Beratnya Perjuangan Hayati di Kota

Beratnya Perjuangan Hayati di Kota



Contoh dari Gubernur

Lihatlah apa nan dilakukan oleh gubernur Jakarta, Jokowi dan wakil gubernur Ahok. Suatu kerja keras nan patut dihargai. Mereka berusaha membuat Jakarta nyaman dan dapat dijadikan sebagai loka nan baik bagi semua orang. Namun apa nan kini sedang dialami oleh orang-orang nan tinggal di Jakarta memang bukan sesuatu nan dapat dijadikan hiburan. Pada saat musim hujan, Jakarta menjadi seperti lautan. Air di mana-mana. Jakarta seolah akan tenggelam. Tentu bukan suatu kehidupan nan patut dinikmati.

Mungkin saja masih ada orang nan mampu mengail rezeki disaat banjir besar melanda Jakarta. Kenyataannya ialah lebih banyak orang nan tak mampu bergerak lagi. Mereka terjebak banjir nan cukup dalam. Mereka bahkan harus mengungsi. Apa nan dapat diharapkan dari loka pengungsian. Emosi akan mudah tersulut sebab keletihan fisik dan kelelahan jiwa dan raga. Pada saat seperti ini, Jakarta memang terlihat menjadi sesuatu nan harus dihindari.

Namun, rasa sayang meninggalkannya, membuat penduduk Jakarta berupaya bertahan dalam setiap tantangan. Tidak hanya banjir nan merepotkan. Perjuangan orang Jakarta juga mengenai stagnasi dan berebut kue bisnis nan terkadang membutuhkan tenaga ekstra. Jokowi bersama dengan Ahok mencoba menjadi pemimpin nan baik dan terjun langsung ke rakyat. Mereka berupaya menjadikan dirinya sebagai bagian dari kerja keras mewujudkan Jakarta sebagai kota sehat dan kota pintar nan didambakan oleh semua orang.

Yang dibutuhkan bukan hanya kerja keras. Keinginan dan komitmen serta kerja keras tiada henti harus menyertai keinginan itu sendiri. Bila keinginan tak diikuti dengan kerja keras dan kerja sama, maka Jakarta akan tetap banjir dan macet. Sebagi ibukota negara, Jakarta niscaya akan disorot oleh global luar. Sekarang pun banyak sekali kerugian nan telah dialami oleh berbagai kalangan. Bisnis niscaya tersendat. Bila mencari makan pun susah, lalu bagaimana dapat bertahan hidup. Perjuangan di Jakarta memang sangat berbeda dengan perjuangan di loka lain.



Bekal Hidup

Orang dari daerah datang ke kota ini kebanyakan buat merantau, mengais rezeki, mencari rupiah, walau ada juga nan datang buat bersekolah (berkuliah). Perjuangan hayati di Jakarta boleh dikatakan kejam, penuh dengan persaingan buat mendapatkan pekerjaan. Nah, agar tetap dapat bertahan dan hayati di Jakarta, ada beberapa hal nan perlu Anda miliki.

Ada banyak bekal hayati buat dapat bertahan di Jakarta. Di antaranya:


1. Miliki keterampilan (Skill)
Ijasah mungkin perlu. Tapi memiliki keterampilan (skill) itu juga menjadi keharusan bagi mereka nan ingin bekerja mengais rejeki di Jakarta. Dengan memiliki keterampilan bidang tertentu, perusahaan nan ingin mempekerjakan Anda dapat lebih cepat mengambil keputusan. Atau kalau Anda ingin membuka usaha sendiri, tentu akan lebih mudah dan punya citra ketika Anda memiliki keterampilan atau skill eksklusif tersebut.

2. Andalkan jaringan
Jaringan ini bermakna pertemanan. Mungkin ada saudara, teman atau siapapun nan pernah dan sedang hayati di Jakarta. Anda dapat mengandalkan orang-orang ini misalnya buat mendapatkan informasi tentang perusahaan mana nan sedang membuka lapangan pekerjaan.

Atau dapat juga dapat misalnya ikut bekerja dulu pada perusahaan atau loka kerja teman dan saudara Anda tersebut. Jika sudah merasa dapat beradaptasi hayati di Jakarta, mungkin Anda dapat mencari alternatif pekerjaan nan sekiranya sinkron dengan keinginan Anda dan dapat mendatangkan penghasilan nan layak.

3. Jangan pernah putus asa
Ini nan penting, jangan sekali-kali pernah putus asa. Hayati di Jakarta memang penuh tantangan. Orang nan bergelar sarjanapun kadang susah mencari atau mendapatkan pekerjaan, apalagi nan hanya tamatan SMA. Untuk itulah mereka nan ingin berhasil hayati di Jakarta harus berbesar hati, jangan pernah putus asa. Kesulitan, masalah hayati di Jakarta niscaya akan datang. Tapi yakinlah bahwa solusi keluar dari masalah tersebut tetap akan dapat kita dapatkan.

