Jenis Komoditas Impor

Jenis Komoditas Impor

Pasar komoditas impor di Indonesia masih sangat terbuka. Selain Indonesia belum mempunyai teknologi bagus nan bisa mengimbangi produk-produk impor, masyarakat Indonesia masih berpikir bahwa komoditas impor itu mempunyai kualitas jauh lebih baik daripada produk lokal. Produk impor tersebut tak hanya berbentuk mesin atau spare part , tetapi produk makanan dan minuman.



Pengertian Generik Komoditas

Yang dimaksud dengan komoditas ialah hasil usaha. Berupa benda atau barang, nan bisa diukur, dilihat dan diraba. Berbeda dengan jasa, nan tak memiliki fisik perupaan, namun hanya bisa terukur dari kegunaan nan dirasakan.

Kriteria apa nan bisa dikategorikan sebagai barang komoditas? Bisa berupa apa saja dengan melalui berbagai sistem transaksi. Misalnya barang-barang impor melalui sistem trading , ataupun barang-barang ekspor melalui supplier , dan sebagainya.

Karena melibatkan sistem ekspor dan impor, maka komoditas nan diterima dan dikirim di kepabeanan sungguh sangat banyak setiap harinya. Karena itu diperlukanlah pengaturan, nan memunculkan berbagai Undang-undang dan anggaran ekspor-impor.



Pasar Komoditas di Indonesia

Pada umumnya, menyikapi barang-barang komoditas nan beredar dan ditransaksikan dalam skala besar tersebut, menjadikan roda perdagangan berputar. Dan otomatis roda ekonomi pun ikut menggeliat. Lama kelamaan dari proses tersebut menghantarkan global kepada era pasar bebas, atau ekonomi global. Akibat nan paling dirasakan pada saat era pasar bebas itu sudah mulai dilakoni, ialah Negara-negara kecil dan Negara-negara dengan kategori golongan ekonomi global kedua dan ketiga.

Perbedaannya terletak pada taraf respon dan kemapuan daya belinya. Apabila Negara golongan ekonomi global kedua, masih mungkin mampu buat menyikapi. Dengan stabilitas produksi dalam negeri nan masih kondusif, serta kemampuan daya beli masyarakat nan masih cukup baik. Efek dari ekonomi dunia dan pasar bebas tak terlalu lantas membuat ekonomi Negara tersebut terpuruk.

Lain halnya dengan Negara golongan ekonomi global ketiga. Mereka tak memiliki kondisi ekonomi dalam negeri nan kondusif, kemampuan daya beli masyarakatnya pun buruk. Sehingga sudah bisa dipastikan dampak dari ekonomi dunia dan pasar bebas membuat laju perekonomian Negara tersebut terpuruk.

Yang paling jelas contoh nyatanya ialah Indonesia. Indonesia dikatakan masih menempati kelompok pertama, dengan kondisi perekonomian dalam negeri nan cukup stabil, dan kemampuan daya beli masyarakatnya pun cukup bagus. Ditambah lagi komoditas dalam negeri terus memproduksi barang-barang dan produk baru.

Sehingga Indonesia mampu memerankan peranannya dengan baik, di pasar komoditas dunia. Dengan membolehkan barang komoditas impor masuk, namun juga aktif mengirimkan komoditas ekspor ke luar negeri pula. Sehingga terjadi ekuilibrium ekonomi nan signifikan.



Jenis Komoditas Impor

Adapun beberapa jenis komoditas impor nan cukup populer, nan masuk ke pabeanan Indonesia dari waktu ke waktu adalah:



Spare Part Mesin Pabrik Kelapa Sawit dan Pabrik Lain

Salah satu agen besar nan bergerak di bidang pengadaan spare part buat mesin pabrik kelapa sawit di wilayah Sumatera dan Kalimantan, dapat memasarkan produknya ke pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit nan banyak tersebar di area perkebunan Sumatera dan Kalimantan. Komoditas produk nan kebanyakan berasal dari Malaysia masih tetap disukai oleh konsumennya.

Seni marketing nan ulet, lincah, fleksibel, dan mampu melayani para klien besar dengan baik, niscaya akan tetap dicari. Selain spare part mesin, pasar komoditas impor buat permesinan masih terbuka sangat lebar. Mesin-mesin buat mengelola biji plastik atau pencetak cup plastik, masih diimpor dari daratan Cina, Taiwan, dan Jerman.

