Hewan nan Terinfeksi
Sapi merupakan hewan ternak nan populer di berbagai negara. Selain dapat dimanfaatkan dagingnya, hewan bertubuh besar nan satu ini juga memiliki kulit nan bermanfaatkan buat bahan kerajinan. Salah satu jenis sapi menghasilkan susu nan terkenal ke seluruh penjuru dunia. Bahkan, di India sapi merupakan hewan kudus umat Hindu nan sangat dihormati masyarakatnya.
Hewan berkaki empat ini menjadi hewan ternak favorit masyarakat Indonesia sejak dulu, meski sekarang hanya dapat ditemui di pedesaan. Perawatannya nan tergolong mudah dengan makanan nan tersedia di hutan atau kebun, membuat orang desa memilikinya sebagai mal nan berharga.
Sama halnya dengan hewan lain, sapi juga memerlukan perawatan eksklusif agar tak terjangkit penyakit. Meski demikian, penyakit eksklusif tetap menyerang binatang ini sebab disebabkan oleh berbagai faktor. Penyakit tersebut berupa penyakit ringan di kulit hingga penyakit berbahaya nan dapat mengancam manusia. penyakit bahaya nan sempat menghebohkan seluruh global ialah penyakit sapi gila.
Berkenalan dengan Penyakit Sapi Gila
Beberapa tahun nan lalu tepatnya di sekitar tahun 2003, kita dikejutkan dengan maraknya pemberitaan tentang penyakit sapi gila ( mad cow ) nan banyak memakan korban. Walaupun sebenarnya telah lama diketahui, penyakit ini pertama kali ditemukan di Inggris pada tahun 1985. Namun di tahun 2003 itu hampir seluruh global dilanda penyakit sapi gila ini termasuk di Amerika, negara nan merupakan produsen besar daging sapi. Sebenarnya apakah penyakit sapi gila ini?
Sapi gila dalam bahasa ilmiah dinamakan dengan Bovine Spongiform Encephalopathy. Penyakit ini disebabkan oleh Prion (Proteinaceuous infections Particles) nan merupakan suatu protein tanpa asam nukleat bersifat infektif. Penyakit ini sangat berbahaya sebab bisa menyerang manusia atau disebut juga dengan Subacute Spongiform Encephalopathy. Apalagi, prion penyebab penyakit ini tahan terhadap panas dan formalin.
Penyakit ini sangat berpotensi menyerang manusia di berbagai negara sebab daging sapi menjadi bahan makan nan disukai di seluruh dunia. Bahkan, bukan hanya dagingnya. Olahan dari sari daging sapi sebagai penyedappun menjadi salah satu kunci kelezatan kuliner berbagai negara. Tak heran jika warta mengenai bahaya sapi gila menjadi sangat menghebohkan. Bahkan, beberapa negara mulai membatasi impor daging sapi dari Amerika.
Amerika tergolong ke dalam negara pemasok daging sapi terbesar nan melakukan ekspor ke Indonesia, Korea, Kanada, Meksiko, Rusia, Hongkong, dan Vietnam. Namun, sejak ditemukannya kasus sapi gila pada peternakan di Amerika tahun 2003, beberapa negara termasuk Indonesia melakukan restriksi impor daging sapi dari Amerika. Menanggapi kasus tersebut, pejabat Departemen Pertanian Amerika segera meyakinkan konsumen buat tak menghkawatirkannya.
Pejabat Departemen Peternakan Amerika menyatakan bahwa penyakit sapi gila atau nan biasa disebut mad cow ini tak tertular melalui susu. Selain itu, daging nan terkena sapi gila juga tak masuk jalur pasokan makanan. Untuk memastikan keamanan daging sapi impor Amerika, pemerintah Amerika setiap tahunnya memeriksa sekitar 40.000 sapi.
Meski telah meyakinkan importir dan konsumen, perusahaan dari Korea tetap menghentikan impor dari Amerika. Hal ini dilakukan sebab alasan kekhawatiran konsumen. Sedangkan Meksiko tetap menerima impor daging sapi dari AS. Jepang hanya melakukan restriksi usia ternak sapi nan akan masuk ke Jepang. Sedangkan, 24 negara lain menghentikan impor daging dari AS. Kasus ini membuat ekspor daging sapi Amerika anjlok hingga 3 Milyar dolar.