4. Kerja keras
Kerja keras itu perlu. Anda tidak dapat bermalas-malasan hayati di Jakarta. Anda malas berarti Anda tidak mendapatkan hasil nan besar. Mungkin Anda hanya mendapatkan penghasilan nan sekedar cukup buat makan sehari-hari. Dengan kerja keras, insyallah Anda akan dapat mendapatkan rejeki nan cukup. Sebagai bekal misalnya ketika Anda nantinya pulang kampung, dapat memberikan sebagian penghasilan Anda tersebut bagi orang tua, saudara atau tetangga-tetangga terdekat Anda.

5. Hemat
Di Jakarta, Anda juga mesti hemat. Sebab harga-harga pastilah jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga di kampung halaman. Untuk itu agar penghasilan nan Anda dapatkan dapat ditabung, maka tidak ada langkah nan mesti dilakukan selain berhemat. Membelanjakan uang sinkron dengan kebutuhan saja, bukan sinkron dengan keinginan dan nafsu belaka.



Beratnya Perjuangan Hayati di Kota

Hampir setiap orang selalu mempunyai impian akan indahnya hayati di kota. Dari impian itulah, maka setiap tahun saat usai lebaran, makin banyak orang nan datang ke kota buat mengadu nasib. Padahal perjuangan buat hayati di kota besar tidaklah mudah. Begitu kompleksnya masalah hayati di perkotaan harus menjadi pelajaran berharga bagi mereka nan akan datang ke kota. Mental baja saja terkadang malah kurang cukup.

Daya Tarik Kota Jakarta
Kota besar seperti Jakarta merupakan tujuan dari setiap pendatang darimana pun mereka berada. Begitu menariknya kota Jakarta membuat siapapun ingin mendaftarkan namanya di kota ini. Kota Jakarta bukan saja menjadi pusat pemerintahan. Kota Jakarta telah menjadi pusat dari berbagai sendi kehidupan masyarakat terutama di bidang ekonomi. Hal ini disebabkan oleh besarnya perputaran uang nan ada di kota Jakarta.

Selain citra nan latif akan kota Jakarta, hal lain nan membuat semakin banyak orang tertarik buat hadir di kota ini ialah sebab pengalaman berhasil nan mereka dengar. Setiap tahun sanak saudara nan bekerja di kota Jakarta niscaya berusaha menyempatkan diri pulang kampung, atau istilah kerennya mudik. Saat mudik inilah, ajang pamer berlangsung. Dari ajang inilah makin banyak orang nan melihat sisi menariknya kota Jakarta. Padahal mereka semua tak tahu bahwa perjuangan hayati di kota sebesar Jakarta sangatlah sulit.

Gemerlap kota Jakarta telah membutakan setiap orang nan ada di desa. Impian akan indahnya hayati di kota semakin membakar angan-angan buat datang saat kesempatan tiba. Maka ketika kesempatan itu datang, tidak akan disia-siakan begitu saja. Saat ajakan ke kota terlontar, tas dengan isi barang seadanya pun segera disiapkan buat bekal datang ke kota besar Jakarta. Inilah awal babak perjuangan hayati nan sebenarnya.

Persaingan Berat di Kota Jakarta
Saat tiba di kota Jakarta, jelaslah sudah bahwa impian tidak seindah kenyataan. Perjuangan hayati nan berat disertai dengan berbagai tantangan harus dihadapi. Tak sedikit nan kemudian menyerah dan jatuh ke rimba Jakarta. Hayati keras di Jakarta layaknya hayati di dalam hutan dengan hukum alamnya, nan kuatlah nan akan bertahan.

Lapangan pekerjaan juga menjadi salah satu masalah primer di kota besar Jakarta. Bagi mereka nan datang dari desa, tentu bekal nan dibawa tidaklah cukup buat memperoleh pekerjaan. Tanpa pekerjaan, hayati layak akan raib tidak bersisa. Akhirnya, menjadi gelandangan dan partikelir menjadi salah satu tujuan akhir nan tentu sangat tak menyenangkan banyak pihak.

Selain pekerjaan, persaingan berat lainnya nan turut menyumbangkan kesulitan dalam perjuangan hayati ialah masalah loka tinggal. Semakin sempitnya ruang nan ada di Jakarta membuat sudut-sudut kota menjadi salah satu solusi loka tinggal. Memangtempat nan kurang layak dan siap dihancurkan oleh aparat nan tinggal menunggu perintah atasan saja.

Sudah saatnya perjuangan hayati nan berat di kota disingkirkan jauh-jauh dari impian semu. Saatnya membangun desa dengan kemampuan nan dimiliki akan jauh lebih bermakna. Desa pun bisa memberikan kehidupan layak bagi mereka nan mau bekerja keras dengan kesungguhan hati.