Hal ini bisa dibuktikan ketika ada pameran produk permesinan nan diadakan di Jakarta Convension Hall. Begitu banyak produk impor nan membanjiri setiap sudut ruang pameran. Produk lokal masih harus berjuang cukup keras agar dapat menyamai kualitas maupun harga produk-produk impor tersebut.



Sepatu

Adidas, Nike, dan Buccheri, ialah di antara banyak komoditas sepatu dengan merek impor nan sangat digemari di Indonesia. Kehandalan dan kenyamanan, walaupun harganya lebih mahal dari produk lokal, tetap membuat produk-produk tersebut diserbu para pembeli.



Makanan dan Minuman

Pasar komoditas impor makanan dan minuman lebih banyak buat produk berbahan dasar susu. Misalnya, keju, susu bubuk buat bayi hingga orang dewasa, yoghurt, ice cream , dan makanan kering lainnya. Susu dengan mutu tinggi masih diimpor dari New Zealand dan Australia. Coklat masih ada nan diimpor dari Swiss.

Gandum dan kacang kedelai nan notabene ialah bahan dasar pembuatan tempe dan tahu pun, masih diimpor dari Amerika. Kacang arab berbagai bentuk, kurma dan makanan berbahan dasar kurma nan diimpor dari negara Arab Saudi, sudah semakin banyak dan semakin digemari. Terutama, menyangkut oleh-oleh haji dan umroh.



Otomotif

Inilah salah satu bidang pasar komoditas impor nan peluangnya masih sangat besar. Mobil-mobil dan motor-motor sports protesis negara Eropa masih menjadi incaran. Spare partnya niscaya juga harus diimpor kalau ingin menjaga kualitas mesin. Global otomotif dalam negeri nan terus menggeliat membuat bisnis di bidang ini sangat menggiurkan. Mulai ban dengan ukuran R12-17, rem, dan oli, masih ada nan impor.



Komputer

Semakin banyaknya masyarakat nan melek komputer dan internet, kebutuhan barang-barang berkaitan dengan produk tersebut pun semakin meningkat. Nama-nama laptop keluaran Apple, Acer, Toshiba, dan lain-lain, terus menjadi raja di pasar komoditas produk ini. Produk lokal masih harus menghadapi berbagai hambatan teknis dan teknologi nan masih belum sempurna.



Peralatan Olah Raga dan Permainan Anak-Anak

Perhatikanlah peralatan olah raga nan banyak diiklankan di TV, kebanyakan berasal dari Korea, Cina, dan Amerika. Permainan anak-anak juga banyak nan berasal dari Cina. Produk lokal rona atau desainnya kadang kurang menarik. Harganya pun terkadang lebih mahal dari produk impor.



Dampak Sosial

Setiap isu stabilitas Negara, isu sosial, maupun isu ekonomi niscaya akan memiliki akibat pada perkembangan ekonomi. Karena itu menjadi hal nan wajar, apabila terdapat pula gejolak akibat sosial nan muncul dampak aktifitas pasar komoditas impor ini.

Berbagai akibat sosial bermunculan, dari nan sepele berupa gagap teknologi ( gaptek ) hingga pada gegar budaya ( culture shock ). Itu semua merupakan hal nan biasa dan wajar. Hanya saja tetap ada supervisi inheren dari pemerintah dan Negara terhadap sistem ekspor-impor nan melibatkan pasar komoditas tersebut.

Artinya jangan sampai justru barang impor nan masuk menjadi tuan di Negara Indonesia. Dan barang produksi dalam negeri justru tersingkirkan dan akhirnya wafat suri dampak kalah saing. Inilah akibat sosial nan harus selalu diwaspadai oleh pemerintah maupun para pengambil keputusan, dan para pakar serta pengamat ekonomi.

Kepada merekalah, Negara menggantungkan harap, buat mampu melindungi hak dan hajat hayati orang banyak. Terutama hak buat bisa hayati layak, termasuk di dalamnya ialah hal buat bisa memperdagangkan produksi dalam negeri sendiri di dalam Negara Indonesia nan dicintai ini.