dianut oleh negara berkembang.

Sistem ekonomi ini memiliki ciri-ciri generik sebagai berikut:

  1. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pihak pemerintah dan pihak swasta.

  2. Transaksi ekonomi terjadi di pasar dan ada campur tangan dari pemerintah.

  3. ada persaingan serta masih ada kontrol dari pemerintah.

Setiap sistem ekonomi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Begitu pula dengan sistem ekonomi ini. Nilai-nilai positif dari sistem ekonomi ini ialah terdapatnya kebebasan buat berusaha dan terjaminnya hak individu selama masih pada batasannya. Sistem ekonomi ini juga lebih mengutamakan kepentingan generik dibandingkan kepentingan pribadi.

Sementara itu, kelemahan sistem ekonomi ini ialah terdapatnya beban nan tak seimbang antara pemerintah dan pihak partikelir (di mana beban pemerintah lebih berat). Pihak partikelir pun kurang bisa memaksimalkan laba nan didapatnya. Dalam sistem ekonomi ini juga batas-batas ekonomi nan seharusnya dilakukan oleh pemerintah atau pihak partikelir sulit ditentukan.



Nilai Filosofis Sistem Ekonomi Campuran

Istilah sistem ekonomi campuran digunakan buat menjelaskan sistem ekonomi nan menyimpang dari idealisme pasar maupun idealisme ekonomi terpimpin. Sistem ekonomi ini cenderung menggabungkan kedua idealisme tersebut. Sebagaimana ideologi-ideologi nan mengatur sistem politik dan ekonomi, hal-hal nan dijelaskan pada sistem ekonomi ini lebih banyak teorinya daripada aplikasinya.

Beberapa pakar nan kontra akan sistem ekonomi ini menyatakan bahwa idealisme pada sistem ekonomi ini tak mungkin dipraktikkan secara penuh dan paripurna sebab tak ada nan memonopoli pasar (pemerintah ataupun swasta).

Namun pada kenyataannya sistem ekonomi ini tetap saja berusaha dipraktikkan, terutama di negara-negara berkembang, meskipun kata ‘campuran’ dalam ‘sistem ekonomi campuran’ masih cukup sulit dipraktikkan sebab selalu ada nan berat sebelah antara kepemilikan pribadi dan kepemilikan publik (pihak partikelir dan pihak pemerintah). Bagaimanapun juga, keinginan buat menciptakan sistem ekonomi nan seimbang antara sistem ekonomi terpimpin dan sistem ekonomi pasar ialah usaha nan patut diapresiasi.

Sistem ekonomi ini sering kali diasosiasikan dengan kebijakan sosio-demokratis atau kepemimpinan pemerintah oleh partai demokrat. Akan tetapi, sebab ada banyak jenis sistem ekonomi nan definisinya tumpang tindih dengan definisi ini, kebanyakan bentuk pemerintahan menggunakan bentuk-bentuk sistem ekonomi nan berbeda.

John W. Houck dan Oliver F. William dari Universitas Notre Dame berpendapat bahwa pedagogi sosial dalam agama Katolik sebenarnya mengarah pada ciri-ciri kebijakan ekonomi campuran. Keduanya menjadikan pernyataan Paus Paul VI sebagai referensi, bunyinya: “pemerintah harus memberi pertolongan kepada publik, tetapi jangan pernah merusak atau menguasai mereka secara berlebihan.”



Elemen-Elemen Sistem Ekonomi Campuran

Sistem ekonomi ini merupakan percampuran antara berbagai kebebasan individu dan kebijakan pemerintah. Kebebasan nan dapat diperoleh oleh individu dalam sistem ekonomi ini ialah kebebasan buat memiliki alat produksi, turut serta dalam membuat keputusan managerial, bepergian buat urusan bisnis, membeli atau menjual barang sesukanya buat keperluan pribadi, mendirikan organisasi buat menghasilkan keuntungan, mempekerjakan dan memecat pegawai, mengelola organisasi, mengutarakan pendapat, menyebarkan informasi (iklan) melalui berbagai media, dan melakukan aksi protes dengan tenang dan damai.

Dengan menarik pajak, negara memberikan pelayanan melalui bidang-bidang nan dimonopoli olehnya, yakni bidang pemerolehan informasi dan perpustakaan, jalan dan transportasi, institusi pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan dan keuangan, pelayanan komunikasi (persuratan, telepon, dan sebagainya), energi dan listrik, sistem pengairan buat minum dan irigasi, pemberian subsidi kepada bisnis rakyat, dan konservasi hukum.

Pada sistem ekonomi campuran, pemerintah juga berhak membuat peraturan di berbagai bidang terkait kegiatan ekonomi. Peraturan-peraturan tersebut meliputi peraturan analisis akibat lingkungan, peraturan tenaga kerja, peraturan konservasi konsumen, peraturan hak cipta, peraturan mekanisme ekspor impor, hingga peraturan pajak jual beli.