Setelah enam tahun, ekspor daging sapi Amerika mulai membaik. Sepanjang tahun 2011, Amerika telah melakukan ekspor daging sapi ke negara-negara Asia hingga mencapai Rp.48,6 Trilyun. Angka ini tentu sinkron dengan kebutuhan daging sapi negara-negara Asia. Namun, tahun 2012 kembali ditemukan kasus sapi gila di peternakan di California, hal ini lantas membuat negara Indonesia berhenti menerima impor daging dari Amerika.
Terhitung sejak tanggal 24 April, Indonesia berhenti menerima daging sapi dari AS. Hal ini dilakukan buat menjaga keamanan konsumen dan sebagai tindakan pencegahan. Mengingat, sejak tahun 1986 penyakit sapi gila ini telah menelan korban hingga 150 orang dan 184.000 ternak di seluruh dunia. Tindakan ini akan terus dilakukan hingga Amerika benar-benar higienis dari kasus sapi gila.
Hewan nan Terinfeksi
Meski penyakit ini dinamakan dengan penyakit sapi gila atau mad cow, ternyata beberapa hewan juga berpotensi tertular penyakit ini. Hewan nan terkena infeksi penyakit sapi gila ini kebanyakan ialah hewan-hewan ternak dari keluarga Ruminansia yaitu babi, kerbau, domba dan kambing. Pada sapi, penyakit ini sering saat sapi berusia tiga hingga lima tahun.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus nan menyerang pada otak dan sumsum tulang belakang sapi. Meski penyakit ini diderita hewan ternak, manusia juga berpotensi tertular hingga menyebabkan kematian. Tidak heran jika kasus penyakit mad cow menghebohkan dunia.
Resiko pada manusia terjadi bila manusia tersebut mengkonsumsi jaringan otak atau tulang belakang binatang ternak nan terkena mad cow ini. Untuk melakukan pencegahan, pemerintah membuat kebijakan buat menghentikan atau membatasi impor daging dari negara nan berpotensi terjangkit sapi gila ini. Kasus ini merebak dengan cepat sebab termasuk dalam jenis penyakit menular. Berikut ialah cara penularannya.
Cara Penularan Virus Sapi Gila
Berdasarkan penelitian dan pengalaman terhadap hewan nan terkena penyakit sapi gila ini, ternyata penularan nan terjadi sering kali disebabkan karena:
1. Makanan
Daging atau tulang hewan nan telah terinveksi penyakit sapi gila diberikan sebagai makanan tambahan bagi hewan nan masih sehat. Hal tersebut bisa berakibat fatal sebab hewan nan masih sehat tersebut dapat tertular.
2. Kandang
Kandang, termasuk peralatannya dapat menjadi wahana penyebaran penyakit sapi gila ini. Hewan nan sudah terinfeksi apabila disatukan dalam kandang nan sama bisa menular ke hewan lainnya. Begitu pula dengan peralatannya. Bila digunakan bergantian dengan hewan nan sudah terinfeksi maka dapat menular ke hewan lainnya.
3. Transportasi
Kendaraan transportasi juga bisa menjadi wahana penularan. Oleh sebab itu jangan mencampur hewan nan sudah terinfeksi dalam satu kendaraan pada saat hendak diangkut, sebab hewan nan masih sehat bisa tertular.
4. Kehamilan
Induk nan sedang hamil bila terkena penyakit sapi gila, maka hampir dapat dipastikan anaknya pun akan terinfeksi pada saat lahir. Hal ini disebabkan sebab virus sapi gila menyerang ke dalam tubuh si induk dan juga bersarang pada tubuh anak nan sedang dikandungnya.
Gejala Sapi Gila
1. Depresi
Hewan ternak sering melakukan gerakan-gerakan aneh, terkadang militan atau justru super pasif.
2. Produktivitas Susu Menurun
Hati-hati dengan hewan ternak nan biasanya produksi susunya melimpah lalu tiba-tiba menurun drastis. Dapat jadi hewan tersebut terkena penyakit sapi gila.
3. Ambruk
Ciri penyakit sapi gila nan paling mudah terdeteksi ialah ambruknya hewan tersebut secara tiba-tiba tanpa ada penyebab apapun.
4. Kejang-Kejang
Hewan nan positif terkena penyakit sapi gila ini gerakannya seperti tak teratur, tak terkoordinasi, daun telinganya bergetar-getar, bahkan melakukan gerakan seperti kejang-kejang.
5. Hiper Saliva
Ciri berikutnya ialah keluarnya air liur terus menerus. Mulut hewan ternak nan terkena penyakit sapi gila ini terlihat berbusa dan berbuih di bagian moncongnya sambil mendengus-dengus tidak karuan. Sebaiknya berhati-hati dengan busa dan air liurnya ini sebab dapat menularkan penyakit.